Kamis, 01 Desember 2011

Prof. Yusny Saby, MA PhD : “Tidak ada teroris di Aceh."

(Banda Aceh, acehloen-sayang.co.cc) – Dalam sebuah acara diskusi public yang bertajuk, “Teroris, Politik, dan Islam di Aceh” yang digelar Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry, di Asrama Haji Banda Aceh, Selasa (29/11). Guru Besar IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Yusny Saby, MA PhD membantah anggapan sejumlah kalangan di luar Aceh yang menganggap Aceh sebagai sarang teroris.

“Tidak ada teroris di Aceh. Hanya ada kelompok dari luar yang memanfaatkan Aceh. Jadi salah jika ada yang mengatakan Aceh sarang teroris. Tidak benar itu. Aceh bukan sarang teroris. Karena masyarakat Aceh sudah jera dengan aksi teror di masa konflik panjang yang pernah terjadi di Aceh. Jadi tidak mudah untuk dipengaruhi”, kata Yusny Saby.

Adapun mengenai peristiwa penyergapan lokasi pelatihan teroris yang melibatkan beberapa warga Aceh, di pegunungan Jalin, Jantho, 2010 yang lalu, Yusny berpendapat, keterlibatan para pemuda Aceh saat itu, awalnya karena dijanjikan akan dikirim untuk berjihad ke Palestina.

“Anak-anak Aceh ikut berlatih. Namun karena tidak gampang bisa ke Palestina, akhirnya anak-anak Aceh itu pun dialihkan ke hal-hal lain dan tidak bisa menolak, sehingga akhirnya terjadilah aksi tersebut”, ujarnya.

Meski menyatakan tidak ada teroris di Aceh, Yusny Saby mengaku bahwa aksi teror bisa saja muncul di Aceh. Faktor pemicunya antara lain, karena ketidakpuasan masyarakat terhadap prilaku kaum elit yang tidak memihak kepada masyarakat. Bisa juga dipicu oleh buruknya pelayanan birokrasi kepada masyarakat, baik dari pemerintahan, rumah sakit, TNI, maupun Polri. “Pelan-pelan rasa tidak puas dan kekecewaan itu, bisa terakumulasi sehingga menimbulkan hal yang tidak baik dan mudah dipengaruhi”, ujarnya.

Namun, mantan ketua Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRA) ini mengingatkan bahwa, teror dan teroris adalah dua kata yang punya makna berbeda. “Mengapa saya memisahkan antara teror dan teroris? Karena teror timbul oleh adanya ketidakpuasan. Misal, seorang bawahan tidak puas dengan perlakuan atasannya kemudian meneror atasannya. Sedangkan teroris itu sudah memiliki idiologi atau sikap, terorganisir, berkelompok dengan paham-paham dan sifat tertentu yang dianut”, jelas Yusny Saby. (Doen Fahry/acehloen-sayang)
Share on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Aceh Loen Sayang 2011