• Muqawamah Islamic Media
  • Muqawamah Islamic Media
  • Muqawamah Islamic Media

Jihad Zone

Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami Hafizhahullah adalah salah seorang anggota Dewan syura Jabhah Nushrah... Read More

Mengagungkan (Hukum) Haramnya Darah Kaum Muslimin
Motif dari kalimat singkat ini untuk kalian adalah apa yang sering kami dengar dan yang sering didengar... Read More

Jauh sebelum Pentagon menemukan MOUT, kepanjangan dari Military Operation on Urban Terrain atau suatu... Read More

Dan hukum ini (yakni aturan pembelaan) atau dengan kata lain al-jihad banyak dibahas dalam kitabullah... Read More

Akidah

Al Wala' Wal Bara', Kunci Sempurnanya Tauhid
Persoalan Al-Wala’ dan Al-Bara’ ini adalah persoalan yang sangat penting. Kita lihat banyak kaum muslimin melakukan... Read More

Ada sebuah syirik yang paling besar saat ini, namun paling luput pula dari umat Islam, yaitu SYIRIK HUKUM... Read More

[Sangat Berharga]
Kisah tersebut mengandung berbagai makna iman yang tinggi. Juga, terdapat kaitan erat dengan realita dan kehidupan kita dewasa ini... Read More

Terjemahan Pesan Audio Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami , Bag.2

Minggu, 16 Maret 2014


بسم الله الرحمن الرحيم

Berikut ini kami terbitkan terjemahan bagian kedua pesan audio Syeikh Abdullah Asy-syami Hafizhahullah, beliau adalah anggota dewan syura dan anggota dewan syariah pusat Jabhah Nushrah, yang berjudul :
لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ
(Dan hendaknya kalian menerangkannya kepada manusia dan jangan menyembunyikannya) (QS.3: 187).

Beliau menyingkap dan mengungkap perkara-perkara krusial pada konflik internal mujahidin di suriah yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dari kaum muslimin.
TERJEMAHAN PESAN AUDIO SYEKH ABU ABDULLAH ASY-SYAMI Hafizhahullah

(Bagian kedua)
(Syaikh Abu Abdullah Asy-syami berkata : Dan berikut ini diantara kumpulan ringkasan kejahatan-kejahatan yang menonjol yang dilakukan Jamaah Daulah dan bentuk-bentuk permusuhannya sejak diumumkannya di Syam, yang jelas kami alami dan kami sebagai saksi atasnya) :
Kelima : Berperilaku curang saat berselisih
Hanya di karenakan seseorang menyelisihi dan menasehati mereka meski ilmu dan kedudukannya maka mereka akan berusaha menjatuhkannya dengan berbagai cara, walaupun sebelumnya orang (yang memberi nasehat -pent) itu mereka sanjung-sanjung. Dan hal itu terjadi berulang-kali pada sejumlah tokoh Jabhah Nushrah, dan Syekh Aiman Azh-Zhawahiri Hafizhahullah, begitu pula terhadap Dr.Iyadh Qunaibi, dan juga para tokoh lainnya di saat mencuatnya fitnah yang pertama seperti terhadap syekh Abu Sulaiman Al-Muhajir, dan banyak lagi lainnya. Sebagai contoh mereka sebelumnya memuji syaikh Aiman Azh-Zhawahiri, dan berulang kali menyatakan pentingnya untuk mendengar dan taat pada beliau, bahkan menganggap berdosa siapa saja yang tidak bergabung dengan tandzim Al-Qaeda, itu tidak lain dikarenakan karena sanjungan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri dalam beberapa khuthbah beliau terhadap jamaah daulah, sebelum tampak jelas perihal mereka di hadapan belaiu.
Tatkala syaikh Aiman Azh-Zhawahiri mengirimkan keputusan yang menyelisihi keinginan mereka, maka mereka menggelarinya dengan “syaikh sykes picot”, dan mereka mulai mengkritik beliau soal penyimpangannya dalam hal syariat dan manhaj. Demikian juga apa yang mereka lakukan terhadap syaikh Sulaiman Al-'Ulwan- semoga Allah membebaskannya- sebelumnya mereka menyatakan bahwa beliau termasuk ulama rabbani yang tegas dalam hal kebenaran, namun ketika beliau menyeru mereka untuk komitmen terhadap keputusan pimpinan umum Al-Qaeda, mulailah upaya untuk menjatuhkan dan menuduh beliau dengan “orang yang jauh dari realita” dan bukan ulama tsughur (yang ribath di perbatasan).
Demikian juga apa yang mereka lakukan terhadap dua syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi dan Abu Qatadah Al-filistini-semoga Allah membebaskan keduanya- inilah perihal mereka terhadap siapa saja yang menyelisihi hawa nafsunya.
Keenam : Ingkar janji dan khianat
Pengkhianatan mereka yang paling terkenal adalah apa yang mereka lakukan di daerah ra’I perkampungan Alleppo, di mana dua orang dewan syariat mereka masuk ke tempat Liwa' Tauhid dengan meminta jaminan keamanan sebagai utusan yang akan melakukan perjanjian damai, bahkan Liwa' Tauhid menempatkan orangnya di pihak daulah sebagai jaminan untuk lebih meyakinkan, kemudian daulah melakukan 3 pengkhianatan di sini ; di mana 2 orang dewan syariat tersebut meledakkan dirinya di tengah para petinggi Liwa' Tauhid, ini adalah pengkhiatan pertama, karena utusan tidak boleh membunuh ataupun dibunuh, kemudian sekelompok orang dari pihak daulah menyerbu tempat ini, dan ini adalah pengkhianatan kedua, selanjutnya pihak daulah membunuh orang Liwa' Tauhid yang jadi jaminan yang ditahan di pihak daulah, kemudian membuang jasadnya di campur dengan bangkai anjing, dan ini adalah pengkhianatan ketiga. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “bagi tiap-tiap pengkhianat ada benderanya pada hari kiamat, yang bisa di kenali, ini adalah pengkhianatan si fulan”. Hadits riwayat muslim.
Ketujuh : Membatalkan perjanjian dan kesepakatan
أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan Setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman”. (QS.Albaqarah : 100).
Al Baghdadi sudah mengambil sumpah dari para tokohnya agar komitmen memegang janji seraya berucap :”jika datang putusan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri yang memenangkan Jabhah Nushrah, aku akan cium kepala para komandan syam (Jabhah Nushrah) dan melakukan sujud syukur karena telah hilang tanggung jawab yang ada di pundakku”. Adapun wakilnya yakni Al Anbari (Abu Ali Al-Anbari) pernah berkata pada syaikh Al-Jaulani, “kami berjanji pada kalian jika datang putusan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri yang memenangkan pihak Jabhah Nushrah, maka kami semua adalah Jabhah Nushrah”.
Belum lagi di tambah pembatalan perjanjian pihak daulah terhadap qiyadah Jabhah Nushrah yang menjadi mediator penyelesaian konflik antara daulah dengan faksi-faksi jihad lainnya kala krisis terakhir di hamah, saraqib, ghabatifar Allepo, darkus, danaa, katibah syaikh sulaiman, masfal ali Allepo dan tempat-tempat lainnya yang sangat banyak.
Kami di sini menyebutkan salah satu contoh saja, ketika Jabhah Nushrah turut menyelesaikan konflik antara jaisy mujahidin dengan pihak daulah, agar wilayah syaikh sulaiman di serahkan pada Jabhah Nushrah maka pihak daulah menggempur tempat tersebut dengan senjata artileri dan mortar caliber 57 mm dari dalam katibah syaikh Sulaiman.
Kedelapan : Menarik mundur pasukan dari front melawan Nushairiyyah
Pada permulaan krisis yang terakhir seorang komandan terkenal daulah memberikan perintah umum lewat saluran HT untuk menarik mundur pasukan dari semua front pertahanan di wilayah Allepo, dan tatkala seorang komandan Jabhah Nushrah mengingatkan mereka perihal hak-hak ALLAH dan kehormatan kaum muslimin ia menjawab, “Kami akan menarik mundur pasukan dan biarlah pasukan Nushairiyah memasuki Allepo dan menodai kehormatan-kehormatan hingga kami melihat apa yang akan diperbuat oleh kelompok jihad yang lain”.
Kemudian mereka (Jamaah Daulah) mengancam menarik mundur pasukan dari beberapa tempat ribath melawan rezim Nushairiyah melalui pesan audio resmi, dan tidak berselang lama merekapun merealisasikan menarik mundur pasukan dari banyak titik yang berbatasan langsung dengan rezim Nushariyah, seperti daerah syaikh sa’id dan hamtoman tanpa memperdulikan bahaya yang bakal mengancam kaum muslimin secara umum di wilayah Allepo dan lainnya.
Kesembilan : Taqiyah
Mereka seringkali menyatakan tazkiyah (rekomendasi) nya terhadap kelompok-kelompok jihad lain dalam banyak kesempatan di majlis-majlis yang diadakan dengan kelompok tersebut, namun setelah keluar dari majlis tersebut dan berkumpul dengan sesama anggota Jamaah Daulah, mereka mengatakan kebalikan dari apa yang sudah diumumkan sebelumnya.
Contohnya adalah majlis terbatas yang diadakan dengan jamaah Ahrarusy-syam, Al-Adnani menegaskan akan lurusnya tujuan mereka (Ahrarusy-syam-pent) dan bersihnya manhaj mereka, lalu berkatalah seseorang dari Ahrar Asy-syam “Alangkah baiknya jika anda merilis pernyataan tersebut”, maka Al-Adnani beralasan dan keberatan untuk melakukannya karena khawatir akan dijatuhkan oleh para prajuritnya dan tidak didengar lagi, lalu tahukah anda apa yang kira-kira yang akan dia sampaikan kepada para prajuritnya??
Kesepuluh : Sumpah palsu
Salah-seorang komandan mereka bersumpah dengan sumpah yang kuat untuk tunduk terhadap keputusan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri jika datang keputusan tersebut, sampai akhirnya diputuskan bahwa Jabhah Nushrah terpisah dari daulah dan daulah kembali ke Irak, padahal Al-Adnani pernah berkata ,”Aku bersumpah kepada ALLAH jika datang keputusan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri maka kami akan komitmen dengannya”, dan faktanya mereka tidak komitmen sedikitpun.  
Contoh lainnya, mereka bersumpah tidak menculik Abu Saad Al-Hadhrami dan tidak mengetahui keberadaanya, padahal dia tengah ditawan oleh mereka kemudian mereka membunuhnya.
Kesebelas : Melindungi (membekingi) orang yang harusnya dijatuhi hukum had
Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, “ALLAH melaknat orang yang melindungi seseorang yang seharusnya dijatuhi hukum had”. (HR.muslim).
Adapun kata muhdits sebagaimana diterangkan para ulama adalah seseorang yang suatu perbuatan yang wajib dijatuhi hukum had kemudian dia berlindung kepada orang yang mau membekinginya. Contoh dari hal ini adalah mereka (Jamaah Daulah) melindungi seorang yang mencuri harta Jabhah Nushrah yang sangat banyak bahkan kemudian menunjuknya sebagai gubernur dier-zur, demikian juga gubernur mereka di kota Raqqah, sungguh dipundaknya ada kejahatan-kejahatan yang tidak mengetahuinya kecuali ALLAH berupa penyiksaan, pembunuhan kepada muslimin awam bahkan terhadap mujahidin, dan berita tentang Abu Saad Al-Hadhrami tidaklah jauh dari kalian.
Demikian juga gubernur di Saahil, dan sudah jelas perkataanya “Sungguh aku akan menerapkan hukum rimba”, dia telah banyak memerangi banyak jamaah dan individu, sebagaimana yang dilakukan “Liwa Daud”, dimana mereka membunuh dua orang anggota Hai-ah syar’iyah di kota Binnis, lalu mereka membai’at Jamaah Daulah dihari yang sama.

Keduabelas : Berlonggar-longgar dalam perkara yang aslinya harus ketat
Seperti fatwa “Tatarrus”, dimana para ulama membolehkannya dengan ketentuan dan syarat yang sangat ketat sementara Jamaah Daulah membolehkan menggunakannya menargetkan kaum muslimin di berbagai kampung, seperti kota Altar, rif Atarif, wawiz, tel afar dan banyak lagi yang lainnya, dengan dalih tatarrus terhadap Shahawat ditempat tersebut. (caatatan : Shahawat adalah sebutan untuk gerakan kebangkitan sekuler –pent). Maka mereka membombardir kampung-kampung kaum muslimin dengan senjata artileri, mortar dan tank.
Demikian juga berlonggar-longgar dalam perkara Amaliyah Istisyhadiyah (operasi mencari syahid- pent). Pada dasarnya ini digunakan untuk target orang kafir dan dengan ketentuan-ketentuan syar’i yang ketat, sementara Jamaah Daulah mencampakkan tentaranya untuk membunuh kaum muslimin dengan klaim bahwa mereka adalah shahawat, seperti peledakan pos Ahrar Asy-syam di kampung Ro Hamdan, mereka membunuh 13 orang mujahid, sementara di tempat lain mereka melakukan bom bunuh diri dan tidak ada mengenai sasaran kecuali pelakunya saja, seperti yang terjadi di kafar nuran.
Sebelum kami tinggalkan poin ini, kami tampilkan perkataan syaikh Athiyatullah –semoga ALLAH menerimanya, yang berjudul “Ta’zhimu hurmatil muslimin” (Agungnya kehormatan darah muslimin) beliau berkata, “wajib bagi para komandan mujahidin untuk tidak berlaku curang dan mengirim pelaku istisyhadiyah ke target-target yang masih samar dan meragukan, ini tidak dinasehatkan sama sekali. Selanjutnya bagi para pelaku istisyhadiyah jika dia melakukan operasi syahid tanpa pengkajian yang mendalam terhadap target dan tanpa bashirah maka dia ceroboh, tercela, dan akan diberi hukuman oleh ALLAH Ta’ala sebagai ganti dari memperoleh syahadah, dan siapakah diantara kita yang rela akan hal tersebut”. Sampai disini perkataan syaikh Athiyatullah Rahimahullah.
Telah tersebut dalam hadits shahih “Barangsiapa yang diberi fatwa tanpa ilmu maka dosanya bagi yang memberi fatwa, dan barangsiapa yang menunjukkan bagi saudaranya pada suatu perkara sementara dia tahu bahwa kebenaran ada pada selainnya sungguh dia mengkhianatinya”.
Ketigabelas : Tipu daya
Hal itu tidak terbatas pada faksi-faksi jihad lainnya, bahkan sampai kepada tentara-tentaranya sendiri, dimana Jamaah Daulah mengelabui tentaranya bahwa akan menyerang PKK (Partai komunis Kurdistan) sementara rupanya mereka diarahkan untuk menyerang Ma’had milik Liwa Tauhid di Allepo. Dan di Dier-zur mereka mengirim para pelaku bom bunuh diri ke markas Jabhah Nushrah dimana mereka mengelabui para pelaku dengan mengatakan akan menyerang shahawat murtad.
Keempatbelas : Membunuh para mujahidin terbaik dan komandan-komandannya dan mengancam lainnya yang tersisa
Contohnya seperti pembunuhan terhadap syaikh Abu Khalid As-suri, Abu Saad Al-Hadhrami, Abu Royyan, Muhammad Faris, dan Abu Ubaidah Al-Binsyi- semoga ALLAH menerima mereka semua.
Sebagai bentuk komentar dari penjelasan Jamaah Daulah yang terakhir seputar terbunuhnya Syaikh Abu Khalid As-suri apa yang mereka sebutkan dalam penjelasan itu tidak menampik bahwa merekalah yang tertuduh pelakunya, bahkan hal tersebut jelas terungkap dalam banyak statemennya bahwa mereka mengumumkan perang secara total kepada Jabhah Islamiyah meskipun para pemimpin mereka tidak memerintahkan dan tidak dimintai perintah alangkah baiknya jika mereka membawa pelaku ke mahkamah syar’iyyah dan memberlakukan peradilan islam pada pelaku tersebut. Kalau mereka mengatakan tidak memerintahkan untuk membunuh syaikh abu Khalid- sebagaimana yang mereka sangka- sungguh mereka telah mendorong dan memprovokasi tentaranya untuk menyerang jabhah islamiyyah ; para pemimpin dan tentaranya, dan syaikh abu Khalid tidak lain adalah salah satu pemimpin jabhah islamiyyah dan bahkan yang paling terkenal, bahkan sebelumnya mereka telah berulang kali mengancam bunuh beliau, dengan cara yang persis sama bagaimana belaiu di bunuh. Siapakah selain daulah yang mengirimkan pelaku bom bunuh diri kepada markas-markas faksi-faksi jihad di kancah syam???? Bahkan bayan mereka benar-benar tidak ada rasa kasian pada syaikh abu Khalid as suri taqabbalahullah, dan perlu diketahui di sini bahwa daulah sebelumnya juga mengerahkan para intelijennya untuk membunuh para tokoh Jabhah Nushrah dan Jabhah Islamiyah dan kami punya pengakuan dan kesaksian yang panjang dalam soal ini.
Kelimabelas : Merampas hak-hak faksi jihad lainnya
Sudah jadi kebiasaan Jamaah Daulah jika bergabung dengan faksi lain dalam operasi jihad, mereka menguasai ghanimah dan merampas hak-hak faksi lainnya, sebagaimana yang terjadi dalam operasi melawan rezim nushairiyah di Raqqah, di mana mereka merampas 5 tank dan tidak membaginya sedikitpun pada faksi lain yang turut dalam operasi tersebut. Sebagaimana mereka berulang kali melakukan intimidasi dan penyerangan terhadap faksi-faksi jihad yang kecil dan merampas harta, melucuti senjata dan merampas markas mereka. Sebagaimana yang terjadi di kota syadadi di mana mereka menyerang markas ahrar syam dan melucuti senjatanya, juga hal yang sama mereka melakukan di hari berikutnya terhadap Jabhah Nushrah .
Keenambelas : Menolak tunduk pada mahkamah islam
Jamaah Daulah selalu menolak untuk berdamai atau bertahkim pada mahkamah islam padahal mereka adalah pelaku pelanggaran yang mesti di tuntut dalam kasus-kasus yang ada. Ini adalah point penting yang akan kami paparkan dalam kesempatan mendatang.
Ketujuhbelas: Menyerang kelompok jihad lain di front ribath dan kancah-kancah jihad yang ada
Sebagaimana yang mereka lakukan terhadap personel tentara Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam saat mereka ribath di hasakah melawan PKK (partai komunis Kurdistan). Juga serangan yang mereka lakukan pada Liwa Tauhid saat mereka ribath melawan rezim nushairiyyah.
Kedelapanbelas : Ghuluw (melampaui batas)
Ada berbagai macam potret ghuluw yang ada pada mereka, di antaranya adalah ghuluw dalam hal takfir. Jika dahulu khawarij mengkafirkan dengan kabair (dosa-dosa besar), maka Jamaah Daulah mengkafirkan dengan sesuatu di bawah tingkatan kabair bahkan mengkafirkan dengan yang bukan dosa sekalipun dari perkara-perkara mubah bahkan perkara taat. Berkata Syaikhul islam Ibnu Taimiyah : ”pokok keyakinan khawarij adalah mengkafirkan dengan dosa besar, dan meyakini sesuatu yang bukan dosa dengan dosa”, beliau juga berkata,”khawarij memiliki dua ciri khusus yang membedakan mereka dengan kaum muslimin dan imam-imamnya, pertama, mereka keluar dari sunnah dan meyakini sesuatu yang bukan dosa diyakini sebagai dosa atau yang bukan kebaikan di yakini sebagai suatu kebaikan.” 

Jamaah Daulah hari ini menggeneralisir hukum kafir pada siapa saja yang duduk bersama orang kafir tanpa meneliti terlebih dahulu, terlebih duduk dengan orang kafir pada dasarnya bukanlah sebuah kekafiran, dan sekedar duduk bersama mereka bukanlah suatu dosa. Termasuk sikap ghuluw mereka adalah mengkafirkan berdasar sangkaan, kemungkinan dan konsekuensi.
Mereka menghukumi kejadian saat ini berdasar pada kemungkinan yang akan terjadi pada waktu mendatang, dengan praduga sifatnya. Maka suatu kelompok yang ke depannya berpotensi dan berpeluang menjadi shahawat, mereka menghukuminya hari ini dengan shahawat meski belum terjadi. Ini juga sudah berlalu, adapun sekarang mereka menghukumi siapa saja yang menyelisi mereka dan menyerang mereka dengan vonis shahawat, meski kelompok tersebut melawan dalam rangka mencegah kedzaliman mereka yang sudah merata pada semua kelompok. 

Mereka menghalalkan darah mujahidin, sebagaimana yang di alami oleh Jabhah Islamiyah dan faksi lainnya juga yang terakhir yang di alami oleh Jabhah Nushrah. Sebagaimana bayan yang mereka keluarkan dengan judul “hadza bayan linnas” di mana mereka mengatakan “sudah tampak jelas bagi setiap yang punya akal dan penglihatan, bahwa mereka yakni Jabhah Nushrah telah berbalik berada separit dengan kelompok shahawat pengkhianat dan orang-orang yang ingin melaksanakan proyek barat dan menjadikan barat ridha”. 

Termasuk pengkafiran mereka dengan ketaatan murni adalah pengkafirannya terhadap syaikh Abu Saad Al-Hadhrami rahimahullah, ketika kita tanyakan pada wakil Al-Baghdadi yakni Abu Ali Al-Anbari, atas dasar apakah syaikh Abu Saad murtad? Jawabnya karena dia mengambil bai'at dari FSA. Apakah mengambil bai'at dari FSA adalah kemurtadan???? Adakah ghuluw yang melebihi sikap ini?????
Diantara ghuluw mereka adalah dalam urusan bai'at. Para pimpinan Jamaah Daulah sudah ghuluw dengan meminta kepada para prajuritnya untuk membai'at mereka dengan bai'at kubra (bai'at khilafah), dan menganggap siapa saja yang tidak berbai'at pada mereka berarti berdosa dan menyepelekan. Wala' dan Bara' di tegakkan diatas prinsip ini, bahkan akan di penjarakan mereka yang tidak mentaatinya. Diantara ghuluw mereka adalah dalam masalah sam’u wa tha'ah, mendengar dan taat, sampai mereka mengeluarkannya dari petunjuk yang sudah digariskan oleh Rasulullah dan Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya “Taat hanya boleh dalam hal yang ma’ruf”.
Sekelompok orang dari Jamaah Daulah berkata, kita akan mendengar dan taat meski diperintah untuk berbuat maksiat. Yang lain lagi berkata, kita akan menegakkan daulah meski harus masuk neraka. Sudah jamak dikenal di kalangan mereka adanya ketaatan muthlaq khususnya pada dinas intelijen mereka, Laa haula walaa quwwata illa billah.
(bersambung insya ALLAH di bagian ketiga)………
Read Post | komentar (2)

Jihad Ala Al-Qaeda : Realita Gerakan Islam, Peran Mujahidin dan Umat Islam

Sabtu, 15 Maret 2014

Tidak diragukan lagi, bahwasanya yang berada di garda terdepan dalam memimpin Jihad Global untuk melawan penjajahan aliansi Zionis-Salibis terhadap umat Islam adalah Tanzhim Al-Qaeda dibawah pimpinan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah. Tanzhim Al-Qaeda benar-benar menjadi ikon perlawanan bagi umat Islam di seluruh dunia karena memang ia telah terbukti memberikan perlawanan yang sangat hebat kepada aliansi Zionis-Salibis. Tak pelak lagi, Tanzhim Al-Qaeda pun menjadi organisasi yang paling terlarang di dunia dan menjadi musuh nomor wahid bagi Amerika dan sekutu-sekutunya. Tidak hanya itu, hampir seluruh jamaah jihad di seluruh dunia pun menjadikan Tanzhim Al-Qaeda sebagai kiblat dalam menyusun konsep dan strategi perjuangannya.

Namun sesuatu yang sangat disayangkan terjadi semenjak munculnya Jihad di Syam yang berujung pada konflik Internal didalam lingkaran tubuh mujahidin. Saat ini mulai bermunculan mujahidin dan para simpatisan mereka yang tidak menghargai lagi Al-Qaeda dan unsur pimpinannya sebagai pihak yang paling senior dan berpengalaman dalam urusan jihad global. Bahkan mereka mulai meremehkan arahan-arahan dan meremehkan pimpinan dari Tanzhim Al-Qaeda itu sendiri. Padahal pihak musuh sendiri masih menganggap bahwa Tanzhim Al-Qaeda sebagai organisasi paling berbahaya di dunia, dan pimpinannya Sang Hakimul Ummah, Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri masih masuk kedalam daftar DPO orang nomor 1 yang paling dicari di dunia. Disamping itu, program dari Tanzhim Al-Qaeda sendiri masih terus berjalan bahkan semakin lama semakin menunjukkan peningkatan serta semakin membuat khawatir musuh-musuh mereka. 

Oleh karena itu, karena menimbang banyaknya para pemuda yang telah disesatkan oleh opini-opini di media, yang mana banyak pula diantara mereka yang mulai bersikap ghuluw terhadap saudara2nya, yang mana mereka tidak lagi atau belum sama sekali mengenal bagaimana manhaj perjuangan Al-Qaeda yang telah menggentarkan dunia tersebut, kami membawakan kembali sebuah kitab yang menjelaskan secara rinci point-point dari metode perjuangan Al-Qaeda yang ditulis oleh orang dekat Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, yang diberi judul dengan "Hakadza Naral Jihad wa Nuriiduhu"

Kitab kecil ini terdiri dari 4 risalah, namun kami hanya akan menampilkan 3 risalah saja yang berhubungan dengan pembahasan kita diatas. Adapun  Risalah ke 4 membahas tentang teknis pelaksanaan, yang mana bukan disini tempat pembahasannya. Selamat mempelajari...

 

‘Hakadza Naral Jihad wa Nuriduhu’

Oleh : Hazim Al-Madani

Jiwaku terasa tentram menulis 4 risalah seputar masalah ini (sebagai bentuk kesetiaan kepada Allah dan mujahidin). Risalah ini adalah analisa teoritisku terhadap petunjuk pelaksanaan yang sesuai dengan tahapan saat ini dari umur umat islam, dimana isinya sesuai dengan seruan, manhaj dan pemikiran Tanzhim Al-Qaeda dan amirnya Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah memberkahi mereka dan menjaganya dari setiap keburukan…




BAB I

REALITA GERAKAN ISLAM, PERAN MUJAHIDIN DAN UMAT ISLAM

Umat Islam dari timur sampai barat dari utara sampai selatan hidup dalam suasana perubahan dan angin revolusi dan pembebasan. Seluruh umat islam merasakan suasana ini, dengan seluruh gerakan dan kelompoknya. Adapun gerakan yang paling merindukan angin perubahan dan hawa pembebasan adalah gerakan jihad, yang mana gerakan ini sedang mencium tapak kembalinya Islam bahkan melihatnya datang dan menyakini sepenuhnya ia pasti terjadi sebentar lagi, tidak mustahil.

Oleh karena itu gerakan Islam harus mewaspadai para makelar revolusi dari golongan orang-orang yang mengaku islam yang selalu melakukan propaganda. Jika kemenangan sudah diperolehnya, mereka akan menelingkung Islam dan pemeluknya dari belakang. Entah sudah berapa banyak umat Islam harus mengalami hal ini, di Sudan, Mesir, Al-Jazair, Yaman, Yordania sampai Afghanistan. Ketika para ikon jihad mengkhianati darah saudaranya sendiri, para mujahidin, dan berusaha untuk mengaburkan masalah demi menyenangkan keinginan Barat yang tidak pernah ridha sampai kita mengikuti millah mereka, sebelum munculnya harakah Taliban yang mengembalikan Islam dan menjaga/melindungi darah mujahidin yang mengalir Fie Sabilillah.
 
Saudaraku yang kukasihi karena Allah, inilah realita. Sesungguhnya semua gerakan islam menghendaki perubahan, khususnya di Negeri Haramain, sebuah negeri yang hanya dikuasai satu keluarga, mereka menguasai negeri dan rakyat, hidup disana sesuka perutnya, menghancurkan sawah ladang dan keturunan, menyebarkan kerusakan, menyiksa rakyat sampai menyerahkan bumi kita, sumber daya alamnya dan potensi-potensinya kepada musuh-musuh Allah, kepada bangsa keturunan kera dan babi dari golongan Zionis dan salibis, Yahudi dan Nasrani. 

Harta umat Islam… Seluruh umat Islam mereka hambur-hamburkan seakan-akan mereka keluarkan dari kocek mereka dan dari hasil warisan nenek moyangnya. Bahkan yang lebih parah lagi mereka hendak memperbudak kita agar mau menjadi kacung bangsa penjajah, mereka sebarkan kebudayaan barat melalui media kita yang sesat, dengan harapan bisa mencuci otak kita, supaya mau menerima budaya barat dalam kehidupan, dimana penyimpangan dari fitrah, kerusakan dan hedonisme dalam budaya mereka dinamai dengan kebebasan modern dan demokrasi. Bahkan tidak berhenti sampai disini saja, yang lebih parah lagi ketika mereka berupaya merubah kurikulum pendidikan kita agar bisa merubah sejarah, sehingga kita tidak pernah lagi membaca, kecuali sejarah barat, tidak mendengar kepemimpinan kecuali kepemimpinan barat. Agar kita ridha untuk mengikutiya, bahkan agar obsesi kita adalah menyusul mereka dan berjalan mengikuti jejaknya.

Ya… beginilah mereka menginginkan untuk mewarnai pikiran kita, agar lisan kita selalu menyanjung dan agar hati kita selalu mendambakanya. Negeri Haramain adalah jazirah arab, semua jazirah sebagaimana yang kita ketahui, yaitu meliputi wilayah Syam dan Irak di utaranya teluk Persia di timurnya, samudra hindia dan laut arab di selatannya dan Laut qolzam bagian baratnya. Dengan kata lain mencakup: Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Kuwait sebagai mana mencakup jugaYaman, Oman, Bahrain dan Qatar. Inilah daerah yang diharamkan oleh Allah bagi orang musyrik, Rasulullah pun memerintahkan kita dalam sabdanya : "Keluarkanlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab."

Atas karunia Allah, banyak saudara-saudara kita kaum muslimin… semua kaum muslimin… bangkit di Suriah, Mesir, Libia, Maghrib Arab, Yaman juga di negeri Haramain, Diantara mereka ada yang da'i adapula yang mujahidin. Sikap mereka layak dicatat dalam sejarah. Kemudian tumbuhlah generasi baru lewat tangan mereka, generasi yang merindukan kebenaran dan lebih mencintai apa yang ada disisi Allah meskipun menghadapi ujian dan aniaya, goncangan dan pukulan, diiringi tumbangnya para ikon, jatuhnya para qiyadah, ada pula sebagian yang luntur dan banyak pula yang mengikuti. Hanya saja gunung yang kokoh itu tak akan pernah bergeser dan berubah, kita memohon kepada Allah agar menjaga mereka dari setiap keburukan, agar merubah nasib ikhwan-ikhwan yang sedang menghadapi ujian, menghapus kesalahan mereka dan tidak menyiakan amal yang telah mereka persembahkan.

Kesimpulan dari kebanyakan experimen jihad adalah kesuksesan di bidang militer akan tetapi kita selalu nihil dalam bidang politik. Saya telah mendengar muhadharah (ceramah) salah seorang ikon jihad dari Arab di Afghanistan suatu hari ketika beliau berkata: "Kita selalu menyibukkan diri dengan pengorbanan askari, sangat berseni dalam masalah ikhlas, mencintai syahadah (mati syahid) tanpa mau peduli kepada siapa urusan akhirnya jatuh, karena kita tidak mau peduli siapa sebenarnya yang mengendalikan urusan ini, kita masih saja berpendapat politik itu najis" banyak yang sependapat banyak pula yang mengingkari ucapannya. Realita akhirnya membuktikan kebenaran ucapannya.

Kesimpulan yang bisa diambil:
Disana ada realita yang mesti kita perhatikan dan masa depan yang harus kita gapai, jauh dari ego pribadi untuk sekedar mati syahid dan selamat dari fitnah dunia. Oleh karenanya pegorbanan jiwa dan darah karena Allah semata harus didasari tujuan agar anak-anak kita di masa datang hidup islami dihukumi Al-Qur'an bukan undang-undang sekuler.

Kehidupan itu punya dua sisi, satu sisi yang mengatur dan sisi lain yang melindungi (menjaga). Diantara upaya /asbab kemenangan adalah hendaknya kita mengambil semua sisi, tidak sebagiannya saja, sehingga kita diberi taufiq. Cukup bagi kita experimen-experimen kontemporer yang ada, dan kita harus bisa mengambil pelajaran dari experimen saudara-saudara kita tersebut. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan mereka dan terjatuh ke dalam lubang yang sama. Kita mohon kepada Allah ampunan dan maaf untuk kita dan mereka serta mengumpulkan kita dan mereka di kediaman rahmat-Nya.

Ketika aku katakan sisi politik, maksudku bukanlah curang, tipudaya, pencampuradukan antara yang haq dan batil, pengaburan urusan dien dan bunglon, bukan, bukan ini sekali lagi. Tetapi yang kumaksud adalah seperti yang kita pelajari dari Rasulullah SAW karena beliau mengatur kehidupan umat dan memimpin umat berjihad di medan. Beginilah para pengusung dakwah. Di dalam diri Rasulullah SAW ada tauladan yang baik bagi kita. Kita mesti yakin bahwa disana ada qanun (ketentuan) dalam membangun umat, jika kita abaikan qanun dan asas tersebut pasti kita hanya akan berputar-putar di alam asbab, mengerahkan kemampuan dan upaya dari generasi ke generasi berikutnya dalam keadaan tetap menyimpang dari petunjuk Rasulullah SAW dan perintah Allah.

Jika demikian, bertolak dari realita di atas, kita adalah umat yang mampu untuk mengadakan perubahan, kita memiliki manhaj dan iradah untuk melaksanakannya, kedua hal tersebut adalah variabel penting dalam mengadakan perubahan, yang harus ditopang oleh beberapa variabel lain. 

Karenanya kita membutuhkan kesadaran berpolitik, visi ke depan, kepemimpinan yang tulus dan berfikir konprehensif. Kepemimpinan yang tahu betul jauhnya perjalanan, punya planning yang baik juga mempunyai keberanian dan kemampuan untuk memikul beban dan sabar menempuh ujian. Karena ini bukanlah rihlah sehari tapi perjalanan beberapa generasi. Sebagaimana qiyadah ini juga harus mampu membuat perangkat-perangkat yang bisa digunakan untuk merealisasikan visinya sesuai dengan tahapan amal yang berakhir dengan pendirian Daulah.

Qiyadah yang sadar adalah yang tahu kalau pekerjaannya terkadang menghabiskan umurnya, namun buahnya bisa jadi akan dipetik oleh anak-anaknya. Sehingga sikap potong kompas dan segera ingin memetik hasil jangan sampai menjadikannya tergesa-gesa, yang akibatnya ia sendiri tidak bisa memetik buahnya dan tidak ada yang bisa wariskan untuk generasi berikutnya.

Teori dan langkah politik ini harus disertai dengan kekuatan, karena tidak diragukan lagi, bahkan kita yakin bahwa bahan pembangunan umat adalah darah, tidak akan diperhitungkan selain darah. Karenanya gemerlapnya politik di parlemen yang dengannya umat dikhianati, tidak bisa dijadikan alat perubahan selamanya. Karena singkatnya ia adalah pengkaburan, bunglon dan berlemah-lemah terhadap musuh. Rabb kita tidak meridhainya, tidak menerima dan menyetujuinya. Bahkan membiarkannya jatuh sedikit demi sedikit sampai ke pusaran kesesatan yang kadang-kadang tidak akan bisa keluar daripadanya.
 
Perlu disebutkan disini, diantara unsur penting lain disamping adanya qiyadah dan perangkat-perangkat pendukungnya adalah adanya generasi yang paham, berfikir utuh dan mampu membedakan antara yang murahan dan yang bermutu, juga siap berkorban apa saja untuk membela dien.

Perkataanku generasi, tidak boleh dipahami hanya pemuda saja, tidak, aku sedang berbicara tentang suatu masa dengan setiap orang yang hidup didalamnya, bapak-bapaknya, ibu-ibunya, pemuda-pemudanya, kakek-kakeknya dan cucu-cucunya, laki-laki dan perempuanya, pemuda dan pemudinya. Kita tidak akan pernah lupa bahwa yang pertama kali syahid di jalan Allah adalah Sumayyah sebagaimana aku tidak akan lupa ketika manusia pada lupa bahwa ibu-ibu adalah faktor terpenting dalam menyiapkan generasi. Karena seorang ibu seperti Khansa', generasinya tidak akan pernah kalah selama-lamanya. Tak diragukan lagi menurutku para ibu di Palestina yang mendorong dan memotivasi anak-anaknya untuk berperang agar syahid di jalan Allah adalah sebuah kemenangan yang dekat, indikator yang baik dan kembalinya generasi perubahan yang kita dambakan.

Sesungguhnya yang aku maksudkan adalah umat islam… semua umat… dengan semua rakyatnya, di Afrika dan Asia, dari Mauritania di baratnya sampai Indonesia di timurnya, inilah generasi yang sadar dan paham, yang sedang aku bicarakan.

Oleh karena itu wajib bahkan fardlu 'ain bagi kita untuk mengenali di bawah bendera mana kita sedang melangkah, bukan ini saja, bahkan mengenali siapa yang membawa panji, kita tahu betul kondisinya, kenal dhahirnya, diennya, ibadahnya, taqwanya, wara'nya, kecintaannya pada dunia dan zuhudnya juga sifat-sifat dan karakternya. Bukan itu saja bahkan kita harus memahami jauhnya perseteruan antara haq dan batil, sembari memperhatikan neraca kekuatan, koalisi-koalisi yang dibolehkan, fiqh netralitas dan fiqih konfrontasi.

Tinggal satu lagi, yaitu memahami masalah neraca kekuatan dan koalisi, ini adalah diantara perkara penting yang tidak boleh diabaikan ketika mengkaji realita hari ini, agar kita mengetahui kekuatan musuh dan mengetahui kemampuan dan potensi perang orang yang bersama kita. Siapa musuh kita, siapa yang netral, wait and see mengikuti yang menang. Dunia saat ini sedang menanti perubahan, mengikuti kekuatan yang akan menguasainya dan tidak ada keberhasilan tanpa kekuatan. Oleh karena itu kita lihat dunia kadang condong ke timur kadang ke barat. Ketika kemenangan ada pada salah satunya maka dunia secara keseluruhan akan berpihak padanya.

Hari ini dunia bersekongkol terhadap kita, yang tidak setuju dengan persekongkolan ini, itu tidak berarti suka pada kita, akan tetapi karena ingin memanfaatkan kita, karena kita dianggap ghanimah, meskipun ada perbedaan kepentingan diatas, yang terkadang melahirkan beberapa kemungkinan koalisi, hanya saja kita menghendaki sekutu yang tulus yang mau berkorban dan tidak menghianati kita, yaitu menyiapkan umat islam.

Aku akan yakinkan hal itu berikut kutunjukkan bukti-buktinya sehingga para aktifis muslim yakin bahwa umatnya selalu berada dibelakangnya, membela dan mau berkorban dengan segala yang bernilai dan mahal dan tidak membiarkan mereka sendirian di medan selama-lamanya.

Di Afghanistan ketika dukungan dunia Arab dan dunia islam terhenti karena larangan Amerika, ketika pemerintahan-pemerintahan yang ada tidak mau mendanai mujahidin Afghan maka siapa yang memberikan bantuan sampai munculnya Taliban, apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.

Ketika roda perang berputar di Bosnia siapa yang segera merespon dengan memberi dukungan untuk islam dan pemeluknya? Siapa yang membiayai apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.

Dalam episode perang Checnya yang pertama dan kedua dibawah bayang-bayang kekuatan yang menguasai dunia (Rusia), yang memerintah bangsa arab dan 'ajam, siapakah yang menanggung dampak perang dan membiayainya? Siapa yang tergerak untuk datang dan membela, dan senantiasa terus mengorbankan jiwanya secara murah untuk Allah, apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.

Selama perang Palestina dengan semua fasenya, khususnya Intifadhah terakhir, contoh teladan dalam pengorbanan yang telah dipersembahkan dan akan senantiasa dipersembahkan, dukungan dana yang menakjubkan yang dipersembahkan, kita tidak tahu apakah sampai ataukah dicuri oleh pemerintah Arab. Siapa yang berkorban? Siapa yang menghancurkan kapal induk Amerika USS Cool?? Siapa yang menghancurkan NewYork dan Washington pada hari selasa yang diberkahi, apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.

Telah hilang neraca kekuatan, dunia tidak lagi condong ke timur atau ke barat, tidak ke utara atau ke selatan, yang ada hanya ada dua kubu, kubu iman dan kubu kafir, kubu kafir dengan seluruh pengikutnya di satu timbangan, mujahidin dan umat ditimbangan yang lain.

Kita ringkas dari hal diatas bahwa umat islam adalah satu timbangan kekuatan yang harus kita perhatikan. Inilah yang dipahami oleh barat dan para penguasa sekuler, oleh karena itu mereka berusaha terus menerus untuk mengucilkan dan memisahkan kita dengan umat, dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk itu. Allah memenangkan urusan-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Sesungguhnya dukungan yang hakiki bagi mujahidin setelah karunia Allah adalah umat islam yang senantiasa mencintai mereka dan diharapkan bisa mengembalikan Al-Qur'an sebagai aturan hidup, agar umat bisa hidup dibawah pancaran cahayanya dan bayang-bayang keadilannya sampai bertemu dengan Rabbnya. Yang wajib dipahami oleh mujahidin adalah bagaimana menjadikan umat selalu berada di belakang barisannya, tidak dibiarkan menjadi santapan empuk bagi penguasa dan pemerintahnya.

Kesimpulan:

Qiyadah yang ikhlas, generasi yang sadar, perangkat pendukung yang digunakan untuk bekerja, sesuai dengan visi politik (manhaj), memiliki iradah dan kekuatan militer untuk mengadakan perubahan. Inilah yang kita cita-citakan dan kita akan kembali InsyaAllah membahas masalah ini pada bab selanjutnya agar kita bisa melihat bagaimana hal itu bisa terwujud.
Tidak lengkap rasanya berbicara tentang realita umat tanpa berbicara tentang musuh, akan tetapi karena urgennya pembahasan ini akan aku sendirikan dalam bab dua.

Barangsiapa yang mempunyai masukan atau saran baik meluruskan atau menambah hendaknya disampaikan, semoga Rabb menunjukkan kita pada petunjuk, selanjutnya kita perbaiki perjalanan jihad ini.

Read Post | komentar

Terjemahan Pesan Audio Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami, Bag.1

Jumat, 14 Maret 2014




بسم الله الرحمن الرحيم



Mengingat pentingnya isi pesan audio Syaikh Abdullah Asy-syami Hafizhahullah yang menyingkap dan mengungkap perkara-perkara krusial pada konflik internal mujahidin di suriah yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dari kaum muslimin, maka kami  terbitkan terjemahannya secara berseri menjadi 3 bagian mengingat panjangnya durasi 75 menit dalam audio tersebut. Semoga bermanfaat.



********



TERJEMAHAN PESAN AUDIO SYAIKH ABU ABDULLAH ASY-SYAMI Hafizhahullah


(Bagian pertama)




Yayasan media informasi Al-Bashirah, mempersembahkan pesan audio Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami Hafizhahullah, anggota dewan syuro dan anggota dewan syariah pusat Jabhah Nushrah, dengan judul : 



لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ

(Dan hendaknya kalian menerangkannya kepada manusia dan jangan menyembunyikannya) (QS.3: 187).



Segala puji bagi ALLAH yang telah menjadikan manhajnya orang-orang mukmin pertengahan diantara orang-orang yang bersikap mengurang-ngurangkan (ahli tafrith) dan sikap  melebih-lebihkan(ahli ghuluw).


Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi yang bersabda ”Jauhilah oleh kalian sikap ghuluw didalam Dien, karena sesungguhnya yang membuat binasa kaum sebelum kalian adalah sikap ghuluw didalam dien”.


Amma ba’du :



Sungguh Allah Ta’ala telah memberi taufiq para mujahidin dalam rentang waktu yang tidak pendek, untuk menyingkap dan membongkar bagi kaum muslimin hakikat proyek sekularisme, demokrasi dan nasionalisme. Dan menyingkap seruan-seruan  yang menipu ini yang telah menjadikan kaum muslimin hidup dalam kehinaan dan kelemahan dibawah tekanan dan kekuasaan barat salibis pembuat tipudaya, yang telah menjauhkan ummat ini dari Dien dan peradabannya. Sebagaimana ALLAH telah memberikan taufiq kepada mujahidin membongkar seruan-seruan yang mengajak pada menempuh prinsip maslahat, berubah-ubah elastis sesuai dengan kepentingan bak seseorang yang memegang tongkat di tengahnya. Seruan-seruan semacam ini membutuhkan kesungguhan yang ekstra untuk menyingkapnya dikarenakan mereka ini seperti bunglon yang bisa berubah-ubah dan mengecoh sesuai sikon dan fasenya. Semua proyek di atas layak bahkan wajib diperhatikan oleh mujahidin, guna menyingkapnya untuk umatnya, dan bekerja untuk menghentikan dan menggagalkannya, firman Allah :



 “wakadzalika nufash-shilul aayaati walitastabiina sabilil-mujrimin” (yang demikian itu kami terangkan ayat-ayat itu dan agar jelas jalan yang ditempuh orang-orang pendosa).



Tetapi tersisa bagi mujahidin untuk tetap waspada dan terus mengingatkan akan bahaya para  pengusung proyek  ghuluw dan ifrath (berlebih-lebihan) yang merupakan ancaman serius terhadap keberlangsungan jihad sunni, dan menurut persangkaan saya bahwa mujahidin belum banyak mengungkap dan berbicara dalam persoalan ini. Dan apa yang pernah terjadi di Aljazair adalah sebaik-baik pelajaran untuk kita, sebab yang menghambat laju jihad disana adalah sikap ghuluw dan ifrath, dan bagi yang mempelajari pengalaman pahit di aljazair maka dia akan mengetahui mengapa Aljazair tidak tersulut oleh api revolusi seperti Tunisia dan Libya saat bergulirnya arus gerakan revolusi arab “musim semi arab” walaupun angin revolusi saat itu bertiup begitu kencangnya, yang kami maksudkan adalah  apa yang terjadi di Aljazair di awal era 90-an.



Adapun hari ini, di sana ada saudara-saudara kami seiman yang telah mengambil pelajaran berharga dari apa yang dialami oleh orang-orang sebelum mereka dan mereka mulai menempuh jalan jihad yang lurus, di mana ummat sedang menunggu-nunggu detik-detik kemenangannya, dan penghulunya adalah Syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud Hafizhahullah, hingga tidak terulang kembali tragedi buruk yang sudah pernah terjadi di Aljazair itu di Syam,bumi islam yang diberkahi, maka kita perlu menjelaskan hakekat Jamaah Daulah (ISIS,-ed) dan menjelaskan potretnya yang sebenarnya berdasar apa yang kami alami hampir setahun berinteraksi dengan mereka ; bagaimana system operasinya, manhajnya dan kebijakannya dalam mensikapi kejadian-kejadian selama ini.



Telah sampai kepada kami apa yang diserukan oleh masyayikh dan para ulama rabbani seperti Syaikh Abu Qatadah Al-Falisthini, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi – kami mengiranya demikian dan tidak mendahului penilaian Allah, dan semoga ALLAH membebaskan mereka- yaitu “untuk menghentikan perang  yang bersifat total kepada Jamaah Daulah (ISIS,-ed)”



Sebagai bentuk memenuhi apa yang dinasehatkan oleh para ulama kami yang mulia, maka kami umumkan bahwa kami menghentikan peperangan melawan mereka (Jamaah Daulah) secara total, dan yang tersisa  : daf’ush-sho-il (menolak serangan) mereka dan mengembalikan hak-hak yang terampas di wilayah-wilayah yang mana mereka memulai permusuhannya, yaitu di wilayah suriah timur dan disebagian wilayah di Halab (Aleppo) hingga Jamaah Daulah kembali kepada keputusan ALLAH dan rela untuk tunduk dalam  peradilan mahkamah syariah yang bukan dia (Jamaah Daulah) sebagai hakimnya.



Dan kami menyeru mujahidin kami di kawasan Halab, idhlib, Hamah dan Latakiya untuk memberikan bantuan kepada saudara-saudara kami di bagian timur wilayah suriah dengan suplai personal dan logistic dalam menghadapi serangan Jamaah Daulah ditempat tersebut.



Dan kami menyeru ulama-ulama kami untuk menyingkap dan membantah tulisan-tulisan mereka guna menjelaskan kepada kami dan para mujahidin lainnya jalan jihad suni di bumi syam, hingga bahtera jihad ini sampai pada daratan kemenangan dan tamkin (kekuasaan yang kokoh).


Kami di sini akan menjelaskan sikap kami terhadap jamaah daulah berdasar pada syari'at, sikap yang kami bangun di atas pemahaman kami terhadap realita jamaah daulah dan praktek nyata yang mereka lakukan di lapangan, dan kami sodorkan ke hadapan umat dan para ulamanya yang mulia.


Penjelasan kami terhadap realita jamaah daulah hari ini adalah termasuk ahkam nawazil (perkara yang baru harus dicari hukumnya) yang wajib bagi para ahli ilmu untuk berbicara tentangnya,


firman ALLAH Ta’ala :


 وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ

dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," (QS.3 : 187)


Dan perkara yang tidak boleh netral didalamnya, dan tidak dibenarkan jawaban-jawaban yang bersifat “kemungkinan”, tetapi wajib bagi jamaah-jamaah jihad islam untuk menentukan sikapnya secara syar’i, dan hendaknya memaparkan secara jelas tentang manhajnya mengenai mereka (Jamaah Daulah-pent). Jika (ijtihad itu) benar maka hal itu adalah karunia ALLAH dan taufiq dari-Nya, adapun jika salah maka kita beristighfar dan bertaubat kepada-Nya, dengan berharap kepada siapa saja  yang akan menulis tentang jamaah daulah, membangun pemahamannya terhadap jamaah daulah di atas realita mereka yang akan kami paparkan dalam kesaksian ini.


Dan kami nyatakan di sini bahwa fikrah yang di anut oleh jamaah daulah  fikrah kami (Al-Qaeda) kami juga bukan penganut fikrah tersebut, termasuk sebuah kedzaliman dan manipulasi menisbatkan fikrah tersebut kepada Al-Qaeda maupun jamaah-jamaah jihad lainnya.


Dan siapa saja yang memperhatikan khutbahnya Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri, juga sebelumnya khutbah Syaikh Usamah, khususnya  khutbah beliau yang terakhir, dan begitu pula khutbahnya Syaikh Abu Mushab Az-Zarqawi, juga Syaikh Abu Yahya dan Syaikh Athiyatullah Rahimahumullah maka ia akan melihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat jelas antara Jamaah Daulah (ISIS,-ed) dengan  qiyadah  pusat Al-Qaeda di khurasan dalam hal dakwah, fikrah, manhaj dan pemaparan serta bagaimana cara berinteraksi dengan orang menyelisihinya.


Maka sungguh Jamaah Daulah (ISIS,-ed) telah menyimpang dari jalan yang benar, dan kami menandaskan akan berlepas dirinya Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi dari fikrah yang melampaui batas ini, karena manhaj Syaikh (Zarqawi-pent) dengan para penyelisihnya sudah dikenal luas dan sangat jelas bahwa beliau tidak mengkafirkan mereka dan tidak pula mem-fasiq-kan mereka, bahkan tetap bekerjasama dalam hal yang masih mungkin untuk bekerjasama di dalamnya. Adapun kepada orang yang menyelesihinya beliau berusaha lapang dada, tidak merubah arah  peperangannya melawan amerika dan antek-anteknya menjadi peperangan melawan orang-orang yang menyelisihinya yang bturut serta dalam memerangi amerika.


Dan sudah diketahui bahwa mayoritas jamaah-jamaah jihad di Syam hari ini adalah lebih baik daripada kondisi jamaah-jamaah dalam permulaan jihad di bumi rafidhain (irak-pent).


Dan siapa saja yang melihat perintisan majlis syuro mujahidin di irak pada era Abu Mush’ab Az-Zarqawi Rahimahullah maka akan mengetahui benarnya hal tersebut.


Dan mungkin mayoritas para pemerhati urusan ini menyangka bahwa perselisihan antara kami dan Jamaah Daulah berawal dari pengumuman berdirinya Daulah di SYAM, padahal hakikat yang sebenarnya adalah, pengumuman ini tidak lain adalah efek dari tekanan yang dialami Jabhah Nushrah dalam kurun waktu 9 bulan dan kesembronoan Jamaah Daulah dalam memindahkan kekeliruan yang terjadi di Irak ke Syam  , meski sudah ada kesepakatan sebelumnya antara pihak Jamaah Daulah dengan Jabhah Nushrah kebalikan dari sikap daulah saat ini, sebagaimana yang dikatakan Al-Baghdadi kepada Syaikh Jaulani bahwa memindahkan kekeliruan yang terjadi di irak ke Syam adalah tindakan bunuh diri.


Tidak diragukan bahwa jihad yang terjadi di Irak memiliki sisi-sisi positif -dan tidak diingkari kecuali oleh orang-orang yang bodoh atau sombong-, seperti mengusir penjajah amerika dan menghentikan gerak laju sofawi (syi’ah-pent). Akan tetapi kita sedang membicarakan kekeliruan yang terjadi dalam Jihad di sana (Irak- pent), dan sedikit sekali Jihad yang kosong dari kekeliruan.


Dan tidak samar lagi perbedaan antara kami dan Jamaah Daulah dalam menyikapi pengumuman penggabungan  nama “Daulah Islam Iraq dan Syam”. Dan penolakan kami berdasarkan beberapa aspek, diantaranya :
  • Menyelisihi petunjuk Khulafaur Rasyidin dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah dimana Jamaah Daulah (ISIS,-ed) yang mengangkat dirinya sendiri untuk menjadi pemimpin bagi penduduk di Syam secara keseluruhan, yang mana hal ini adalah merampas hak kaum muslimin dalam masalah syuro. Sedangkan di Syam ada beberapa jamaah yang mengangkat panji tahkimusy-syariah dan mengembalikan khilafah islamiyah rasyidah, dimana Jamaah Daulah mengambil keputusan sendiri dan mengumumkannya tanpa mengajak musyawarah siapapun.
  • Dampak yang ditimbulkan oleh pengumuman tersebut berupa timbulnya mudharat yang luar biasa di kancah Syam seperti yang kita lihat hari ini, wala haula walaa quwwata illah billah.
  • Qiyadah daulah menegaskan  bahwa kancah Syam tidak akan baik kecuali dengan menerapkan sikap politik yang dengannya kancah Irak dulu menjadi baik, kemudian mereka membangun seluruh sikap politiknya di Syam berdasar pada permulaannya yang bathil ini padahal sudah ada kesepakatan terdahulu kebalikan dari hal tersebut sebelum memulai proyek Syam.  
  • Pengumuman ini tidak lain adalah upaya memutus hubungan langsung Jabhah Nushrah dengan pimpinan pusat Al-Qaeda di Khurasan. Inilah yang dikatakan Al-Baghdadi dihadapan para tokoh-tokohnya kala itu dan ditegaskan oleh jurubicara resmi mereka setelah itu dalam pesan audio yang berjudul “fadzarhum wamaa yaftaruun”. Pengumuman tersebut tidak didasarkan pada adanya pilar-pilar penopang tegaknya Daulah dimuka bumi, karena bagaimana mungkin mereka mengumumkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada lalu kemudian mereka baru membangun setelahnya?!!.Kami sebelum itu sudah pernah bertanya kepada Al-Baghdadi, “Apakah jika kami berhubungan langsung dengan dewan pimpinan pusat (Al-Qaeda,-pent) dan Syaikh Aiman itu dikategorikan sebagai pembangkangan kepada kalian?”. Maka jawabnya, “Peganglah ucapanku ini, aku sebagai pemimpin Daulah Islam Irak, bahwa  hubungan langsung kalian dengan Khurasan tidak berarti pembangkangan kepada kami, dan tidak ada yang menghalangi kalian untuk berhubungan dengan pimpinan pusat di Khurasan secara langsung”.Pengumuman ini (penyebutan Syam pada Daulah Islam Irak-pent) jelas-jelas melangkahi otoritas Al-Qaeda sebagai jamaah yang diikuti oleh Jamaah Daulah, karena tidak ada hak bagi seorang amir suatu wilayah seperti Al-Baghdadi atau selainnya untuk melangkahi kebijakan-kebijakan strategis seperti itu dan menggabungkan suatu area yang luas seperti luasnya Syam. Disamping perlu diperhatikan disini bahwa Al-Baghdadi dalam hal ini tidak bermusyawarah dan meminta saran kepada pimpinan pusat di Khurasan sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Aiman Azh-Zhawahiri. Sikap melangkahi otoritas semacam ini sudah jelas dikategorikan sebagai kemaksiatan menurut syariat.
  • Al-Baghdadi sudah mengakui dihadapan para tokoh ISIS bahwa dia melakukan kesalahan dalam hal waktu pengumuman (ISIS-pent). Jika dia berijtihad sementara dia tidak layak melakukan hal tersebut dan telah jelas kesalahannya itu maka dia berdosa kalau dia tetap bersikukuh diatas kekeliruannya itu dan tetap melanjutkannya, begitu pula jika mengikuti dia dalam hal ini maka kita juga turut berdosa. Karena seorang mujtahid tidak dibenarkan tetap dalam kekeliruannya setelah kesalahan tersebut tampak jelas dihadapannya, dan juga orang lain tidak boleh mengikutinya. Maka kamipun berhenti dari mengikutinya lalu kami melaporkannya kepada Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri Hafizhahullah dimana kedua belah pihak telah ridha untuk menjadikan beliau sebagai qadhi dan hakim dalam masalah ini, ditambah lagi bahwa kedudukan beliau adalah sebagai pimpinan umum bagi kami semua, maka keputusan beliau itu wajib ditaati dipandang dari dua sisi, (yang pertama) bahwa beliau adalah qadhi sehingga keputusannya wajib ditaati, (dan yang kedua) kedudukan beliau sebagai amir bagi kami sehingga wajib mengamalkan apa yang diperintahkannya sebagai bentuk ketaatan kepada ALLAH. Dan sesungguhnya penerimaan Jamaah Daulah terhadap tahkim kepada Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri itu sudah diakui oleh mereka baik secara de jure apalagi secara de facto karena beliau adalah amir bagi Jamaah Daulah, sebagaimana yang akan dijelaskan. Syekh Aiman Azh-Zhawahiri telah meminta kepada masing-masing kami untuk menyampaikan permasalahannya agar beliau memberikan keputusan dalam masalah ini dan telah sampai kepada kami keputusan beliau dalam masalah tersebut dengan sangat jelas bahwa Jabhah Nushrah adalah representasi tanzhim Al-Qaeda di bumi Syam dengan amirnya Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Jaulani berikut majlis syura-nya. Adapun langkah kami menghentikan ketaatan kepada Al-Baghdadi dalam hal “Daulah Islam di Syam” hingga menunggu perintah dari amir tertinggi kami maka itu memiliki contoh yang dari salaf terdahulu dan dalil penguat akan hal itu seperti yang dikatakan Syaikh Abu Yahya Al-Libi Rahimahullah ketika menerangkan hadits yang diriwayatkan Muadz bin Jabal dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasannya beliau bersabda :
الْغَزْوُ غَزْوَانِ: فَأَمَّا مَنْ ابْتَغَى وَجْهَ اللَّهِ، وَأَطَاعَ الْإِمَامَ، وَأَنْفَقَ الْكَرِيمَةَ، وَيَاسَرَ الشَّرِيكَ، وَاجْتَنَبَ الْفَسَادَ، فَإِنَّ نَوْمَهُ وَنُبْهَهُ أَجْرٌ كُلُّهُ، وَأَمَّا مَنْ غَزَا فَخْرًا وَرِيَاءً وَسُمْعَةً، وَعَصَى الْإِمَامَ، وَأَفْسَدَ فِي الْأَرْضِ، فَإِنَّهُ لَمْ يَرْجِعْ بِالْكَفَافِ


Perang itu ada dua macam, (yang pertama) barangsiapa yang berperang karena mengharap wajah ALLAH, mentaati imam, menginfaqkan yang baik-baik, memudahkan rekannya dan menjauhi kerusakan, maka tidur dan bangunnya adalah pahala baginya, dan (yang kedua) barangsiapa yang berperang karena sombong, riya, sum’ah, bermaksiat kepada imam dan membuat kerusakan dimuka bumi maka dia tidak kembali dengan membawa pahala”. (HR.Abu Dawud , No. 2515)



Syekh Abu Yahya Al-Libiy Rahimahullah berkata ditengah-tengah penjelasannya perihal “mentaati imam” : “Perkara yang didalamnya ada syubhat dan dimungkinkan untuk mengakhirkannya hingga dia dapat meminta fatwa kepada orang lain dan menanyakannya maka wajib untuk mengakhirkannya, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus Khalid bin Walid ke Bani Jadzimah, lalu ia (Khalid) menyeru mereka untuk memeluk islam, lalu mereka belum fasih dalam pengucapan ASLAMNA (kami telah islam-pent) tapi mereka mengatakannya dengan ucapan SHABA-NA SHABA-NA, maka Khalid memperlakukan mereka dengan pedang dan ia membunuh dari mereka yang dibunuh dan sebagiannya dijadikan tawanan, hingga di pertengahan perjalanan pulang Khalid berkata, ‘hendaknya setiap kalian membunuh tawanan yang dimilikinya’, saat itu Abdullah bin Umar termasuk yang ikut dalam pasukan itu, ia berkata,’Demi ALLAH, aku tidak akan membunuh tawananku dan setiap orang dari rekan-rekanku hendaknya tidak membunuh tawanannya hingga kita menemui Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam’. Mengapa? Karena mengakhirkan mendengar dan taat dalam perkara seperti ini sifatnya relative, mengapa Khalid tidak mengakhirkan membunuh tawanan hingga bertemu terlebih dahulu tiba di Madinah? Jika ternyata membunuh mereka dibolehkan maka ia dapat membunuh mereka, tetapi jika tidak demikian maka tidak ada ruginya untuk mengakhirkan membunuh mereka.  Dan tatkala tiba di Madinah merekapun memberitahu Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam setelah mengangkat kedua tangannya, ‘Yaa ALLAH aku berlepas diri kepada-Mu dari apa yang diperbuat oleh Khalid’, yaitu sikap Abdullah bin Umar dalam hal ini adalah benar!”. Maksud dari contoh ini adalah  bahwasanya perkara mendengar dan taat ada banyak macamnya, ada yang memang dituntut ketaatan, dan ada juga yang didalamnya terdapat perkara-perkara yang bersifat ijtihad, disitu ada yang wajib ditaati walaupun terasa berat pada jiwa, sementara disana ada juga yang dihitung kemaksiatan yang telah disepakati yang mana dalam hal ini  tidak ada kewajiban mendengar dan taat didalamnya, dan disana ada pula perkara yang samar dan sangat samar sehingga bisa saja  diundurkan, maka dalam hal ini ia dapat mengakhirkannya hingga dapat menanyakannya kepada ahlil-ilmu (ulama-pent)”. selesai perkataannya dengan sedikit perubahan redaksi.



Akan tetapi Jamaah Daulah tidak rela dengan keputusan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri dan tidak pula dengan solusinya, bahkan daulah tetap melanjutkan permusuhannya dan strateginya yang salah yang menghantarkan Syam kepada keterpurukan pada hari-hari ini. Lalu daulah memvonis Jabhah Nushrah dengan sebutan bughat, nifaq dan membuat kerusakan dan bahkan terkadang dengan murtad. Dan begitu pula Jamaah Daulah memvonis kelompok-kelompok jihad lain yang berjihad melawan nushairiyah dengan vonis riddah (kemurtadan) dan kufr (kekufuran).


Dan berikut ini diantara kumpulan ringkasan kejahatan-kejahatan yang menonjol yang dilakukan Jamaah Daulah dan bentuk-bentuk permusuhannya sejak diumumkannya di Syam, yang jelas kami alami dan kami sebagai saksi atasnya.


Pertama: KADZIB (dusta), TADLIS (manipulasi), dan TALBIS (pengkaburan fakta)
Jamaah Daulah menggunakan cara-cara dusta dan pemutarbalikkan fakta sebagai sarana untuk mencari dalih pembenar manhajnya dan mengokohkan eksistensi daulah yang diklaimnya dengan cara apapun. Sungguh Jamaah Daulah telah menipu dalam hal interaksinya dengan qiyadah pusat (Al-Qaeda – pent), dan bermain-main dalam soal bai'at sesuai mashlahat  yang dikehendakinya. Yaitu sebelum datangnya jawaban dari Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri, Jamaah Daulah dihadapan para tokohnya dan tokoh Jabhah Nushrah, mereka mengatakan bahwa mereka akan langsung tunduk dengan kebijakan solusi dari Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri, sebab beliau adalah amir mereka. Dan sungguh Al-Baghdadi pernah menandaskan kepada kami bahwa dia terikat dilehernya baiat kepada Syaikh Usamah –semoga ALLAH menerimanya-, dan setelah syahidnya beliau ia memperbaharui bai’atnya tersebut kepada Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri Hafizhahullah, dan atas dasar bai’at inilah Syaikh Jaulani dan prajuritnya mau berbaiat kepada Al-Baghdadi. Lalu Jamaah Daulah menyebarkan syubhat “tentang amir yang memberikan perintah kepada seorang prajurit yang kemudian prajuritnya itu bermaksiat”, dia sampaikan kepada pasukannya sebagai bentuk celaan dan pencitraan buruk terhadap qiyadah Jabhah Nushrah, agar dapat menguasai kembali semua yang dimiliki Jabhah Nushrah seperti harta dan persenjataan.


Dan ujian pertama yang sesungguhnya datang saat Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri mengirimkan surat pertamanya (yaitu) berisi pembekuan semua kebijakan yang telah di ambil daulah dikembalikan kepada sediakala (yaitu kembali kepada penamaan daulah islam irak saja tanpa tambahan Syam –pent), saat datangnya keputusan pamungkas itu Jamaah Daulah menyembunyikan bagian tulisan yang menyebutkan tentang pembekuan tersebut, seolah-olah keputusan mengenai hal tersebut belum sampai kepada mereka, sehingga masih tetap saja berlangsung sikap mereka yang melampaui batas terhadap markas-markas dan harta milik Jabhah Nushrah.


Dan tatkala datang surat kedua yang berisi putusan tegas maka Jamaah Daulah kembali menyembunyikannya untuk kesekian kalinya, dan menyiarkan penjelasan sepihak yang isinya memungkiri sampainya surat tersebut dan mendustakannya, kemudian mereka menyebarkan berita bahwa sesungguhnya bai’at kepada qiyadah pusat adalah bai’at idarah yang tidak mengikat, sebagai bentuk melarikan diri dari melaksanakan amar putusan  terakhir, dan di barengi dengan celaan dan pemburukan citra terhadap aqidah dan manhaj para qadah jihad di dalam majlis-majlis umum maupun terbatas (khusus). Dan pesan audio jubir resmi mereka adalah sebaik-baik bukti dalam hal ini, dan yang demikian itu sebagai bentuk melarikan diri dari tunduk kepada perintah Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri Hafizhahullah.



Kedua : Menyerang harta dan kekayaan milik Jabhah Nushrah.

Setelah pengumuman daulah mereka di Syam, mereka memulai berbagai penyerangan yang tidak berkah, dengan serial permusuhan yang berkelanjutan dan intensif terhadap markas-markas, muaskar-muaskar dan gudang-gudang milik Jabhah Nushrah, apalagi terhadap lahan usaha yang di kelola  oleh Jabhah Nushrah untuk kemaslahatan kaum muslimin tanpa mengindahkan kemungkinan akan tertumpahnya darah, yang demikian terjadi karena adanya fatwa zhafar, fatwa aniaya dan zhalim yang memberikan kebolehan kepada tentara daulah mengambil setiap apa yang dimiliki Jabhah Nushrah dan dengan cara apapun, baik dengan kekuatan, intrik, atau tipudaya.


Dan qiyadah Jabhah Nushrah telah menerbitkan perintah umum untuk menghindari setiap benturan dengan Jamaah Daulah untuk menghindari tertumpahnya darah walau dengan resiko lenyapnya sebagian besar harta dan persenjataan, yang demikian itu dalam rangka menunggu keputusan Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri Hafizhahullah.



Ketiga : Pembunuhan demi kepentingan

Kami telah mendengar istilah ini jauh sebelum pengumuman berdirinya daulah mereka di Syam, kami pernah mendengarnya sebelumnya namun belum membenarkannya. Dan salah seorang petinggi daulah yang terkenal pernah berkata, “Imam Nawawi pernah berkata di dalam syarh shahih muslim barangsiapa yang tidak bisa dicegah kejahatannya kecuali dengan membunuhnya maka kita bunuh". Dan sebagaimana kebiasaan ahlu bid’ah di dalam memotong nash-nash dari kutipan lengkapnya, siapa saja yang menelaah kembali penjelasan imam Nawawi di dalam syarh shahih muslim maka akan melihat bahwa beliau Rahimahullah mencantumkan hal tersebut didalam bab “hukmu man farraqa amral muslimina wahuwa mujtami” (hukum siapa yang memecah belah urusan kaum muslimin sedang urusan itu bersatu) dibawah hadits nomor 1852 dari Ziyad bin Ilaqah berkata, aku mendengar dari Afrajah bertutur ’aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “sesungguhnya akan datang kekacauan demi kekacauan (pembunuhan demi pembunuhan), maka barangsiapa yang ingin memecah belah urusan ummat ini sedang ummat dalam keadaan bersatu, maka penggallah lehernya bagaimanapun keadaan orang itu”.


Dan sesungguhnya beliau (imam Nawawi –pent) menuliskan hal itu tentang berbilangnya khalifah, atau dalam kondisi ketika ada orang yang hendak memecah belah kalimat kaum muslimin sedang kalimat kaum muslimin saat itu bersatu, yaitu saat adanya imam bagi kaum muslimin, maka konsekuensi dari pendapat kalian adalah bahwa Al-Baghdadi sebagai khalifah bagi muslimin dan imam bagi mereka, dan tidak samar lagi rusaknya pendapat seperti ini.


Dan orang yang memperhatikan kitab syarh imam Nawawi atas shahih muslim, maka akan melihat bahwa hadits-hadits tersebut disebutkan dalam bab masalah berbilangnya khilafah dengan penunjukan siyak kalimat dan rangkaian cerita sebelumnya.


Maka mulailah dikaji secara intensif fatwa ini dan fatwa–fatwa agung berikutnya di mana berkumpul para ulama terkemuka untuk mengkajinya dengan cermat, membahasnya dengan teliti dan berijtihad penuh hati-hati bahkan ada di antara mereka  yang tawaquf, sementara qiyadah Jamaah Daulah dengan rileks menyebarkannya di media-media umum dan menyampaikannnya di hadapan para prajuritnya, lalu setiap orang memahaminya menurut pemahamannya sendiri-sendiri, lalu mempraktekkannya dalam realita sebagaimana yang difahaminya, walaa haula walaa quwwata illaa billah.



Keempat : Perampok jalanan


Di jalan menuju Raqqah Jamaah Daulah melakukan berulangkali pencegatan kafilah yang menginduk pada Jabhah Nushrah yang membawa bahan bakar, gandum dan tepung, yang manfaatnya di peruntukan bagi mashlahat kaum muslimin secara umum, dan ini adalah perampokan yang nyata di jalanan, yang dilakukan Jamaah Daulah mengatasnamakan agama, sedang para prajuritnya penuh riang melakukan perampokan terhadap kaum muslimin seolah hal itu merupakan sarana taqarrub kepada ALLAH Rabbul’Aalamin.


Dan perkembangan terakhir, perampokan ini berkembang dengan menargetkan suplai logistik untuk mujahidin yang berribath di kancah-kancah perang, sebagaimana yang terjadi di kota Dier-Zur dimana terjadi perampokan terhadap suplai logistik untuk ratusan mujahidin Jabhah Nushrah yang tengah melakukan ribath di dalam kota, terlebih perampokan terhadap jamaah-jamaah lainnya dan jalan-jalan yang dilewati kaum muslimin, kususnya pasca kejadian konflik internal terakhir ini.



Kelima : Berlaku Dzalim Saat Bersengketa

…………

 (bersambung, insya ALLAH)
Read Post | komentar
 
© Copyright Aceh Loen Sayang 2011