Tidak diragukan lagi, bahwasanya yang berada di garda terdepan dalam memimpin Jihad Global untuk melawan penjajahan aliansi Zionis-Salibis terhadap umat Islam adalah Tanzhim Al-Qaeda dibawah pimpinan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah. Tanzhim Al-Qaeda benar-benar menjadi ikon perlawanan bagi umat Islam di seluruh dunia karena memang ia telah terbukti memberikan perlawanan yang sangat hebat kepada aliansi Zionis-Salibis. Tak pelak lagi, Tanzhim Al-Qaeda pun menjadi organisasi yang paling terlarang di dunia dan menjadi musuh nomor wahid bagi Amerika dan sekutu-sekutunya. Tidak hanya itu, hampir seluruh jamaah jihad di seluruh dunia pun menjadikan Tanzhim Al-Qaeda sebagai kiblat dalam menyusun konsep dan strategi perjuangannya.
Namun sesuatu yang sangat disayangkan terjadi semenjak munculnya Jihad di Syam yang berujung pada konflik Internal didalam lingkaran tubuh mujahidin. Saat ini mulai bermunculan mujahidin dan para simpatisan mereka yang tidak menghargai lagi Al-Qaeda dan unsur pimpinannya sebagai pihak yang paling senior dan berpengalaman dalam urusan jihad global. Bahkan mereka mulai meremehkan arahan-arahan dan meremehkan pimpinan dari Tanzhim Al-Qaeda itu sendiri. Padahal pihak musuh sendiri masih menganggap bahwa Tanzhim Al-Qaeda sebagai organisasi paling berbahaya di dunia, dan pimpinannya Sang Hakimul Ummah, Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri masih masuk kedalam daftar DPO orang nomor 1 yang paling dicari di dunia. Disamping itu, program dari Tanzhim Al-Qaeda sendiri masih terus berjalan bahkan semakin lama semakin menunjukkan peningkatan serta semakin membuat khawatir musuh-musuh mereka.
Oleh karena itu, karena menimbang banyaknya para pemuda yang telah disesatkan oleh opini-opini di media, yang mana banyak pula diantara mereka yang mulai bersikap ghuluw terhadap saudara2nya, yang mana mereka tidak lagi atau belum sama sekali mengenal bagaimana manhaj perjuangan Al-Qaeda yang telah menggentarkan dunia tersebut, kami membawakan kembali sebuah kitab yang menjelaskan secara rinci point-point dari metode perjuangan Al-Qaeda yang ditulis oleh orang dekat Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, yang diberi judul dengan "Hakadza Naral Jihad wa Nuriiduhu".
Kitab kecil ini terdiri dari 4 risalah, namun kami hanya akan menampilkan 3 risalah saja yang berhubungan dengan pembahasan kita diatas. Adapun Risalah ke 4 membahas tentang teknis pelaksanaan, yang mana bukan disini tempat pembahasannya. Selamat mempelajari...
‘Hakadza Naral Jihad wa Nuriduhu’
Oleh : Hazim Al-Madani
Jiwaku terasa tentram menulis 4 risalah seputar masalah ini (sebagai
bentuk kesetiaan kepada Allah dan mujahidin). Risalah ini adalah analisa
teoritisku terhadap petunjuk pelaksanaan yang sesuai dengan tahapan
saat ini dari umur umat islam, dimana isinya sesuai dengan seruan,
manhaj dan pemikiran Tanzhim Al-Qaeda dan amirnya Syaikh Usamah bin
Ladin, semoga Allah memberkahi mereka dan menjaganya dari setiap
keburukan…
BAB I
REALITA GERAKAN ISLAM, PERAN MUJAHIDIN DAN UMAT ISLAM
Umat Islam dari timur sampai barat dari utara sampai selatan hidup
dalam suasana perubahan dan angin revolusi dan pembebasan. Seluruh umat
islam
merasakan suasana ini, dengan seluruh gerakan dan kelompoknya. Adapun
gerakan yang paling merindukan angin perubahan dan hawa pembebasan
adalah gerakan jihad, yang mana gerakan ini sedang mencium tapak
kembalinya Islam bahkan melihatnya datang dan menyakini sepenuhnya ia
pasti terjadi sebentar lagi, tidak mustahil.
Oleh karena itu gerakan Islam harus mewaspadai para makelar revolusi dari golongan orang-orang yang mengaku islam yang selalu melakukan propaganda. Jika kemenangan sudah diperolehnya, mereka akan menelingkung Islam dan pemeluknya dari belakang. Entah sudah berapa banyak umat Islam harus mengalami hal ini, di Sudan, Mesir, Al-Jazair, Yaman, Yordania sampai Afghanistan. Ketika para ikon jihad mengkhianati darah saudaranya sendiri, para mujahidin, dan berusaha untuk mengaburkan masalah demi menyenangkan keinginan Barat yang tidak pernah ridha sampai kita mengikuti millah mereka, sebelum munculnya harakah Taliban yang mengembalikan Islam dan menjaga/melindungi darah mujahidin yang mengalir Fie Sabilillah.
Oleh karena itu gerakan Islam harus mewaspadai para makelar revolusi dari golongan orang-orang yang mengaku islam yang selalu melakukan propaganda. Jika kemenangan sudah diperolehnya, mereka akan menelingkung Islam dan pemeluknya dari belakang. Entah sudah berapa banyak umat Islam harus mengalami hal ini, di Sudan, Mesir, Al-Jazair, Yaman, Yordania sampai Afghanistan. Ketika para ikon jihad mengkhianati darah saudaranya sendiri, para mujahidin, dan berusaha untuk mengaburkan masalah demi menyenangkan keinginan Barat yang tidak pernah ridha sampai kita mengikuti millah mereka, sebelum munculnya harakah Taliban yang mengembalikan Islam dan menjaga/melindungi darah mujahidin yang mengalir Fie Sabilillah.
Saudaraku yang kukasihi karena Allah, inilah realita. Sesungguhnya semua gerakan islam menghendaki perubahan, khususnya di Negeri Haramain, sebuah negeri yang hanya dikuasai satu keluarga, mereka menguasai negeri dan rakyat, hidup disana sesuka perutnya, menghancurkan sawah ladang dan keturunan, menyebarkan kerusakan, menyiksa rakyat sampai menyerahkan bumi kita, sumber daya alamnya dan potensi-potensinya kepada musuh-musuh Allah, kepada bangsa keturunan kera dan babi dari golongan Zionis dan salibis, Yahudi dan Nasrani.
Harta umat Islam… Seluruh umat Islam mereka hambur-hamburkan seakan-akan mereka keluarkan dari kocek mereka dan dari hasil warisan nenek moyangnya. Bahkan yang lebih parah lagi mereka hendak memperbudak kita agar mau menjadi kacung bangsa penjajah, mereka sebarkan kebudayaan barat melalui media kita yang sesat, dengan harapan bisa mencuci otak kita, supaya mau menerima budaya barat dalam kehidupan, dimana penyimpangan dari fitrah, kerusakan dan hedonisme dalam budaya mereka dinamai dengan kebebasan modern dan demokrasi. Bahkan tidak berhenti sampai disini saja, yang lebih parah lagi ketika mereka berupaya merubah kurikulum pendidikan kita agar bisa merubah sejarah, sehingga kita tidak pernah lagi membaca, kecuali sejarah barat, tidak mendengar kepemimpinan kecuali kepemimpinan barat. Agar kita ridha untuk mengikutiya, bahkan agar obsesi kita adalah menyusul mereka dan berjalan mengikuti jejaknya.
Ya… beginilah mereka menginginkan untuk mewarnai pikiran kita, agar lisan kita selalu menyanjung dan agar hati kita selalu mendambakanya. Negeri Haramain adalah jazirah arab, semua jazirah sebagaimana yang kita ketahui, yaitu meliputi wilayah Syam dan Irak di utaranya teluk Persia di timurnya, samudra hindia dan laut arab di selatannya dan Laut qolzam bagian baratnya. Dengan kata lain mencakup: Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Kuwait sebagai mana mencakup jugaYaman, Oman, Bahrain dan Qatar. Inilah daerah yang diharamkan oleh Allah bagi orang musyrik, Rasulullah pun memerintahkan kita dalam sabdanya : "Keluarkanlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab."
Atas karunia Allah, banyak saudara-saudara kita kaum muslimin… semua kaum muslimin… bangkit di Suriah, Mesir, Libia, Maghrib Arab, Yaman juga di negeri Haramain, Diantara mereka ada yang da'i adapula yang mujahidin. Sikap mereka layak dicatat dalam sejarah. Kemudian tumbuhlah generasi baru lewat tangan mereka, generasi yang merindukan kebenaran dan lebih mencintai apa yang ada disisi Allah meskipun menghadapi ujian dan aniaya, goncangan dan pukulan, diiringi tumbangnya para ikon, jatuhnya para qiyadah, ada pula sebagian yang luntur dan banyak pula yang mengikuti. Hanya saja gunung yang kokoh itu tak akan pernah bergeser dan berubah, kita memohon kepada Allah agar menjaga mereka dari setiap keburukan, agar merubah nasib ikhwan-ikhwan yang sedang menghadapi ujian, menghapus kesalahan mereka dan tidak menyiakan amal yang telah mereka persembahkan.
Kesimpulan dari kebanyakan experimen jihad adalah kesuksesan di bidang militer akan tetapi kita selalu nihil dalam bidang politik. Saya telah mendengar muhadharah (ceramah) salah seorang ikon jihad dari Arab di Afghanistan suatu hari ketika beliau berkata: "Kita selalu menyibukkan diri dengan pengorbanan askari, sangat berseni dalam masalah ikhlas, mencintai syahadah (mati syahid) tanpa mau peduli kepada siapa urusan akhirnya jatuh, karena kita tidak mau peduli siapa sebenarnya yang mengendalikan urusan ini, kita masih saja berpendapat politik itu najis" banyak yang sependapat banyak pula yang mengingkari ucapannya. Realita akhirnya membuktikan kebenaran ucapannya.
Kesimpulan yang bisa diambil:
Disana ada realita yang mesti kita perhatikan dan masa depan yang harus
kita gapai, jauh dari ego pribadi untuk sekedar mati syahid dan selamat
dari fitnah dunia. Oleh karenanya pegorbanan jiwa dan darah karena
Allah semata harus didasari tujuan agar anak-anak kita di masa datang
hidup islami dihukumi Al-Qur'an bukan undang-undang sekuler.
Kehidupan itu punya dua sisi, satu sisi yang mengatur dan sisi lain yang melindungi (menjaga). Diantara upaya /asbab kemenangan adalah hendaknya kita mengambil semua sisi, tidak sebagiannya saja, sehingga kita diberi taufiq. Cukup bagi kita experimen-experimen kontemporer yang ada, dan kita harus bisa mengambil pelajaran dari experimen saudara-saudara kita tersebut. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan mereka dan terjatuh ke dalam lubang yang sama. Kita mohon kepada Allah ampunan dan maaf untuk kita dan mereka serta mengumpulkan kita dan mereka di kediaman rahmat-Nya.
Ketika aku katakan sisi politik, maksudku bukanlah curang, tipudaya, pencampuradukan antara yang haq dan batil, pengaburan urusan dien dan bunglon, bukan, bukan ini sekali lagi. Tetapi yang kumaksud adalah seperti yang kita pelajari dari Rasulullah SAW karena beliau mengatur kehidupan umat dan memimpin umat berjihad di medan. Beginilah para pengusung dakwah. Di dalam diri Rasulullah SAW ada tauladan yang baik bagi kita. Kita mesti yakin bahwa disana ada qanun (ketentuan) dalam membangun umat, jika kita abaikan qanun dan asas tersebut pasti kita hanya akan berputar-putar di alam asbab, mengerahkan kemampuan dan upaya dari generasi ke generasi berikutnya dalam keadaan tetap menyimpang dari petunjuk Rasulullah SAW dan perintah Allah.
Jika demikian, bertolak dari realita di atas, kita adalah umat yang mampu untuk mengadakan perubahan, kita memiliki manhaj dan iradah untuk melaksanakannya, kedua hal tersebut adalah variabel penting dalam mengadakan perubahan, yang harus ditopang oleh beberapa variabel lain.
Karenanya kita membutuhkan kesadaran berpolitik, visi ke depan, kepemimpinan yang tulus dan berfikir konprehensif. Kepemimpinan yang tahu betul jauhnya perjalanan, punya planning yang baik juga mempunyai keberanian dan kemampuan untuk memikul beban dan sabar menempuh ujian. Karena ini bukanlah rihlah sehari tapi perjalanan beberapa generasi. Sebagaimana qiyadah ini juga harus mampu membuat perangkat-perangkat yang bisa digunakan untuk merealisasikan visinya sesuai dengan tahapan amal yang berakhir dengan pendirian Daulah.
Qiyadah yang sadar adalah yang tahu kalau pekerjaannya terkadang menghabiskan umurnya, namun buahnya bisa jadi akan dipetik oleh anak-anaknya. Sehingga sikap potong kompas dan segera ingin memetik hasil jangan sampai menjadikannya tergesa-gesa, yang akibatnya ia sendiri tidak bisa memetik buahnya dan tidak ada yang bisa wariskan untuk generasi berikutnya.
Teori dan langkah politik ini harus disertai dengan kekuatan, karena tidak diragukan lagi, bahkan kita yakin bahwa bahan pembangunan umat adalah darah, tidak akan diperhitungkan selain darah. Karenanya gemerlapnya politik di parlemen yang dengannya umat dikhianati, tidak bisa dijadikan alat perubahan selamanya. Karena singkatnya ia adalah pengkaburan, bunglon dan berlemah-lemah terhadap musuh. Rabb kita tidak meridhainya, tidak menerima dan menyetujuinya. Bahkan membiarkannya jatuh sedikit demi sedikit sampai ke pusaran kesesatan yang kadang-kadang tidak akan bisa keluar daripadanya.
Perlu disebutkan disini, diantara unsur penting lain disamping adanya qiyadah dan perangkat-perangkat pendukungnya adalah adanya generasi yang paham, berfikir utuh dan mampu membedakan antara yang murahan dan yang bermutu, juga siap berkorban apa saja untuk membela dien.
Perkataanku generasi, tidak boleh dipahami hanya pemuda saja, tidak, aku sedang berbicara tentang suatu masa dengan setiap orang yang hidup didalamnya, bapak-bapaknya, ibu-ibunya, pemuda-pemudanya, kakek-kakeknya dan cucu-cucunya, laki-laki dan perempuanya, pemuda dan pemudinya. Kita tidak akan pernah lupa bahwa yang pertama kali syahid di jalan Allah adalah Sumayyah sebagaimana aku tidak akan lupa ketika manusia pada lupa bahwa ibu-ibu adalah faktor terpenting dalam menyiapkan generasi. Karena seorang ibu seperti Khansa', generasinya tidak akan pernah kalah selama-lamanya. Tak diragukan lagi menurutku para ibu di Palestina yang mendorong dan memotivasi anak-anaknya untuk berperang agar syahid di jalan Allah adalah sebuah kemenangan yang dekat, indikator yang baik dan kembalinya generasi perubahan yang kita dambakan.
Sesungguhnya yang aku maksudkan adalah umat islam… semua umat… dengan semua rakyatnya, di Afrika dan Asia, dari Mauritania di baratnya sampai Indonesia di timurnya, inilah generasi yang sadar dan paham, yang sedang aku bicarakan.
Oleh karena itu wajib bahkan fardlu 'ain bagi kita untuk mengenali di bawah bendera mana kita sedang melangkah, bukan ini saja, bahkan mengenali siapa yang membawa panji, kita tahu betul kondisinya, kenal dhahirnya, diennya, ibadahnya, taqwanya, wara'nya, kecintaannya pada dunia dan zuhudnya juga sifat-sifat dan karakternya. Bukan itu saja bahkan kita harus memahami jauhnya perseteruan antara haq dan batil, sembari memperhatikan neraca kekuatan, koalisi-koalisi yang dibolehkan, fiqh netralitas dan fiqih konfrontasi.
Tinggal satu lagi, yaitu memahami masalah neraca kekuatan dan koalisi, ini adalah diantara perkara penting yang tidak boleh diabaikan ketika mengkaji realita hari ini, agar kita mengetahui kekuatan musuh dan mengetahui kemampuan dan potensi perang orang yang bersama kita. Siapa musuh kita, siapa yang netral, wait and see mengikuti yang menang. Dunia saat ini sedang menanti perubahan, mengikuti kekuatan yang akan menguasainya dan tidak ada keberhasilan tanpa kekuatan. Oleh karena itu kita lihat dunia kadang condong ke timur kadang ke barat. Ketika kemenangan ada pada salah satunya maka dunia secara keseluruhan akan berpihak padanya.
Hari ini dunia bersekongkol terhadap kita, yang tidak setuju dengan persekongkolan ini, itu tidak berarti suka pada kita, akan tetapi karena ingin memanfaatkan kita, karena kita dianggap ghanimah, meskipun ada perbedaan kepentingan diatas, yang terkadang melahirkan beberapa kemungkinan koalisi, hanya saja kita menghendaki sekutu yang tulus yang mau berkorban dan tidak menghianati kita, yaitu menyiapkan umat islam.
Aku akan yakinkan hal itu berikut kutunjukkan bukti-buktinya sehingga para aktifis muslim yakin bahwa umatnya selalu berada dibelakangnya, membela dan mau berkorban dengan segala yang bernilai dan mahal dan tidak membiarkan mereka sendirian di medan selama-lamanya.
Di Afghanistan ketika dukungan dunia Arab dan dunia islam terhenti karena larangan Amerika, ketika pemerintahan-pemerintahan yang ada tidak mau mendanai mujahidin Afghan maka siapa yang memberikan bantuan sampai munculnya Taliban, apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Ketika roda perang berputar di Bosnia siapa yang segera merespon dengan memberi dukungan untuk islam dan pemeluknya? Siapa yang membiayai apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Dalam episode perang Checnya yang pertama dan kedua dibawah bayang-bayang kekuatan yang menguasai dunia (Rusia), yang memerintah bangsa arab dan 'ajam, siapakah yang menanggung dampak perang dan membiayainya? Siapa yang tergerak untuk datang dan membela, dan senantiasa terus mengorbankan jiwanya secara murah untuk Allah, apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Selama perang Palestina dengan semua fasenya, khususnya Intifadhah terakhir, contoh teladan dalam pengorbanan yang telah dipersembahkan dan akan senantiasa dipersembahkan, dukungan dana yang menakjubkan yang dipersembahkan, kita tidak tahu apakah sampai ataukah dicuri oleh pemerintah Arab. Siapa yang berkorban? Siapa yang menghancurkan kapal induk Amerika USS Cool?? Siapa yang menghancurkan NewYork dan Washington pada hari selasa yang diberkahi, apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Telah hilang neraca kekuatan, dunia tidak lagi condong ke timur atau ke barat, tidak ke utara atau ke selatan, yang ada hanya ada dua kubu, kubu iman dan kubu kafir, kubu kafir dengan seluruh pengikutnya di satu timbangan, mujahidin dan umat ditimbangan yang lain.
Kita ringkas dari hal diatas bahwa umat islam adalah satu timbangan kekuatan yang harus kita perhatikan. Inilah yang dipahami oleh barat dan para penguasa sekuler, oleh karena itu mereka berusaha terus menerus untuk mengucilkan dan memisahkan kita dengan umat, dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk itu. Allah memenangkan urusan-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Sesungguhnya dukungan yang hakiki bagi mujahidin setelah karunia Allah adalah umat islam yang senantiasa mencintai mereka dan diharapkan bisa mengembalikan Al-Qur'an sebagai aturan hidup, agar umat bisa hidup dibawah pancaran cahayanya dan bayang-bayang keadilannya sampai bertemu dengan Rabbnya. Yang wajib dipahami oleh mujahidin adalah bagaimana menjadikan umat selalu berada di belakang barisannya, tidak dibiarkan menjadi santapan empuk bagi penguasa dan pemerintahnya.
Kesimpulan:
Qiyadah yang ikhlas, generasi yang sadar, perangkat pendukung yang
digunakan untuk bekerja, sesuai dengan visi politik (manhaj), memiliki
iradah dan kekuatan militer untuk mengadakan perubahan. Inilah yang kita
cita-citakan dan kita akan kembali InsyaAllah membahas masalah ini pada
bab selanjutnya agar kita bisa melihat bagaimana hal itu bisa terwujud.
Tidak lengkap rasanya berbicara tentang realita umat tanpa berbicara tentang musuh, akan tetapi karena urgennya pembahasan ini akan aku sendirikan dalam bab dua.
Tidak lengkap rasanya berbicara tentang realita umat tanpa berbicara tentang musuh, akan tetapi karena urgennya pembahasan ini akan aku sendirikan dalam bab dua.
Barangsiapa yang mempunyai masukan atau saran baik meluruskan atau menambah hendaknya disampaikan, semoga Rabb menunjukkan kita pada petunjuk, selanjutnya kita perbaiki perjalanan jihad ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar