Rabu, 28 Desember 2011

Kedutaan Besar Mesir di Islamabad


“Tidak ada perang selain yang kamu ketahui dan kamu rasakan,
Perang bukanlah kata-kata yang dikira-kira.”
(Zuhair bin Abi Salamah)

Setelah terjadi gelombang pengusiran Mujahidin Arab di Pakistan dan setelah mereka bercerai-berai tak karuan –seperti yang kami singgung sebelumnya— pemerintah Mesir mulai berlagak singa di Pakistan, karena mereka mengandalkan sokongan yang diberikan oleh dua pemerintahan; pemerintahan Amerika Serikat dan Saudi yang notabene punya pengaruh kuat terhadap pemerintah Pakistan. Kebetulan ketika itu –bahkan sejak tahun 50-an— hubungan antara pemerintah Mesir dan pemerintah Pakistan memburuk, disebabkan oleh sikap pemerintah Mesir yang mendukung India dalam masalah Kashmir dan pemerintah Mesir –sejak era Abdul Nashir—menilai masalah Kashmir adalah masalah internal India.

Mulailah pemerintah Mesir mencari-cari siapa saja orang-orang Arab dan Mesir yang masih tersisa, khususnya di Pakistan. Bahkan tindakan mereka ini mengakibatkan salah seorang mahasiswa yang belajar dengan jalur resmi dideportasi dari Universitas Islam Islamabad, kemudian penangkapan terhadap dua orang Mesir yang memakai kewarganegaraan Pakistan karena mereka kebetulan menikah dengan wanita Pakistan.

Sikap mengalah pemerintah Pakistan sampai pada tingkat mereka mau menyerahkan dua orang yang sudah mendapatkan kewarganegaraan Pakistan kepada pemerintah Mesir ketika mereka berdua sedang disidang terhadap penganiayaan yang mereka alami, tanpa memperhitungkan lagi aturan hukum Pakistan.

Maka harus ada balasan terhadap konspirasi jahat yang dilakukan oleh pemerintah Pakistan bersama Mesir, Amerika dan Saudi ini.

Begitu pula sikap pemerintah Mesir yang memperluas perang permusuhannya terhadap Islam di Mesir, persekutuannya yang terang-terangan dengan Amerika dan peperangan yang ia pindahkan tidak hanya di Mesir tapi juga keluar Mesir, semua ini harus ada reaksi balasan. Oleh karena itu, kami mengambil keputusan untuk melancarkan balasan terhadap target yang menyakitkan bagi konspirasi jahat ini.

Setelah melakukan pengkajian, akhirnya dibentuk sebuah tim untuk melakukan pembalasan. Tim ini ditugaskan untuk menyerang target-target berikut ini secara berurutan:

Pertama, menyerang Kedubes AS di Islamabad. Jika tidak berhasil, maka menyerang salah satu target-target Amerika di Islamabad. Jika tidak berhasil maka menyerang  kedubes negara barat yang permusuhan sejarahnya terhadap Islam sudah masyhur. Jika tidak berhasil, maka menyerang kedubes Mesir.

Setelah melakukan survei intensif dan terperinci, disimpulkan bahwa menyerang kedubes AS melebihi kemampuan yang dimiliki tim yang akan ditugaskan, ditambah lagi dengan survei ke salah satu target Amerika di Islamabad yang ternyata jumlah pegawai Amerikanya sedikit, kemungkinan mayoritas yang akan terkena serangan adalah orang-orang Pakistan sendiri.

Begitu juga dengan rencana menyerang salah satu kedutaan negara Barat, ternyata itu juga diatas kemampuan yang dimiliki tim yang akan ditugaskan.

Akhirnya diputuskan bahwa kedubes Mesir di Islamabad lah yang akan diserang, sebab kedubes itu bukan hanya mengendalikan aksi perburuan terhadap mujahidin Arab di Pakistan, tapi juga melakukan aksi spionase yang membahayakan Mujahidin Arab. Ditambah dengan temuan aparat keamanan Pakistan di bekas reruntuhan gedung kedubes Mesir yang lama bahwa ternyata ada kerjasama antara India-Mesir untuk memata-matai Pakistan.

Sebelum aksi pengeboman, tim eksekutor memberitahu kami bahwa mereka siap menyerang kedubes Amerika dan Mesir secara bersamaan asalkan kami bisa memberi biaya tambahan. Namun kami sudah mengerahkan semua yang ada pada kami dan kami tak sanggup lagi menganggarkan biaya tambahan. Akhirnya, tim terfokus untuk meledakkan kedubes Mesir, dan Allah memberi kemudahan, operasi itu terlaksana.

Reruntuhan bangunan kedubes itu memberikan pesan yang sangat dalam artinya dan sangat gamblang penjelasannya, tentang balasan bagi siapa saja yang bekerjasama dengan Amerika dan Yahudi dalam memerangi kaum Muslimin.
Share on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Aceh Loen Sayang 2011