ADEN (acehloensayang.com) – Sekelompok orang bersenjata yang diduga punya hubungan dengan Al-Qaeda Yaman (AQAP), menyerang minibus yang membawa para personil intelijen di Yaman Selatan, Rabu (11/1) menewaskan setidaknya satu orang dan mencederai lima orang lainnya, kata seorang pejabat dan dokter.
Serangan itu terjadi sehari setelah setidaknya 12 orang yang diduga mujahidin Al-Qaeda dan tiga tentara pemerintah tewas dalam dua bentrokan terpisah di Yaman selatan,kata para pejabat keamanan Yaman.
Dalam serangan Rabu itu, para saksi mata dan seorang pejabat keamanan mengatakan para pria bersenjata menembaki minibus itu ketika berada di satu jalan utama Aden saat para peronil intelijen itu menuju tempat kerja mereka.
Ini adalah terbaru dalam serangan-serangan terhadap personil-personil keamanan di Yaman selatan.
"Penyelidikan menunjukkan bahwa Al-Qaeda melakukan tindakan ini," kata pejabat itu kepada Reuters. "Ini bukan merupakan pertama kali pasukan keamanan menjadi korban aksi-aksi teroris," tambahnya.
Pejabat itu mengatakan dua orang yang cedera berada dalam kondisi serius. Sebelumnya dia melaporkan delapan orang tewas atau cedera dalam serangan itu.
Insiden itu terjadi saat transisi kekuasaan di mana Presiden Ali Abdullah Saleh menyerahkan kekuasaannya kepada wakilnya setelah menandatangani satu perjanjian perdamaian yang ditengahi negara Teluk yang bertujuan menghentikan protes massa sepuluh bulan menentang kekusaan 33 tahunnya.
Kerusuhan itu membuat lebih berani kelompok-kelompok yang punya hubungan dengan sayap regional Al-Qaeda yang berpangkalan di Yaman, yang AS sebut cabang jaringan kelompok garis keras paling berbahaya, untuk memperluas kekuasaan mereka atas bagian-bagian dari provinsi Abyan di Yaman selatan.
Pasukan Yaman telah berusaha mengusir para gerilyawan itu dari ibu kota provinsi itu, Zinjibar dan kota Jaar.
Arab Saudi, pengekspor nomor satu dunia, dan AS menganggap Saleh sebagai benteng menghadapi Al-Qaeda cabang Yaman, yang mengaku bertanggungjawab atas operasi-operasi termasuk satu rencana yang gagal untuk meledakan satu pesawat penumpang tujuan AS tahun 2008.
Para penentang Saleh menuduh dia menyerahkan daerah kepada kelompok gerilyawan itu untuk meningkatkan penilaian bahwa pemerintahnya tetap dapat mengawasi Al-Qaeda.
Washington dan Riyadh menginginkan perjanjian peralihan kekuasaan yang didukung negara Teluk itu dapat berjalan. Khawatir kevakuman kekuasaan di Yaman dapat memberikan peluang kepada mujahidin Al-Qaeda menyerang dekat lokasi minyak dan jalur pelayaran yang mengangkut kargo di Laut Merah. (Doen Fachry/analisa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar