Bismillah walhamdulillah, was shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabih ajma’in. Amma ba’du.
Saya teringat perkataan Prof. Mansyur Suryanegara, sejarawan dari Unpad. Dalam edisi khusus Sabili No. 9/November 2003, beliau pernah mengatakan, kira-kira, “Ummat Islam Indonesia sejak lama tidak pernah mendapat cobaan yang kecil, tetapi selalu besar.” Kira-kira seperti itu.
Saya merasakan relevansi pernyataan seperti itu ketika kini berhadapan dengan sekelompok orang yang selalu mengklaim “mengikuti manhaj Salafus Shalih”. Banyak manusia tertipu dengan seruan-seruan mereka. Dikiranya, orang-orang itu mengajarkan manhaj Salafus Shalih, padahal sejatinya: mereka menghidupkan paham Khawarij, seburuk-buruk makhluk di kolong langit. Artinya, Ummat ini selalu dicoba dengan hal-hal yang berat. Jalan kesesatan bukan monopoli para pendosa, orang-orang pengajian pun akhirnya banyak yang tersesat juga. Na’udzubillah min dzalik.
Lucu memang. Orang-orang itu menyemprot orang lain dengan tuduhan Khawarij, mereka menyumpahi manusia dengan istilah “kilabun naar” (anjing-anjing neraka), mereka mengecam orang lain tanpa sedikit pun rasa bersalah. Sungguh menakjubkan, jari telunjuk mereka mengarah ke orang lain, sisa jari lainnya mengarah ke dirinya sendiri. Menuduh Khawarij, padahal dirinya sendiri justru Khawarij ‘ala haqiqah (Khawarij sejati).
Ciri-ciri Khawarij Berbaju Salafi :
1. Mereka hidup secara ekskusif, menyingkir dari kehidupan masyarakat. Mereka tidak mau tahu kondisi masyarakat, misalnya ekonomi, sosial, politik, pergaulan, pendidikan, komunikasi, dst. Kalau kita ajak bicara tentang masalah-masalah umum, mereka anggap semua itu “bukan masalah din”, jadi tidak perlu dipikirkan. Padahal sumber kemusyrikan, kekafiran, maksiyat, kesesatan, dll. sangat banyak dari masalah-masalah keduniaan. Dalam pergaulan, mereka sangat eksklusif, memisahkan diri dari masyarakat. Hal ini sama dengan perilaku Khawarij ketika mereka memisahkan diri dari Ummat Islam dan membuat markas di Nahrawan.
2. Mereka menghidupkan manhaj kebencian. Mereka sangat memusuhi orang-orang di luar kelompoknya. Mereka mudah menuduh orang lain “ahli bid’ah”, “bukan Salafiyah”, “hizbi”, “Sururi”, “Ikhwani”, dst. Itu tuduhan standar mereka. Tidak ada yang selamat dari kebencian mereka, selain dirinya sendiri. Khawarij dulu juga seperti itu, mereka membenci bahkan mengkafirkan orang-orang yang berada di luar kelompoknya.
3. Mereka menggunakan kalimat “Mengikuti pemahaman Salafus Shalih” untuk menyesatkan manusia. Istilah Salaf, manhaj Salafiyah, atau Dakwah Salaf, bukan dimanfaatkan untuk menyebarkan kebajikan sebanyak-banyaknya, tetapi dipakai untuk menyesatkan orang-orang lugu agar terjerumus bersama kesesatan mereka. Persis seperti dulu ketika Ali bin Abi Thalib (Ra) mengkomentari kelakuan para Khawarij yang memakai ayat Al Qur’an untuk tujuan kesesatan, “Kalimatul haqq yuridu bihil bathil” (perkataan yang benar tetapi ditujukan untuk kebathilan).
4. Mereka berani menghalalkan hak-hak Ummat Islam yang telah dilindungi oleh Syariat. Saat ini yang sangat kelihatan adalah: menghalalkan kehormatan Ummat Islam, khususnya para da’i dan lembaga-lembaga Islam. Sampai-sampai lembaga netral seperti DDII tidak selamat dari serangan najis mereka. Padahal Nabi (Saw.) sudah mengatakan, “Setiap Muslim atas Muslim yang lain, diharamkan darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim). Tapi kita tidak usah berdalil dengan Sunnah di hadapan mereka. Hati mereka sudah terlalu angkuh untuk menerima nasehat Al Qur’an dan Sunnah. Khawarij dulu juga seperti itu, mereka menghalalkan darah Ummat Islam.
5. Mereka sangat ghuluw (melampaui batas) dalam beramal. Mereka sangat-sangat peka dalam perkara fotografi makhluk bernyawa (foto manusia), celana di bawah mata kaki, nasyid Islami, melinting lengan baju, memakai cadar, memakai celana dalam Shalat, dan lain-lain perkara yang masih menjadi perdebatan. Tetapi ketika menuduh “ahli bid’ah”, mengkafirkan Ahlul Islam (seperti Luqman Ba’abduh), membongkar aib para da’i, memecah belah Ummat, menyebarkan kebencian, bahkan mengintimidasi Muslim, justru atas semua itu mereka sangat menikmati. Laa ilaha illallah. Dulu Khawarij bertanya ke Ibnu Abbas (Ra.) tentang hukum membunuh nyamuk, tetapi mereka tidak bertanya tentang hukum membunuh cucu Rasulullah (Saw), yaitu Hushain bin Ali (Ra.), yang mereka lakukan. Maksudnya, atas hasutan Khawarij itu pula akhirnya Hushain terbunuh di Karbala, lalu kepalanya dipancung. Innalillah wa inna ilaihi ra’jiun.
6. Mereka mengkafirkan sesama Muslim. Mereka bermudah-mudah mengeluarkan manusia dari Manhaj Salafiyah, padahal Salafiyah adalah Islam itu sendiri. Mereka menghalalkan penghinaan, celaan, membuka aib-aib, tahdzir, dan hajr kepada ahli bid’ah. Jangankan bermuamalah dengan “ahli bid’ah”, sekedar berjabatan tangan secara tak sengaja saja, kita bisa dituduh ikut “ahli bid’ah”. Luqman Ba’abduh sendiri dalam buku MAT (Mereka Adalah Teroris) mengkafirkan kaum Muslimin, khususnya Daulah Utsmaniyyah dan kaum Muslimin Mesir. Ya, Khawarij dulu juga seperti itu. Bahkan lebih terang-terangan.
7. Mereka sangat keras kepala. Jika ada manusia yang ngeyel, inilah orangnya. Mereka sangat-sangat ngeyel, tidak mau rujuk kepada kebenaran. Meskipun kita memberikan nasehat sehebat apapun, kalau kita bukan dari golongan mereka, nasehat itu akan dibuang ke tempat sampah. Tidak kurang apa saya telah menyampaikan nasehat lewat DSDB (Buku Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak), tetapi kesesatan mereka tidak berkurang. Mereka meyakini, “Hanya Syaikh Rabi’ dan Syaikh Muqbil saja yang memiliki kebenaran. Selain mereka (atau yang semisal mereka), bathil.” Sikap seperti ini sebenarnya dianggap telah keluar dari Al Jama’ah (komitmen kepada kebenaran, dari arah manapun datangnya). Khawarij dulu juga begitu. Mereka sudah dinasehati Ibnu Abbas (Ra.), tetapi tetap keras kepala.
8. Mereka menyebarkan permusuhan di kalangan Ummat Islam. Ini sangat jelas, tidak diragukan lagi. Lihatlah (Situs) salafy.or.id, buku MAT (Mereka Adalah Teroris) dan MDMTK (Menebar Dusta Membela Teroris Khawarij), blog Fakta, blog ‘Tuk Pencari Al Haq’, majalah Asy Syariah, dll. Itu adalah bukti yang tak bisa dibantah lagi. Mau membantah bagaimana, bukti sudah menyebar ke seantero dunia? Khawarij dulu juga seperti itu. Mereka menyebarkan permusuhan, mengobarkan peperangan, bahkan mereka membunuh Khalifah Utsman (Ra) dan Khalifah ‘Ali (Ra).
9. Ibadah mereka menakjubkan. Harus diingat, dulu Khawarij sangat hebat dalam Shalat, puasa, maupun membaca Al Qur’an. Kata Ibnu Abbas (Ra), tubuh mereka kurus-kurus karena sangat sering puasa, mata mereka celong karena banyak bangun di malam hari, pakaian mereka kumal karena zuhud. Khawarij gaya baru juga seperti itu, meskipun ibadahnya tidak sehebat Khawarij masa lalu. Kita kalau bersanding bersama Khawarij modern itu, kita akan merasa ‘kecil hati’ melihat ibadah kita. Tetapi Nabi (Saw.) menegaskan, “Mereka keluar dari agama ini seperti melesatnya anak panah dari busurnya.”
10. Mereka mengklaim diri sebagai kelompok paling benar. Ini ciri Khawarij yang tidak boleh diabaikan. Mereka bukan hanya berbeda pendapat dengan Shahabat (Ra), bahkan mengkafirkan para Shahabat dan menghalalkan darahnya. Mengapa itu terjadi? Sebab mereka mengklaim diri sebagai kelompok paling benar. Itu pula yang terjadi di jaman ini. Tidak ada yang selamat dari serangan orang-orang dungu itu, selain diri mereka sendiri.
11. Mereka menuduh orang lain sesat, padahal kesesatan di pihak mereka. Ya, kita semua sudah tahu bagaimana kelakuan orang-orang Khawarij yang mengatasnamakan Salafi ini. Mereka menuduh orang lain “ahli bid’ah”, padahal mereka itulah ahli bid’ah; mereka menuduh orang lain “hizbi”, padahal diri mereka sendiri a’zhamul hizbi minal ahzab (sebesar-besarnya hizbi sejati); mereka menuduh orang lain Khawarij, padahal tuduhan itu sejatinya lebih pantas mereka sandang sendiri. Dulu Khawarij menuduh Khalifah Ali (Ra) dan para Shahabat telah kafir, padahal kekafiran di pihak mereka sendiri.
12. Mereka memerangi Ahlul Islam dan membiarkan ahlul autsan (penyembah berhala). Ini perkara lain lagi yang sangat nyata dalam diri kaum Khawarij ini. Kerjaan mereka tidak pernah lepas dari memusuhi gerakan-gerakan Islam, memusuhi lembaga-lembaga Islam, memusuhi para da’i dan individu-individu Muslim. Kerjaan mereka tidak lepas dari itu. Itulah “jihad akbar” mereka. Sekiranya mereka memegang kekuasaan, sangat yakin mereka akan memerangi saya, Anda, dan kita semua. Hanya soal waktu saja. Tetapi lihatlah, apakah mereka pernah merugikan orang kafir seperti itu? Tidak sama sekali. Mereka bikin Laskar Jihad (LJ) karena memang ada “pesanan” untuk menangkal RMS; selain itu, mereka ingin menjadi “pahlawan” biar dakwahnya sukses di Indonesia. Saya bersyukur kepada Allah, Laskar Jihad hancur lebur. Kalau tidak, Ummat Islam akan mengangkat mereka sebagai “pahlawan”. Sama saja dengan Ba’abduh, dia serang semua organisasi Islam di Indonesia yang tidak sesuai syahwatnya, adapun dia tidak tampak kontribusinya dalam mendakwahi orang-orang Hindu di Bali. Jember tempat Si Luqman Al Fasid ini kan sangat dekat dengan Bali.
13. Mereka sangat lancang di hadapan hujjah kebenaran. Jangankan pendapat saya, Anda, dan para da’i di Indonesia, Al Qur’an dan Sunnah shahihah pun siap mereka belakangi, jika tidak sesuai hawa nafsunya. Banyak fatwa-fatwa ulama besar Saudi yang telah memperingatkan mereka, termasuk fatwa almarhum Syaikh Bin Baz (rah). Tetapi semua itu dilempar ke tong sampah. Namun kita jangan merasa heran dengan semua ini, sebab pendahulu mereka juga seperti itu. Dulu Dzul Khuwaisirah pernah menghardik Rasulullah (Saw): “Berbuat adil-lah kamu, Muhammad!” Dalam buku DSDB II (Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak Jilid II), hal. 292-294 Ustadz Abduh menukil sebuah kejadian di kalangan Syaikh Rabi’ Cs. Disitu saja Rabi’ berani melecehkan Syaikh Bin Baz rahimahullah. Ya, begini ini modelnya kaum Khawarij.
14. Mereka bersikap sangat pecundang. Nah, ini salah satu ciri lain bahwa iman mereka telah rusak, yaitu sikap pecundang (pengecut). Mereka sangat berbisa mulut dan tulisan-tulisannya. Mereka perlakukan orang lain seperti boneka-boneka tak bernyawa. Ketika ditantang debat terbuka, tak mau; diajak dialog, tak mau; bahkan ditantang mubahalah, juga tak mau. Sangat menakjubkan, ketika mereka terdesak dalam perang pemikiran, mereka menyebarkan secara terbuka data-data informasi privacy keluarga kami. Bahkan terakhir, mereka memfitnah saya telah menawarkan kerjasama ke forum gereja, padahal saya menulis e-mail ke perusahaan-perusahaan dalam rangka muamalah bisnis. Sangat sangat sangat pecundang. Khawarij dulu juga begitu, mereka pecundang, suka dengan cara-cara yang sifatnya tidak ksatria. Mereka membunuh Khalifah Ali (Ra) dan hendak membunuh Amr bin Ash (Ra) dan Muawiyah (Ra).
15. Bagaimanapun, orang-orang ini sangat bodoh. Ini juga ciri lain dari Khawarij. Kalau Anda membaca buku MAT (Mereka Adalah Teroris) karya Si Dhalal Luqman Ba’abduh, Anda akan ketawa melihat cara dia menulis buku. Satu bagian membantah bagian yang lain. Dia mencela orang-orang yang menentang Dinasti Saud dengan celaan yang sangat sangat hebat, katanya memberontak kepada Ulil Amri. Tetapi saat yang sama dia menuduh Daulah Utsmani di Turki dengan perkataan “besi rongsokan yang jelek”. Padahal Daulah Utsmaniyyah adalah Ulil Amri kaum Muslimin, sebelum berdirinya Kerajaan Saudi. Si Fasid bin Dhalal, Luqman Ba’abduh itu, juga mencela habis-habisan Safar Hawali yang mengambil berita-berita dari orang kafir. Sementara Luqman sendiri dalam buku MAT (Mereka Adalah Teroris) juga mengambil berita dari CNN dan lainnya. Darimana dia tahu istilah “Attack” dari peristiwa WTC 11 September 2001 kalau tidak dari CNN? Banyak contoh lain. Ya begitulah Khawarij sejati, seperti para pendahulunya. Mereka tak mau makan korma yang ditemukan di jalan, takut syubhat; tetapi mereka berani membunuh putra Khabab bin ‘Arat (Ra) dan membunuh isterinya yang sedang hamil.
Saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa orang-orang ini adalah KBS, Khawarij Berbaju Salafi. Mereka sama bahayanya dengan para penganut agama Liberal. Kalau Liberaliyun menyerang Islam dari luar, kaum KBS ini menyerang dari dalam.
Wallahu a’lam bisshawaab.
Ini adalah bagian dari jihad di jalan Allah Ar Rahiim, insya Allah. Maka aku tidak akan ragu untuk memasukinya. Akhirul kalam, tawakkaltu ‘alallah laa haula wa laa quwwata illa billah. Hasbunallah wa nikmal Wakil nikmal Maula wa nikman Nashir.
Tulisan ini selesai di Bandung, Hari Jum’at pagi, tanggal 2 Mei 2008.
Abu Muhammad Waskito.
5 komentar:
KLO KAYA GINI KBS JUGA BUKAN TADZ
PARA ULAMA' AHLUSSUNNAH :
1) - Imam Syafi'i :
- Dari Yunus bin Abdila’la, beliau berkata :
"Saya telah mendengar asy-Syafi’i, apabila disebut nama Syi’ah Rafidhah, maka ia mencelanya dengan sangat keras, dan berkata: “Kelompok Terjelek!”. [al Manâqib, karya al Baihaqiy 1/468].
- "Saya belum melihat seorang pun yang paling banyak bersaksi palsu dari Syi’ah Rafidhah". [Adâbus Syâfi’i, hlm. 187, al Manaqib karya al baihaqiy 1/468 dan Sunan al Kubrâ 10/208].
- Asy-Syafi’i berkata tentang seorang Syi’ah Rafidhah yang ikut berperang :
“Tidak diberi sedikit pun dari harta rampasan perang, karena Allâh Ta'ala menyampaikan ayat fa’i (harta rampasan perang),kemudian menyatakan: Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami,beri ampunlah kami dan saudara-saudarakami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, …”. (Qs. al-Hasyr/59 : 10) maka barang siapa yang tidak menyatakan demikian, tentunya tidak berhak (mendapatkan bagian fa’i). [at Thabaqât 2/117].
2) - Al-Imam ‘Amir Asy-Sya’bi berkata :
“Aku tidak pernah melihat kaum yang lebih dungu dari Syi’ah.” (As-Sunnah, 2/549, karya Abdullah bin Al-Imam Ahmad).
3) - Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri ketika ditanya tentang seorang yang mencela Abu Bakr dan ‘Umar, beliau berkata :
“Ia telah kafir kepada Allah.” Kemudian ditanya : “Apakah kita menshalatinya (bila meninggal dunia) ?” Beliau berkata : “Tidak, tiada kehormatan (baginya)….” (Siyar A’lamin Nubala, 7/253).
4) - Al-Imam Malik dan Al-Imam Asy-Syafi’i, telah disebut di atas..
5) - Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata :
“Aku tidak melihat dia (orang yang mencela Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Aisyah) itu orang Islam.” (As-Sunnah, 1/493, karya Al-Khallal).
6) - Al-Imam Al-Bukhari berkata :
“Bagiku sama saja apakah akushalat di belakang Jahmi, dan Rafidhi atau di belakang Yahudi dan Nashara (yakni sama-sama tidak boleh -red). Mereka tidak boleh diberi salam, tidak dikunjungi ketika sakit, tidak dinikahkan, tidak dijadikan saksi, dan tidak dimakan sembelihan mereka.” (Khalqu Af’alil ‘Ibad, hal. 125).
7) Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Razi berkata :
“Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari shahabat Rasulullah , maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu karena Rasul bagi kita haq, dan Al Qur’an haq, dan sesungguhnya yangmenyampaikan Al Qur’an dan As Sunnah adalah para shahabat Rasulullah . Sungguh mereka mencela para saksi kita (para shahabat) dengan tujuan untuk meniadakan Al Qur’an dan As Sunnah. Mereka (Rafidhah) lebih pantas untuk dicela dan merekaadalah zanadiqah.” (Al-Kifayah, hal. 49, karya Al-Khathib Al-Baghdadi).
“Al-Qadariyyah itu Majusi umat ini. Jika mereka sakit, maka jangan dijenguk. Dan jika meninggal dunia, jangan disaksikan (dihadiri) jenazahnya.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah, hadits no. 338 )
Juga sabda beliau:
إِنَّ ِلكُلِّ أُمَّةٍ مَجُوْسًا وَإِنَّ مَجُوْسَ أُمَّتِيْ يَقُوْلُوْنَ: لاَ قَدَر، فَإِنْ مَِرضُوْا فَلاَ تَعُوْدُوْهُمْ وَإِنْ مَاتُوْا فَلاَ تَشْهَدُوْهُمْ
“Sesungguhnya tiap-tiap umat ada Majusinya, dan Majusi umatku adalah orang-orang yang mengatakan tidak ada takdir. Jika mereka sakit, maka jangan dijenguk, dan jika meninggal dunia jangan disaksikan jenazahnya.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah, hadits no. 339
Kelompok al-Qadariyyah yang mengingkari ilmu Allah l atas segala sesuatu sebelum terjadinya, telah dikafirkan oleh mayoritas ulama. Sebagaimana yang dinyatakan oleh sahabat Abdullah bin ‘Umar c ketika disampaikan kepada beliau perihal mereka, “Jika engkau berjumpa dengan mereka, sampaikan bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku. Demi Zat yang Abdullah bin ‘Umar bersumpah dengan-Nya (Allah l), jika salah seorang dari mereka mempunyai emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakkannya, niscaya tidak akan diterima oleh Allah l sampai ia beriman kepada takdir.” (Sahih, HR. Muslim, no. 1)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Di zaman al-Khulafa ar-Rasyidin tidak ada seorang pun yang mengingkari takdir. Ketika muncul orang-orang yang mengingkarinya (di akhir-akhir masa sahabat, pen.), maka bangkitlah para sahabat yang tersisa untuk membantah mereka, seperti Abdullah bin ‘Umar, Abdullah bin ‘Abbas, dan Watsilah bin Asqa’ g. Paham sesat ini merebak di Bashrah, Syam, dan sedikit sekali di Hijaz. Maka as-Salafush Shalih demikian gencar membantah dan membongkar kedok mereka.” (al-Iman, hlm. 331)
Al-Imam al-Lalika-i t meriwayatkan dari jalan Abu az-Zubair, ia berkata, (Suatu hari) kami thawaf bersama Thawus t (salah seorang tabi’in, murid Ibnu ‘Abbas c, pen.) dan kami pun melewati Ma’bad al-Juhani. Maka disampaikanlah kepada Thawus bahwa ini adalah Ma’bad yang mengatakan tidak ada takdir. Thawus pun kemudian berkata kepada Ma’bad, “Engkaukah orang yang berdusta atas nama Allah dengan apa yang kamu tidak tahu?!” Ma’bad berkata, “Itu tuduhan kepadaku belaka.” Abu az-Zubair berkata, “Akhirnya kami mengunjungi Ibnu ‘Abbas, kemudian Thawus berkata kepadanya, “Wahai Abu ‘Abbas (yakni Ibnu Abbas, pen.), ada orang-orang yang mengatakan tidak ada takdir.” Ibnu Abbas berkata, “Tunjukkan kepadaku sebagian dari mereka.” Thawus pun bertanya, “Apa yang akan engkau lakukan?” Beliau menjawab, “Aku akan masukkan tanganku pada kepalanya, lalu aku patahkan lehernya.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnati wal Jama’ah, 4/787)
WUIIHHH Benar2 mantap para salafush Sholeh kita mereka sangat keras terhadap para ahlul bid'ah Demi menjaga agama ALLAH ini dari tangan2 kotor yang memasukkan ajaran2 baru dengan hawa nafsu tanpa dalil dari Qur'an yang mulia dan Sunnah Nabi dan para Khulafa Rasyidin.
yang tentu sesuatu yang baru akan merusak ajaran Islam maka benarlah Hadist Nabi kita akan mengikuti orang nasrani dan yahudi walau mereka masuk kelubang biawak pun kita ikuti seperti agama nasrani dan yahudi yang telah diubah berdasarkan hawa nafsu dan bisikan syaithon
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru (bid’ah) dalam urusan (agama) kami ini, yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak.”
(HR. Bukhari – Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
ALLAH Azza wa jalla Berfiman
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Al-Maaidah: 3)
MAKA BUKANLAH CIRI KHAWARIJ JIKA MEREKA MEMBANTAH YANG MEMANG MENYIMPANG AGAR UMAT ISLAM MENINGGALKAN SESUATU YANG MENYIMPANG TERSEBUT DAN PENYIMPANGAN DAN KESESATAN BUKAN BERARTI KAFIR KECUALI TELAH TERJADI SYARAT2 SYAR'I ORANG KELUAR DARI ISLAM....
MALAHAN SALAH SATU CIRI KHAWARIJ ADALAH MEREKA BERMUDAH2AN DALAM MENJATUHKAN NAMA PEMERINTAH DIDEPAN UMUM BAHKAN MENGKAFIRKAN BUKAN MENASIHATINYA SECARA DIAM-DIAM, YANG JADI PERTANYAAN ADALAH... INI BLOG SEPERTI MEMBELA KHAWARIJ CONTOH....BUKU 'MAT' (MEREKA ADALAH TERORIS) YANG NYATA2 MEMBANTAH KHAWARIJ PELAKU BOM BALI '
MALING TERIAK MALING........
Posting Komentar