Minggu, 25 Desember 2011

Al-Qaeda Sepeninggal Usamah Tetap Eksis Menegakkan Perintah Allah


وحيدٌ هَزَّنِي ظُلْمُ الْأَعَـادِي  وأُحْرَمُ أَنْ أَدُوسَ ثَرَى بِلاَدِي
طَرِيدٌ مَا طُرِدْتُ لأَجْـلِ ذَنْبٍ  شَرِيدٌ لَا دِيَارَ لِكَيْ تُنَادِي
تحَـاوِلُ كُـلُّ أَمْرِيكَا اغْتِيَالِي  وَأَدْعُو اللهَ مَوْتاً فيِ جهِــاَد
تُشِيرُ أَصَابِعُ الأَنْذَالِ نَحْوِي  وأُرْمَى بِالجْرَائِمِ وَالتَّمَـادِي
وَذَاكَ لِأَنَّنِي بِالحَقِّ أَشْـدُو  وَأَطْلُبُ عِزَّتِي تَحْتَ الزِّنَـادِ
وَحِيـدٌ وَالْيَهُودُ بِكُلِّ أَرْضٍ  أُلُوفٌ فِي أُلُوفٍ بِازْدِيَــادِ
وَحِيدٌ....لَا فَرَبُّ الْعَرْشِ عَوْنِي  وَحَسْبِي الْعَوْنُ مِنْ رَبِّ الْعِبَادِي






Seorang diri, kezhaliman musuh mengguncang diriku
Dan diriku dilarang untuk mengelola kekayaan negeriku

Terusir, diriku tidak terusir karena sebuah kesalahan
Terasing tanpa ada satu Negara yang akan menyeru

Semua orang Amerika berupaya untuk membunuhku
Sedangkan aku berdoa kepada Allah agar mati dalam jihad

Jari-jemari kezhaliman terarah kepadaku
Dan aku dituduh sebagai penjahat dan pelaku kriminal

Hal itu karena aku membela yang benar
Dan aku mencari kemuliaanku dibawah perlawanan

Seorang diri, sedangkan Yahudi di setiap belahan bumi
Berjumlah ribuan dan terus bertambah

Seorang diri… Tidak, karena Rabb pemilik `Arsy adalah penolongku
Dan Cukuplah bagiku pertolongan dari Rabb seluruh manusia


Singa Islam dan Syahidul Ummah Asy-Syaikh
Abu 'Abdullah Usamah bin Ladin
- semoga Allah menerima beliau-

PENDAHULUAN
Allah telah menentukan atas umat terakhir ini beberapa Faridhah berat dan kewajiban besar sesuai dengan kadar kemuliaannya di sisi Allah, dan sesuai dengan kadar kemuliaan Rasulnya sebagai penutup dan pemimpin para Nabi serta Imam bagi Para Rasul. Tanggung jawab itu sesuai dengan kadar kedudukan, dan kemuliaan umat ini terletak pada beban tugas dan jihadnya yang akan terus berlanjut hingga hari kiamat.
Rabb kita Jalla wa `Alaa memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya sebagai sarana terbaik untuk menjaga keistiqamahan dalam menjalankan perintah-Nya ini. Mentari istiqamah dan keteguhan ini tidak akan pernah terbenam dari umat ini, berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Mu`awiyah Radhiyallahu ‘anhu yang berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Akan senantiasa ada dari umatku satu kelompok yang tegak dengan perintah Allah, orang yang hendak menghinakan dan menyelisihi mereka tidak akan membahayakan mereka hingga datang perintah Allah sedangkan mereka tetap menang atas seluruh manusia”. (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Kami berkeyakinan dan sangat yakin bahwa Al-Qaeda termasuk kelompok ini -dengan idzin Allah- . Al-Qaeda tetap tegak di atas perintah Allah meskipun berbagai marabahaya menyerangnya setiap saat, meskipun mereka dikepung dari segala penjuru dan meskipun penolongnya sedikit serta jumlah musuhnya sangat banyak dan beragam, dimana belum pernah satu bangsa yang berbeda Agama dan Negara yang bersatu sebagaimana yang mereka lakukan pada hari ini kepada Organisasi Jihad Al-Qaeda yang berbarakah.

Yahudi, Salibis, Paganis, Munafik, Murtad, Sekuler, Syiah Rafidhah dan para budak hawa nafsu yang beraneka ragam, semuanya dalam satu lembah untuk memerangi organisasi ini. Dan Al-Qaeda akan tetap tegak di atas perintah Allah meskipun sebagian komandannya meninggal, sebagian yang lainnya tertangkap dan sisanya terpaksa harus menyingkir. Allah mengetahui para tentara dan komandan Al-Qaeda, bagaimana kesabaran, keteguhan dan kemampuan mereka dalam menghadapi serangan-serangan musuh, bagaimanapun kuat dan bahayanya yang mengerikan.

Landasannya adalah Iman dan Istiqamah meskipun harus tertimpa berbagai fitnah dan gangguan dari musuh.

“Dan jika kalian bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu muslihat mereka tidak akan membahayakan kalian sedikitpun. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”. (QS. Ali-‘Imran : 120)

“Mereka tidak akan bisa menimpakan bahaya kepada kalian kecuali hanya sebatas gangguan. Dan jika mereka memerangi kalian, niscaya mereka akan lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan ditolong”. (QS. Ali-‘Imran : 111)

Bentuk gangguan itu cukup banyak dan beragam. Terkadang dengan pembunuhan Para Komandan dan Mujahidin, atau dengan ditangkapnya para ikhwah yang diantaranya adalah Para Komandan, atau dengan embargo dan sedikitnya bantuan, atau dengan berkuasanya orang-orang Kafir dan Munafik serta antek-antek mereka atas Ahlu Tauhid dan selalu bersatunya mereka untuk memerangi Ahlu Tauhid. Diantara bentuk gangguan yang lain adalah pengingkaran para kerabat terhadap Ahlul Haq, bahkan mereka berdiri dan membela Ahlu Bathil dalam semua peristiwa dan keadaan. Dan hal inilah yang sangat melukai hati Para Muwahhidin dan membuat mereka bersedih.

Masih banyak lagi bentuk gangguan yang lain yang membuktikan bahwa jalan kebenaran itu selalu dilingkupi oleh gangguan dan marabahaya baik secara materi maupun mental. Itulah sunah yang berlaku dan kaedah umum yang jiwa harus dibiasakan untuk memanggul tabiatnya.
Ujian itu penting untuk penyebaran da`wah dan menjadi syarat utama untuk meraih Tamkin (kemenangan). Dan seseorang tidak mungkin meraih tamkin tanpa diuji, dan tidak akan diuji kecuali orang yang Allah menghendaki kebaikan baginya baik untuk agama, dunia dan akheratnya.

Terkadang kami kalah di Medan Perang,
tapi kami tidak akan pernah Kalah Perang

Pada hari ini, perang melawan musuh-musuh kita, memiliki beberapa Medan Pertempuran yang kita geluti di beberapa bidang. Diantaranya ada yang harus kita geluti, dan diantaranya lagi ada yang merupakan suatu pilihan dalam menggeluti atau menundanya. Semuanya termasuk Katagori Kontemporer dan memiliki Esensi dalam perang yang memakan waktu cukup lama ini.

Diantara sunnatullah di alam semesta ini adalah Allah menjadikan hari-hari itu silih berganti, dan berbagai peristiwa akan berputar untuk suatu hikmah yang hanya diketahui oleh-Nya Subhanah :

“Jika kalian terluka, maka kaum tersebut juga mengalami luka yang serupa. Dan hari-hari itu Kami jadikan silih berganti diantara manusia, supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan menjadikan diantara mereka sebagai Syuhada. Dan Allah tidak mencintai orang-orang dhalim”. (QS. Ali-‘Imran : 140)

Perang antara kita dan para musuh kita terus silih berganti. Jalannya perang tidak selalunya memihak orang-orang beriman, tetapi kadang dalam banyak tahapan justru sebaliknya, karena banyak faktor yang jika dijabarkan cukup panjang. Diantaranya ada yang merupakan Sunnah Qadariyah dan ada pula yang Syar`i Sababy (hukum sebab akibat). Pada akhirnya seorang Mukmin harus menerima, Ridha dan pasrah terhadap sesuatu yang qadary (sudah menjadi taqdir), tetapi saat itu pula dia juga harus berupaya mencari faktor-faktor dan sarana-sarana kemenangan, serta menyingkirkan faktor-faktor dan sarana-sarana yang menyebabkan kekalahan dari diri dan ruang lingkup yang dia bergerak di dalamnya.

Perang itu terdiri dari sekumpulan Medan Tempur. Terkadang kita kalah secara materi, tetapi menurut pengertian Rabbany tentang arti kekalahan tidak mungkin umat yang mengemban Dien ini bisa kalah. Sehingga setiap kekalahan harus dimaknai dengan berbagai aspek kemenangan, atau dengan kata lain harus ada positif thinking untuk mengatasi kelemahan dan menjauhi berbagai faktor kekalahan. Umat Islam harus berupaya untuk menyebarluaskan dien ini dan merealisasikannya di muka bumi sesuai dengan kehendak dan perintah Allah.

Umat Islam adalah umat yang selalu menang di semua kondisi dan mulia dengan Iman, Aqidah dan Risalah penutup yang dibawakan untuk segenap alam. Medan tempurnya bukan hanya di front-front peperangan, tetapi meluas ke semua medan, terutama medan jiwa, di mana umat ini akan terus berupaya untuk menyeru manusia dan merubah perjalanan hidup mereka secara total. Perang ini tidak kalah bahayanya dibanding perang melawan musuh dengan senjata.

Untuk hakekat besar ini, saya tidak akan bercerita tentang seberapa besar ambisi musuh dalam meletakkan rintangan baik secara materi maupun mental di jalan da`wah, agar da`wah ini tidak sampai kepada manusia. Sehingga mereka meninggalkan kejahiliyahan dan kesempitan dan berubah menjadi para pembela kebenaran dan para tentara untuk menghancurkan system bathil yang mereka hidup di dalam cengkramannya.
Allah `Azza wa Jalla telah menetapkan kemenangan terhadap agama-Nya diatas agama-agama lain dan semua madzhab di muka bumi.

“Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Dien yang benar untuk memenangkannya di atas semua Dien, dan meskipun orang-orang Musyrik tidak menyukainya”. (QS. Ash-Shaff : 9)

Dan firman-Nya Ta`ala yang lain :

“Allah telah menuliskan bahwa Aku benar-benar pasti akan menang dan begitu juga Rasul-Ku. Sesungguhnya Allah maha Kuat lagi maha Perkasa”. (QS. Al Mujadilah : 21)

Seperti apapun tipu muslihat dan gangguan para musuh kepada kita –wahai orang-orang yang Beriman-, mereka hanya mampu menyakiti badan dan materi kita, tidak lebih. Lihatlah wahai umat Islam…. Apa yang terjadi di negara-negara Islam sejak bertahun-tahun. Mereka telah menghancurkan rumah-rumah yang banyak dihuni oleh orang-orang yang dijamin keamanannya, yaitu anak-anak, orang-orang tua dan para wanita, menghancurkan sekolah-sekolah yang banyak dihuni oleh anak-anak dan rumah sakit-rumah sakit yang berisi para pasien dan orang-orang yang terluka, serta menyerang kamp-kamp pelatihan bahkan hingga rumah-rumah Allah sekalipun. Mereka juga menutup hal-hal seperti itu, berupa yayasan-yayasan dan menghentikan berbagai kegiatan publik yang akan mengokohkan umat. Mereka juga memenjarakan sejumlah putra-putra umat yang aktif dan beramal di medan perang bahkan membunuh mereka. Tetapi mereka tidak mampu menghentikan perjalanan Da`wah dan Jihad. Selamanya, mereka juga tidak akan pernah mampu untuk menghentikan bantuan dan serangan yang di situ darah seorang mujahid mengalir.

Semua ini telah terjadi, dan merupakan gangguan yang menimpa kita sampai beberapa dekade, dan memang harus dihadapi dan bersabar atas berbagai kerugian, kepedihan dan luka-lukanya. Tabiat Dien ini adalah bahwa dia akan kuat dengan segala keterbatasan seperti ini, gangguan seperti ini dan pengorbanan besar seperti ini

Ketika permusuhan di muka bumi dengan para musuh seperti mereka, maka neraca timbangannya akan berbalik secara drastis. Saat itulah mereka menjadi manusia yang paling pengecut untuk bertatap muka, dan paling pengecut untuk baku tembak, bahkan mereka akan beralih haluan kepada buruan kecil dari kelompok mujahid kita.

“Dan jika mereka berperang dengan kalian, nscaya mereka akan lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan ditolong”. (QS. Ali-‘Imran : 111)

Jika kalian terluka, maka merekapun juga terluka. Gangguan yang diderita oleh Organisasi Jihad Al-Qaeda akhir-akhir ini termasuk gangguan dan luka besar dalam bentuk terbunuhnya pemimpin Nomor Satu dan Penasehatnya yang bijak yaitu Syaikh Abu Abdillah Usamah bin Ladin –semoga Allah mengangkat kedudukan beliau di `Iliyyin-. Peristiwa ini dari aspek besar dan esensinya, tidak mungkin disamai oleh berita yang lain, sebagaimana kita juga tidak mungkin untuk mensejajarkannya dengan berbagai kerugian dan bahaya yang lain yang secara zhahir diderita oleh Organisasi ini. Adapun secara hakekat, maka kami tegaskan dengan yakin bahwa peristiwa ini mengandung kebaikan besar, faedah yang sangat banyak dan hikmah yang tinggi yang terkadang tidak kita ketahui. Semuanya berada dalam bingkai serangan media yang mengiringinya, meskipun peristiwa ini akan tetap fenomental.

Dari sini, harus ada interaksi dengan musibah secara zhahir, yang pada hakekatnya adalah ujian ini dari kaca mata imani tarbawi secara mendalam, agar kita bisa memetik buah yang tersembunyi dari mayoritas kaum muslimin tentang orang-orang yang menyelisihi dan memerangi kita.

Semua orang melihat peristiwa ini sebagai kerugian besar, pukulan telak dan menciderai organisasi Al-Qaeda. Ada yang berasumsi terlalu jauh dengan mengatakan bahwa Organisasi ini tidak akan pernah bisa bangkit kembali setelah mengalami peristiwa ini, dan setelah itu akan segera lenyap atau paling tidak akan terjadi perpecahan dan percekcokan, bahkan bisa jadi perang saudara yang akan menjadikannya mati secara perlahan sebagaimana yang dialami oleh komandan dan pemimpin mereka yang pertama.

Sungguh, luka yang menimpa kita hari ini tidak diragukan lagi sangat menyakitkan hati, tetapi ini adalah taqdir Allah dan salah satu tema dari serial ujian yang telah Allah tetapkan atas umat ini, terutama Thaifah Manshurah dengan idzin Allah, yang tegak dengan perintah Allah dan yang bersabar menghadapi semua gangguan di jalan ini.

Begitu juga, kematian Orang termahal kita termasuk salah satu tema dari serial para pemimpin besar yang telah menciptakan kemenangan untuk umat ini, dan berupaya untuk mengembalikan bangunan kekhilafahan yang telah hilang dengan karunia Allah. Setiap orang dari mereka ibarat sebuah batu bata dalam bangunan kokoh dan berbarokah ini yang sebentar lagi akan sempurna.

Di sini ada beberapa renungan yang mewakili beberapa risalah yang saya tujukan kepada beberapa kelompok yang berkaitan langsung dengan peristiwa tersebut. Kepada Allah aku memohon taufiq dan kepada-Nya aku bersandar, saya katakan :

Pertama : Kepada Para Pemimpin Organisasi Jihad Al-Qaeda dan para tentaranya

Ketahuilah wahai para ikhwah tercinta, bahwa Allah menguji kalian dengan peristiwa ini sebagaimana Dia telah menguji kalian dengan peristiwa-peristiwa yang telah lampau untuk melihat apa yang kalian lakukan. Kalian adalah orang yang paling tahu dan paling sadar tentang Hikmah Ilahiyah yang adil ini. Taqdir Allah tidak akan pernah berhenti pada satu orang. Sunnah-Nya akan terus berjalan dan tidak akan pernah bisa diganti dan dirubah.

Jika sunnah-Nya bisa berubah karena seseorang, niscaya sunnah ini akan berubah karena kematian makhluk-Nya yang terbaik yaitu Muhammad bin Abdillah –bagi beliaulah shalawat terbaik dan salam yang paling suci-, di mana kita telah melihat kehidupan beliau semuanya adalah petaka, ujian dan pengorbanan hingga berjumpa Allah dalam keadaan seperti itu, begitu juga para sahabat beliau yang mulia, di mana mereka adalah makhluk terbaik setelah Nabi kita yang mulia, dan diantara mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq dan tiga orang Syuhada yaitu Umar Al Faruq, Utsman dan Ali –semoga Allah meredhai mereka semua-.

Apakah kematian dan kesyahidan mereka mengurangi nilai kemuliaan mereka? Apakah perjalanan Islam terhenti karena kematian dan kesyahidan mereka? Atau justru bertambah jelas, kuat dan tergenggam erat hingga Da`wah Tauhid tersebar di semua ufuq, berbagai negeri ditaklukkan dan seluruh alam semesta bisa dibebaskan???

Inilah tabiat Da`wah Tauhid, dia tersebar dengan kematian para pemeluknya, semakin kuat dan tergenggam erat dengan kesyahidan mereka. Meskipun kita telah berbicara tentang keutamaan Syahadah dan Istisyhad (mencari syahid) dalam Islam, tetapi kita tidak akan mampu untuk merangkum semua manfaat dan buah besar yang dipetik oleh masyarakat Islam dibalik kesyahidan putra-putranya secara umum dan kesyahidan pemimpinnya secara khusus.

Kalian pada hari ini berada dihadapan tanggung jawab besar untuk tetap menjaga dan melestarikan da`wah ini, berupaya untuk mencerna semua pelajaran dan hikmah yang tersembunyi dibalik kematian pemimpin kita Asy-Syahid, dan menyerap serangan besar ini untuk menguatkan dan menegakkan punggung-punggung kita dari pada kita harus membungkukkannya yang merupakan puncak angan-angan para musuh kita.

Kita ingin agar kepemimpinan Al-Qaeda semuanya diserahkan kepada Usamah, agar kita memiliki lebih banyak lagi Usamah, sehingga kerja musuh-musuh kita untuk mengejar kalian semakin berat, dan supaya Usamah tetap hidup menggoncang pembaringan mereka dan merubah hidup mereka seperti neraka, sehingga mereka akan menyesali hari dimana mereka mengira telah berbuat sesuatu yang menyakitkan kepada Usamah.

Jika seorang Usamah mati, maka di sana masih ada ribuan Usamah yang akan menggantikan posisi beliau, melanjutkan jalan beliau, mendidik, mengorganisir dan mengarahkan kelompok mujahidin di setiap tempat, yang akan membuka front-front baru atas musuh-musuh kita yang belum pernah mereka perkirakan sebelumnya, dimana jika Syaikh Usamah masih hidup hal itu tidak akan terjadi dan terbuka, karena ini adalah hasil dan buah natural atas kesyahidan beliau –semoga Allah menerima beliau dan meninggikan kedudukan beliau di `Iliyyin-. Ini adalah salah satu bentuk dari makna bahwa Asy-Syahid akan tetap hidup dan tidak akan mati di benak dan jiwa serta hati umat Islam.

Kedua : Kepada para pembela Al-Qaeda dan Jihad secara umum

Wahai para pembela Al-Qaeda yang ikhlas… Berjalanlan di atas berkah dari Allah untuk menolong agama-Nya, tetapilah tempat-tempat kalian dan jagalah tapal-tapal batas kalian. Hal itu, demi Allah, bukanlah sebuah kekalahan dan tidak seyogyanya begitu. Tetapi hal itu adalah luka kecil jika dibandingkan dengan apa yang menimpa Kaum Muslimin pada waktu Perang Uhud, yaitu hari di mana kematian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam disiarkan. Lalu Kaum Muslimin meninggalkan medan perang karena mengira bahwa Islam telah berakhir dengan kematian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Tetapi seruan para sahabat yang teguh menggelegar dan menggoncangkan jiwa serta menyadarkannya dari pukulan telak yang menyakitkan tersebut :

“Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah terbunuh, maka bangkitlah dan matilah sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mati…!!!”.

Sekarang, giliran kami menyentuh jiwa-jiwa para Pembela : “Jika Pemimpin kita Usamah telah mati, maka beliau hanyalah seorang Mujahid, dan salah seorang diantara umat ini yang merindukan kesyahidan dan berupaya untuk meraihnya. Perjalanan Jihad dengan idzin Allah tidak akan berhenti dengan kematian beliau, tetapi sebaliknya harus semakin kuat dari sebelumnya, sebagaimana kalian juga harus mengerahkan seluruh kemampuan kalian dan bersemangat untuk menyempurnakan tugas-tugas kalian serta melanjutkan i`dad kalian untuk menghadapi pertempuran selanjutnya dengan tekad yang lebih kuat dan cita-cita yang lebih tinggi. Allah tidak akan menyia-siakan amal kalian, bahkan Dia akan memberkahinya sebagaimana Dia memberkahinya ketika Usamah masih hidup diantara kalian. Agama ini adalah milik Allah. Dialah yang kita tuju dan kita harap. Allah yang maha suci akan tetap hidup dan tidak akan mati. Dan kelak kita juga akan mati sebagaimana Usamah, maka matilah musuh-musuh kita dengan kemarahan mereka”.

Wahai para pembela… Ada diantara kalian yang berdiri di samping para mujahidin dalam parit pertempuran, baik dengan jiwa, harta dan semua yang dia miliki, lalu dia terus mengikuti perkembangan para Mujahidin dan Jihad. Dia tidak pernah merasa rugi atau takut kehilangan harta maupun jabatan duniawi. Dia adalah bagian tidak terpisahkan dari komunitas jihadi, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, dia turut berputar demi maslahat Jihad di manapun posisi putarannya. Pada hari ini dia menjelma dalam diri ribuan para pemuda yang berhijrah ke bumi Jihad dan bergabung dengan barisan mujahidin di sana. Ada pula diantara mereka yang terjun langsung dalam medan tempur dan ada pula yang masih berada di tahap i`dad. Ada pula diantara mereka yang bertebaran di berbagai Negara dan menunggu giliran untuk melaksanakan aksi dalam perang ini, pada waktu dan tempat yang tepat. Mereka selalu dalam ribath. Dimanapun mereka mengerahkan upayanya, maka disitulah pahala Allah -insya Allah Ta`ala-.

Kelompok ini indentik dengan sifat-sifat mulia berupa disiplin, terorganisir dan termasuk perpanjangan tangan dari komunitas jihadi. Musuh menyebutnya sebagai “Sel Tidur”, padahal sebenarnya kelompok ini adalah sel terjaga dan waspada. Oleh karena itulah musuh tidak mampu menyingkapnya dan dengan idzin Allah tidak akan mampu hingga kelompok ini melaksanakan tugasnya dengan baik dalam lindungan dan pemeliharaan Allah

Ada juga jenis para penolong yang lain, mereka tidak bergabung langsung di medan-medan perang. Mereka ada di semua tempat terutama di Negara-negara Islam yang berada di bawah hukum Penguasa Murtad. Mereka sangat rindu untuk melaksanakan ibadah Jihad, tetapi mereka tidak bisa melakukan i`dad dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam masa tunggu ini, kita dapati mereka melakukan banyak hal dalam rangka menolong para mujahidin, baik di medan-medan da`wah dan media atau medan ekonomi dan keamanan. Di saat yang sama, mereka berupaya untuk melakukan i`dad untuk melakukan jihad defensive di dalam Negara mereka yang dijajah oleh orang-orang murtad. Mereka memahami dengan baik bahwa tidak ada beda antara orang-orang kafir asli dengan para penguasa murtad tentang esensinya memerangi mereka. Jadi, mereka adalah dua wajah untuk satu tugas, bahkan mereka paham bahwa memerangi orang murtad yang lebih dekat adalah lebih utama dari pada memerangi orang kafir yang lebih jauh.

Tugas ini harus lebih mendapat perhatian dalam kehidupan para Pembela itu setelah kepergian Sang Komandan Usamah, dan saya tujukan secara khusus kepada tugas para pembela Jihad Media pada masa pertumbuhan dari usia jihad umat ini. Kita sangat butuh orang yang akan menghidupkan perjalanan hidup Sang Komandan Asy-Syahid, menyebarluaskan sikap dan nasehat-nasehat beliau serta pertempuran-pertempuran yang beliau pimpin atau beliau ikuti, agar beliau tetap hidup di tengah-tengah kita dan menjadi duri dalam tenggorokan musuh-musuh kita, supaya buah yang mereka petik dibalik pembunuhan dan kematian beliau di dunia ini tidak lain adalah selalu hadirnya beliau diantara para pembela, pengikut dan murid beliau.

Ketiga : Kepada para musuh Al-Qaeda

Kepada mereka saya katakan… Bergembiralah dengan hal yang membuat kalian buruk. Kalian telah membuka pintu baru untuk diri kalian menuju Neraka Jahim. Kalian juga telah menyulut permusuhan antara kami dan kalian semakin luas, karena kalian telah menyakiti kami dengan membunuh pemimpin kami yang paling mulia dan berharga, tetapi kalian hanya menjadi sebab akan taqdir Allah dalam berakhirnya ajal Syaikh Al-Qaid Usamah. Beliau tidak akan mampu untuk memajukan atau mengundurkan ajalnya sedetikpun, tetapi justru beliau telah mendapatkan apa yang selama ini beliau cita-citakan yaitu kesyahidan di jalan-Nya dengan maju ke depan tanpa mundur ke belakang dalam pertempuran sengit. Padahal kalian sangat berambisi untuk menangkap beliau, maka Allah memupuskan angan-angan kalian dan justru mewujudkan harapan hamba-Nya Usamah agar meninggal sebagai syahid dan memetik buah jihadnya yang lamanya lebih dari 3 dasawarsa.

Inilah akhir kehidupan yang diangankan oleh setiap Mujahid dari Para Tentara Organisasi Jihad Al-Qaeda. Bahkan seorang mujahid itu berangan-angan untuk Mati Syahid berulang kali, sebagaimana yang diangankan oleh Rasul Sang Komandan Shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda :  

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalaulah bukan akan memberatkan umat Islam, niscaya Aku tidak akan pernah tertinggal dibelakang setiap ekspansi sariyah yang berperang di jalan Allah selamanya. Tetapi aku tidak memiliki kelebihan bekal untuk membawa serta mereka, dan mereka juga tidak memiliki bekal dan mereka sangat terpukul / sedih karena tertinggal dariku. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, aku benar-benar ingin untuk berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, kemudian berperang, lalu terbunuh, kemudian berperang, lalu terbunuh”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah angan-angan Nabi kita yang mulia, lalu mengapa hal itu tidak menjadi angan-angan setiap Muslim Mujahid setelah beliau? Karena hal itulah mereka keluar, dan meninggalkan rumah, keluarga, bisnis dan kerja mereka, maka apa yang bisa kalian petik selain kerugian dan kehinaan? Sedangkan Syaikh Usamah telah meraih surga Al `Adn dan keridhaan dari Allah –kami menyangkanya begitu, dan kami tidak menganggap suci beliau dihadapan Allah–.

Kalian terlalu tergesa-gesa dalam berhadapan dengan para pahlawan Al-Qaeda, dan kalian akan melihat hal yang akan menjadikan anak kecil beruban dan menjadikan kalian lupa dengan tragedi dua pertempuran di New York dan Washington, karena front-front perlawanan kali ini sangat banyak dan berjauhan, dan berbagai serangan akan terjadi dengan sangat mengejutkan dan akan datang kepada kalian tanpa kalian perkirakan. Maka, bergembiralah dengan hal yang membuat kalian buruk dan lakukanlah persiapan untuk menghadapi hal ini, karena dia akan datang dalam waktu dekat.

Adapun jika kalian mengira bahwa pembunuhan Syeikh Al-Qaid Usamah akan melemahkan Organisasi Jihad Al-Qaeda, maka kalian adalah salah dan tertipu. Kalian tidak paham tentang sunah dan tabiat agama kami meskipun kalian telah membelanjakan milyaran dolar untuk study dan lembaga kalian untuk berusaha memahami dan mengetahui rahasia-rahasia dari agama kami yang lurus, dan meskipun kalian telah banyak melakukan eksperimen yang kalian cobakan kepada komunitas jihady terutama Organisasi Jihad Al-Qaeda. Tetapi kalian adalah kaum yang tidak faham dan tidak berakal.

Sebagaimana Islam akan semakin kuat dan tersebar luas, para pembela dan pemeluknyapun juga semakin berlipat ganda setelah kematian Nabinya yaitu Muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan setelah kematian Khalifah pertama yaitu Ash-Shiddiq –semoga Allah meridhai beliau– serta para khalifah yang mati syahid yaitu Umar Al Faruq, Utsman Sang Pemalu dan Ali yang Allah memuliakan wajahnya –semoga Allah meridhai mereka semuanya-. Maka begitu juga Islam akan semakin kuat dan kokoh dalam jiwa, setiap kali Pemimpin atau Komandannya gugur. Seolah-olah darah mereka memberikan kekuatan defensive yang unik terhadap agama ini, dan seperti darah baru yang mengalir di dalam tubuh umat ini atau seperti air berbarakah yang menyirami tanaman Islam yang agung agar bisa mengakar di bumi dan tumbuh dengan dedaunan nan rindang.

Keempat : Kepada kelompok “yang amat suka mendengarkan perkataan mereka” (Munafiqun)

Wahai kalian orang-orang yang memegang tongkat dari tengah, dan berdiri di tengah-tengah antara kelompok kebenaran dan para pembela mereka dengan kelompok munafik dan kehinaan. Kalian senantiasa butuh kepada orang yang akan mengingatkan kalian dengan berbagai kewajiban kalian terhadap agama kalian. Sebentar saja kami mengabaikan kalian, kami dapati kalian telah berubah haluan, meninggalkan barisan dan kalian bergabung dengan para penggembos .

“Sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka”. (QS. At-Taubah : 47)

Kami juga melihat kalian selalu mengulang-ulang syubhat-syubhat mereka tanpa faham dan sadar. Kalian sangat tidak faham dengan sunah-sunah Allah dalam da`wah dan pertempuran melawan kebatilan. Perbuatan kalian seolah mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Bani Isroil kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam :

“Mereka berkata : Kami telah disakiti sejak sebelum kalian datang kepada kami maupun setelahnya”. (QS. Al-A`raf : 129)

Ini adalah sikap terselubung dan berulang-ulang, seolah-olah jiwa jenis ini sudah kerasukan setan dan tumbuh diatas kehinaan, keluh kesah dan tidak mampu memikul beban di jalan Allah. Jiwa ini berharap bahwa Allah Ta`ala akan memberinya surga di dunia dan akherat tanpa harus mempersembahkan harga terkecil untuk meraihnya.

Sampai kapan kalian akan marah terhadap peristiwa yang terjadi…?

Kalian hanya bisa mencela para Mujahidin akibat kehinaan dan kegelapan yang kalian alami…?

Belum tibakah saatnya kalian menentukan pilihan untuk berpindah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu untuk beriltizam (komitmen) dan memikul tanggung jawab…?

Bukankah kalian adalah bagian dari umat ini yang telah memutuskan untuk bangkit mengembalikan kemuliaannya yang terampas…?

Sampai kapan kalian akan tetap melakukan demonstrasi, sedangkan senjata berada di tangan-tangan para musuh kita. Mereka memanfaatkan dan berlindung di belakang kalian dalam perang sengit melawan para Mujahidin…???

Rasa kehilangan kami terhadap pemimpin kami adalah sumber energi dan ilham bagi kami untuk melanjutkan jalan dan lebih banyak berkorban untuk membebaskan jiwa kami dan kalian bersama kami, demi untuk mengusir para penjajah dari Negara-negara kita dan mengeluarkan mereka dari rumah-rumah kita, sebagaimana mereka juga berupaya untuk mengusir kita dan memurtadkan kita dari agama kita dengan segala sarana yang memungkinkan.

Apakah kalian ridha menjadi pembela mereka untuk menyerang kami dan kalian menusuk saudara kalian dari belakang, sehingga merugilah dunia dan akherat kalian…? Padahal kalau kalian mau berdiri di samping saudara-saudara kalian, kalian tutup telinga kalian dari mendengarkan berita-berita dari Musuh dan penggembosan mereka kepada kalian, niscaya kalian telah turut andil dalam aksi kebangkitan dan perang kemerdekaan meskipun hanya dengan lisan, hati dan seruan kalian, dan kalian akan berjaya dengan ridha Allah pada hari kiamat.

Sungguh, para pemimpin kami –terutama komandan kami Abu Abdillah Usamah -semoga Allah menerima beliau-- tidak lain adalah manusia biasa dan tentara yang Allah utus untuk melaksanakan kewajiban yaitu mengeluarkan manusia dari peribadahan kepada manusia menuju peribadahan kepada Rabbnya manusia (Allah). Ajal mereka sudah diketahui, dan usaha mereka sangat terbatas serta mereka tidak ditentukan untuk kekal di dunia ini.

Jika mereka hidup, maka mereka hidup untuk Allah dan agama. Jika mereka mati, maka mereka mati di jalan Rabbul `Alamin. Perjalanan jihad tidak akan pernah berhenti dengan kematian mereka, dan dengan daya dan kekuatan Allah tidak akan diselewengkan. Ini adalah karunia dari berkah darah para komandan tersebut dan keikhlasan mereka kepada Allah `Azza wa Jalla.

Demikianlah, kami memuji Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang zhahir dan yang batin. Kami juga bersabar dengan ujiannya baik yang kecil maupun yang besar. Kami juga memohon kepada Allah Subahanah agar menganugerahkan kepada kita keikhlasan dalam ucapan dan amalan, tetap teguh dan istiqamah di atas perintah-Nya, menganugerahkan Syahadah kepada kami di jalan-Nya dan bergabung dengan para kekasih Muhammad dan para Sahabat beliau. Dan semoga Allah juga menerima amal dan kesyahidan komadan kami, pemimpin kami, singa Islam Usamah dan seluruh syuhada` kami hingga hari kiamat.

Ditulis sebagai pembelaan terhadap wali-wali Allah dan membuat para musuh-Nya marah..


Ditulis oleh : Abu Sa'ad Al-'Amily
Share on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Aceh Loen Sayang 2011