وحيدٌ هَزَّنِي ظُلْمُ الْأَعَـادِي وأُحْرَمُ
أَنْ أَدُوسَ ثَرَى بِلاَدِي
طَرِيدٌ مَا طُرِدْتُ لأَجْـلِ ذَنْبٍ شَرِيدٌ لَا دِيَارَ لِكَيْ تُنَادِي
تحَـاوِلُ كُـلُّ أَمْرِيكَا اغْتِيَالِي وَأَدْعُو اللهَ مَوْتاً فيِ جهِــاَد
تُشِيرُ أَصَابِعُ الأَنْذَالِ نَحْوِي وأُرْمَى بِالجْرَائِمِ وَالتَّمَـادِي
وَذَاكَ لِأَنَّنِي بِالحَقِّ أَشْـدُو وَأَطْلُبُ عِزَّتِي تَحْتَ الزِّنَـادِ
وَحِيـدٌ وَالْيَهُودُ بِكُلِّ أَرْضٍ أُلُوفٌ فِي أُلُوفٍ بِازْدِيَــادِ
وَحِيدٌ....لَا فَرَبُّ الْعَرْشِ عَوْنِي وَحَسْبِي الْعَوْنُ مِنْ رَبِّ الْعِبَادِي
طَرِيدٌ مَا طُرِدْتُ لأَجْـلِ ذَنْبٍ شَرِيدٌ لَا دِيَارَ لِكَيْ تُنَادِي
تحَـاوِلُ كُـلُّ أَمْرِيكَا اغْتِيَالِي وَأَدْعُو اللهَ مَوْتاً فيِ جهِــاَد
تُشِيرُ أَصَابِعُ الأَنْذَالِ نَحْوِي وأُرْمَى بِالجْرَائِمِ وَالتَّمَـادِي
وَذَاكَ لِأَنَّنِي بِالحَقِّ أَشْـدُو وَأَطْلُبُ عِزَّتِي تَحْتَ الزِّنَـادِ
وَحِيـدٌ وَالْيَهُودُ بِكُلِّ أَرْضٍ أُلُوفٌ فِي أُلُوفٍ بِازْدِيَــادِ
وَحِيدٌ....لَا فَرَبُّ الْعَرْشِ عَوْنِي وَحَسْبِي الْعَوْنُ مِنْ رَبِّ الْعِبَادِي
Seorang diri, kezhaliman musuh mengguncang diriku
Dan diriku dilarang untuk mengelola kekayaan negeriku
Terusir, diriku tidak terusir karena sebuah kesalahan
Terasing tanpa ada satu Negara yang akan menyeru
Semua orang Amerika berupaya untuk membunuhku
Sedangkan aku berdoa kepada Allah agar mati dalam jihad
Jari-jemari kezhaliman terarah kepadaku
Dan aku dituduh sebagai penjahat dan pelaku kriminal
Hal itu karena aku membela yang benar
Dan aku mencari kemuliaanku dibawah perlawanan
Seorang diri, sedangkan Yahudi di setiap belahan bumi
Berjumlah ribuan dan terus bertambah
Seorang diri… Tidak, karena Rabb pemilik `Arsy adalah penolongku
Dan Cukuplah bagiku pertolongan dari Rabb seluruh manusia
Singa Islam dan Syahidul Ummah Asy-Syaikh
Abu 'Abdullah Usamah bin Ladin
- semoga Allah menerima beliau-
Terusir, diriku tidak terusir karena sebuah kesalahan
Terasing tanpa ada satu Negara yang akan menyeru
Semua orang Amerika berupaya untuk membunuhku
Sedangkan aku berdoa kepada Allah agar mati dalam jihad
Jari-jemari kezhaliman terarah kepadaku
Dan aku dituduh sebagai penjahat dan pelaku kriminal
Hal itu karena aku membela yang benar
Dan aku mencari kemuliaanku dibawah perlawanan
Seorang diri, sedangkan Yahudi di setiap belahan bumi
Berjumlah ribuan dan terus bertambah
Seorang diri… Tidak, karena Rabb pemilik `Arsy adalah penolongku
Dan Cukuplah bagiku pertolongan dari Rabb seluruh manusia
Singa Islam dan Syahidul Ummah Asy-Syaikh
Abu 'Abdullah Usamah bin Ladin
- semoga Allah menerima beliau-
PENDAHULUAN
Allah telah
menentukan atas umat terakhir ini beberapa Faridhah berat dan kewajiban besar
sesuai dengan kadar kemuliaannya di sisi Allah, dan sesuai dengan kadar
kemuliaan Rasulnya sebagai penutup dan pemimpin para Nabi serta Imam bagi Para Rasul.
Tanggung jawab itu sesuai dengan kadar kedudukan, dan kemuliaan umat ini
terletak pada beban tugas dan jihadnya yang akan terus berlanjut hingga hari
kiamat.
Rabb kita Jalla wa `Alaa
memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
sebagai sarana terbaik untuk menjaga keistiqamahan dalam menjalankan perintah-Nya
ini. Mentari istiqamah dan keteguhan ini tidak akan pernah terbenam dari umat
ini, berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Mu`awiyah Radhiyallahu
‘anhu yang berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Akan
senantiasa ada dari umatku satu kelompok yang tegak dengan perintah Allah, orang
yang hendak menghinakan dan menyelisihi mereka tidak akan membahayakan mereka
hingga datang perintah Allah sedangkan mereka tetap menang atas seluruh manusia”.
(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Kami berkeyakinan dan sangat
yakin bahwa Al-Qaeda termasuk kelompok ini -dengan idzin Allah- . Al-Qaeda
tetap tegak di atas perintah Allah meskipun berbagai marabahaya menyerangnya
setiap saat, meskipun mereka dikepung dari segala penjuru dan meskipun
penolongnya sedikit serta jumlah musuhnya sangat banyak dan beragam, dimana
belum pernah satu bangsa yang berbeda Agama dan Negara yang bersatu sebagaimana
yang mereka lakukan pada hari ini kepada Organisasi Jihad Al-Qaeda yang berbarakah.
Yahudi, Salibis, Paganis,
Munafik, Murtad, Sekuler, Syiah Rafidhah dan para budak hawa nafsu yang
beraneka ragam, semuanya dalam satu lembah untuk memerangi organisasi ini. Dan Al-Qaeda
akan tetap tegak di atas perintah Allah meskipun sebagian komandannya
meninggal, sebagian yang lainnya tertangkap dan sisanya terpaksa harus menyingkir.
Allah mengetahui para tentara dan komandan Al-Qaeda, bagaimana kesabaran,
keteguhan dan kemampuan mereka dalam menghadapi serangan-serangan musuh,
bagaimanapun kuat dan bahayanya yang mengerikan.
Landasannya adalah Iman dan Istiqamah
meskipun harus tertimpa berbagai fitnah dan gangguan dari musuh.
“Dan jika kalian bersabar dan
bertaqwa, niscaya tipu muslihat mereka tidak akan membahayakan kalian
sedikitpun. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”. (QS. Ali-‘Imran : 120)
“Mereka tidak akan bisa
menimpakan bahaya kepada kalian kecuali hanya sebatas gangguan. Dan jika mereka
memerangi kalian, niscaya mereka akan lari ke belakang, kemudian mereka tidak
akan ditolong”. (QS.
Ali-‘Imran : 111)
Bentuk gangguan itu cukup banyak
dan beragam. Terkadang dengan pembunuhan Para Komandan dan Mujahidin, atau
dengan ditangkapnya para ikhwah yang diantaranya adalah Para Komandan, atau
dengan embargo dan sedikitnya bantuan, atau dengan berkuasanya orang-orang
Kafir dan Munafik serta antek-antek mereka atas Ahlu Tauhid dan selalu
bersatunya mereka untuk memerangi Ahlu Tauhid. Diantara bentuk gangguan yang
lain adalah pengingkaran para kerabat terhadap Ahlul Haq, bahkan mereka berdiri
dan membela Ahlu Bathil dalam semua peristiwa dan keadaan. Dan hal inilah yang
sangat melukai hati Para Muwahhidin dan membuat mereka bersedih.
Masih banyak lagi bentuk gangguan
yang lain yang membuktikan bahwa jalan kebenaran itu selalu dilingkupi oleh
gangguan dan marabahaya baik secara materi maupun mental. Itulah sunah yang
berlaku dan kaedah umum yang jiwa harus dibiasakan untuk memanggul tabiatnya.
Ujian itu penting untuk
penyebaran da`wah dan menjadi syarat utama untuk meraih Tamkin (kemenangan).
Dan seseorang tidak mungkin meraih tamkin tanpa diuji, dan tidak akan diuji
kecuali orang yang Allah menghendaki kebaikan baginya baik untuk agama, dunia
dan akheratnya.
Terkadang kami kalah di Medan
Perang,
tapi kami tidak akan pernah Kalah
Perang
Pada hari ini, perang melawan
musuh-musuh kita, memiliki beberapa Medan Pertempuran yang kita geluti di
beberapa bidang. Diantaranya ada yang harus kita geluti, dan diantaranya lagi
ada yang merupakan suatu pilihan dalam menggeluti atau menundanya. Semuanya
termasuk Katagori Kontemporer dan memiliki Esensi dalam perang yang memakan
waktu cukup lama ini.
Diantara sunnatullah di alam
semesta ini adalah Allah menjadikan hari-hari itu silih berganti, dan berbagai
peristiwa akan berputar untuk suatu hikmah yang hanya diketahui oleh-Nya
Subhanah :
“Jika kalian terluka, maka kaum
tersebut juga mengalami luka yang serupa. Dan hari-hari itu Kami jadikan silih
berganti diantara manusia, supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan
menjadikan diantara mereka sebagai Syuhada. Dan Allah tidak mencintai
orang-orang dhalim”. (QS.
Ali-‘Imran : 140)
Perang antara kita dan para musuh
kita terus silih berganti. Jalannya perang tidak selalunya memihak orang-orang beriman,
tetapi kadang dalam banyak tahapan justru sebaliknya, karena banyak faktor yang
jika dijabarkan cukup panjang. Diantaranya ada yang merupakan Sunnah Qadariyah
dan ada pula yang Syar`i Sababy (hukum sebab akibat). Pada akhirnya seorang
Mukmin harus menerima, Ridha dan pasrah terhadap sesuatu yang qadary (sudah
menjadi taqdir), tetapi saat itu pula dia juga harus berupaya mencari
faktor-faktor dan sarana-sarana kemenangan, serta menyingkirkan faktor-faktor
dan sarana-sarana yang menyebabkan kekalahan dari diri dan ruang lingkup yang
dia bergerak di dalamnya.
Perang itu terdiri dari
sekumpulan Medan Tempur. Terkadang kita kalah secara materi, tetapi menurut
pengertian Rabbany tentang arti kekalahan tidak mungkin umat yang mengemban
Dien ini bisa kalah. Sehingga setiap kekalahan harus dimaknai dengan berbagai
aspek kemenangan, atau dengan kata lain harus ada positif thinking untuk
mengatasi kelemahan dan menjauhi berbagai faktor kekalahan. Umat Islam harus
berupaya untuk menyebarluaskan dien ini dan merealisasikannya di muka bumi
sesuai dengan kehendak dan perintah Allah.
Umat Islam adalah umat yang
selalu menang di semua kondisi dan mulia dengan Iman, Aqidah dan Risalah
penutup yang dibawakan untuk segenap alam. Medan tempurnya bukan hanya di
front-front peperangan, tetapi meluas ke semua medan, terutama medan jiwa, di
mana umat ini akan terus berupaya untuk menyeru manusia dan merubah perjalanan
hidup mereka secara total. Perang ini tidak kalah bahayanya dibanding perang
melawan musuh dengan senjata.
Untuk hakekat besar ini, saya
tidak akan bercerita tentang seberapa besar ambisi musuh dalam meletakkan
rintangan baik secara materi maupun mental di jalan da`wah, agar da`wah ini
tidak sampai kepada manusia. Sehingga mereka meninggalkan kejahiliyahan dan
kesempitan dan berubah menjadi para pembela kebenaran dan para tentara untuk
menghancurkan system bathil yang mereka hidup di dalam cengkramannya.
Allah `Azza wa Jalla telah menetapkan kemenangan terhadap agama-Nya diatas agama-agama lain dan semua madzhab di muka bumi.
Allah `Azza wa Jalla telah menetapkan kemenangan terhadap agama-Nya diatas agama-agama lain dan semua madzhab di muka bumi.
“Dialah (Allah) yang telah
mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Dien yang benar untuk
memenangkannya di atas semua Dien, dan meskipun orang-orang Musyrik tidak
menyukainya”. (QS. Ash-Shaff
: 9)
Dan firman-Nya Ta`ala yang lain :
“Allah telah menuliskan bahwa Aku
benar-benar pasti akan menang dan begitu juga Rasul-Ku. Sesungguhnya Allah maha
Kuat lagi maha Perkasa”. (QS. Al Mujadilah : 21)
Seperti apapun tipu muslihat dan
gangguan para musuh kepada kita –wahai orang-orang yang Beriman-, mereka hanya
mampu menyakiti badan dan materi kita, tidak lebih. Lihatlah wahai umat Islam….
Apa yang terjadi di negara-negara Islam sejak bertahun-tahun. Mereka telah
menghancurkan rumah-rumah yang banyak dihuni oleh orang-orang yang dijamin
keamanannya, yaitu anak-anak, orang-orang tua dan para wanita, menghancurkan
sekolah-sekolah yang banyak dihuni oleh anak-anak dan rumah sakit-rumah sakit
yang berisi para pasien dan orang-orang yang terluka, serta menyerang kamp-kamp
pelatihan bahkan hingga rumah-rumah Allah sekalipun. Mereka juga menutup hal-hal
seperti itu, berupa yayasan-yayasan dan menghentikan berbagai kegiatan publik
yang akan mengokohkan umat. Mereka juga memenjarakan sejumlah putra-putra umat
yang aktif dan beramal di medan perang bahkan membunuh mereka. Tetapi mereka
tidak mampu menghentikan perjalanan Da`wah dan Jihad. Selamanya, mereka juga
tidak akan pernah mampu untuk menghentikan bantuan dan serangan yang di situ darah
seorang mujahid mengalir.
Semua ini telah terjadi, dan
merupakan gangguan yang menimpa kita sampai beberapa dekade, dan memang harus
dihadapi dan bersabar atas berbagai kerugian, kepedihan dan luka-lukanya.
Tabiat Dien ini adalah bahwa dia akan kuat dengan segala keterbatasan seperti
ini, gangguan seperti ini dan pengorbanan besar seperti ini
Ketika permusuhan di muka bumi
dengan para musuh seperti mereka, maka neraca timbangannya akan berbalik secara
drastis. Saat itulah mereka menjadi manusia yang paling pengecut untuk bertatap
muka, dan paling pengecut untuk baku tembak, bahkan mereka akan beralih haluan
kepada buruan kecil dari kelompok mujahid kita.
“Dan jika mereka berperang dengan
kalian, nscaya mereka akan lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan
ditolong”. (QS.
Ali-‘Imran : 111)
Jika kalian terluka, maka merekapun
juga terluka. Gangguan yang diderita oleh Organisasi Jihad Al-Qaeda akhir-akhir
ini termasuk gangguan dan luka besar dalam bentuk terbunuhnya pemimpin Nomor
Satu dan Penasehatnya yang bijak yaitu Syaikh Abu Abdillah Usamah bin Ladin
–semoga Allah mengangkat kedudukan beliau di `Iliyyin-. Peristiwa ini dari
aspek besar dan esensinya, tidak mungkin disamai oleh berita yang lain,
sebagaimana kita juga tidak mungkin untuk mensejajarkannya dengan berbagai
kerugian dan bahaya yang lain yang secara zhahir diderita oleh Organisasi ini.
Adapun secara hakekat, maka kami tegaskan dengan yakin bahwa peristiwa ini
mengandung kebaikan besar, faedah yang sangat banyak dan hikmah yang tinggi
yang terkadang tidak kita ketahui. Semuanya berada dalam bingkai serangan media
yang mengiringinya, meskipun peristiwa ini akan tetap fenomental.
Dari sini, harus ada interaksi
dengan musibah secara zhahir, yang pada hakekatnya adalah ujian ini dari kaca
mata imani tarbawi secara mendalam, agar kita bisa memetik buah yang tersembunyi
dari mayoritas kaum muslimin tentang orang-orang yang menyelisihi dan memerangi
kita.
Semua orang melihat peristiwa ini
sebagai kerugian besar, pukulan telak dan menciderai organisasi Al-Qaeda. Ada
yang berasumsi terlalu jauh dengan mengatakan bahwa Organisasi ini tidak akan
pernah bisa bangkit kembali setelah mengalami peristiwa ini, dan setelah itu
akan segera lenyap atau paling tidak akan terjadi perpecahan dan percekcokan,
bahkan bisa jadi perang saudara yang akan menjadikannya mati secara perlahan
sebagaimana yang dialami oleh komandan dan pemimpin mereka yang pertama.
Sungguh, luka yang menimpa kita
hari ini tidak diragukan lagi sangat menyakitkan hati, tetapi ini adalah taqdir
Allah dan salah satu tema dari serial ujian yang telah Allah tetapkan atas umat
ini, terutama Thaifah Manshurah dengan idzin Allah, yang tegak dengan perintah Allah
dan yang bersabar menghadapi semua gangguan di jalan ini.
Begitu juga, kematian Orang
termahal kita termasuk salah satu tema dari serial para pemimpin besar yang
telah menciptakan kemenangan untuk umat ini, dan berupaya untuk mengembalikan
bangunan kekhilafahan yang telah hilang dengan karunia Allah. Setiap orang dari
mereka ibarat sebuah batu bata dalam bangunan kokoh dan berbarokah ini yang
sebentar lagi akan sempurna.
Di sini ada beberapa renungan
yang mewakili beberapa risalah yang saya tujukan kepada beberapa kelompok yang
berkaitan langsung dengan peristiwa tersebut. Kepada Allah aku memohon taufiq
dan kepada-Nya aku bersandar, saya katakan :
Pertama : Kepada Para Pemimpin Organisasi Jihad Al-Qaeda dan para
tentaranya
Ketahuilah wahai para ikhwah
tercinta, bahwa Allah menguji kalian dengan peristiwa ini sebagaimana Dia telah
menguji kalian dengan peristiwa-peristiwa yang telah lampau untuk melihat apa yang
kalian lakukan. Kalian adalah orang yang paling tahu dan paling sadar tentang
Hikmah Ilahiyah yang adil ini. Taqdir Allah tidak akan pernah berhenti pada
satu orang. Sunnah-Nya akan terus berjalan dan tidak akan pernah bisa diganti
dan dirubah.
Jika sunnah-Nya bisa berubah
karena seseorang, niscaya sunnah ini akan berubah karena kematian makhluk-Nya
yang terbaik yaitu Muhammad bin Abdillah –bagi beliaulah shalawat terbaik dan
salam yang paling suci-, di mana kita telah melihat kehidupan beliau semuanya adalah
petaka, ujian dan pengorbanan hingga berjumpa Allah dalam keadaan seperti itu,
begitu juga para sahabat beliau yang mulia, di mana mereka adalah makhluk
terbaik setelah Nabi kita yang mulia, dan diantara mereka adalah Abu Bakar Ash
Shiddiq dan tiga orang Syuhada yaitu Umar Al Faruq, Utsman dan Ali –semoga Allah
meredhai mereka semua-.
Apakah kematian dan kesyahidan
mereka mengurangi nilai kemuliaan mereka? Apakah perjalanan Islam terhenti
karena kematian dan kesyahidan mereka? Atau justru bertambah jelas, kuat dan
tergenggam erat hingga Da`wah Tauhid tersebar di semua ufuq, berbagai negeri
ditaklukkan dan seluruh alam semesta bisa dibebaskan???
Inilah tabiat Da`wah Tauhid, dia
tersebar dengan kematian para pemeluknya, semakin kuat dan tergenggam erat
dengan kesyahidan mereka. Meskipun kita telah berbicara tentang keutamaan
Syahadah dan Istisyhad (mencari syahid) dalam Islam, tetapi kita tidak akan
mampu untuk merangkum semua manfaat dan buah besar yang dipetik oleh masyarakat
Islam dibalik kesyahidan putra-putranya secara umum dan kesyahidan pemimpinnya
secara khusus.
Kalian pada hari ini berada
dihadapan tanggung jawab besar untuk tetap menjaga dan melestarikan da`wah ini,
berupaya untuk mencerna semua pelajaran dan hikmah yang tersembunyi dibalik
kematian pemimpin kita Asy-Syahid, dan menyerap serangan besar ini untuk
menguatkan dan menegakkan punggung-punggung kita dari pada kita harus
membungkukkannya yang merupakan puncak angan-angan para musuh kita.
Kita ingin agar kepemimpinan Al-Qaeda
semuanya diserahkan kepada Usamah, agar kita memiliki lebih banyak lagi Usamah,
sehingga kerja musuh-musuh kita untuk mengejar kalian semakin berat, dan supaya
Usamah tetap hidup menggoncang pembaringan mereka dan merubah hidup mereka
seperti neraka, sehingga mereka akan menyesali hari dimana mereka mengira telah
berbuat sesuatu yang menyakitkan kepada Usamah.
Jika seorang Usamah mati, maka di
sana masih ada ribuan Usamah yang akan menggantikan posisi beliau, melanjutkan
jalan beliau, mendidik, mengorganisir dan mengarahkan kelompok mujahidin di
setiap tempat, yang akan membuka front-front baru atas musuh-musuh kita yang
belum pernah mereka perkirakan sebelumnya, dimana jika Syaikh Usamah masih
hidup hal itu tidak akan terjadi dan terbuka, karena ini adalah hasil dan buah
natural atas kesyahidan beliau –semoga Allah menerima beliau dan meninggikan
kedudukan beliau di `Iliyyin-. Ini adalah salah satu bentuk dari makna bahwa
Asy-Syahid akan tetap hidup dan tidak akan mati di benak dan jiwa serta hati
umat Islam.
Kedua : Kepada para pembela Al-Qaeda dan Jihad secara umum
Wahai para pembela Al-Qaeda yang
ikhlas… Berjalanlan di atas berkah dari Allah untuk menolong agama-Nya,
tetapilah tempat-tempat kalian dan jagalah tapal-tapal batas kalian. Hal itu,
demi Allah, bukanlah sebuah kekalahan dan tidak seyogyanya begitu. Tetapi hal
itu adalah luka kecil jika dibandingkan dengan apa yang menimpa Kaum Muslimin
pada waktu Perang Uhud, yaitu hari di mana kematian Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam disiarkan. Lalu Kaum Muslimin meninggalkan medan perang karena mengira
bahwa Islam telah berakhir dengan kematian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tetapi seruan para sahabat yang teguh menggelegar dan menggoncangkan jiwa serta
menyadarkannya dari pukulan telak yang menyakitkan tersebut :
“Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam telah terbunuh, maka bangkitlah dan matilah sebagaimana Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam mati…!!!”.
Sekarang, giliran kami menyentuh
jiwa-jiwa para Pembela : “Jika Pemimpin kita Usamah telah mati, maka beliau
hanyalah seorang Mujahid, dan salah seorang diantara umat ini yang merindukan
kesyahidan dan berupaya untuk meraihnya. Perjalanan Jihad dengan idzin Allah
tidak akan berhenti dengan kematian beliau, tetapi sebaliknya harus semakin
kuat dari sebelumnya, sebagaimana kalian juga harus mengerahkan seluruh
kemampuan kalian dan bersemangat untuk menyempurnakan tugas-tugas kalian serta
melanjutkan i`dad kalian untuk menghadapi pertempuran selanjutnya dengan tekad
yang lebih kuat dan cita-cita yang lebih tinggi. Allah tidak akan menyia-siakan
amal kalian, bahkan Dia akan memberkahinya sebagaimana Dia memberkahinya ketika
Usamah masih hidup diantara kalian. Agama ini adalah milik Allah. Dialah yang
kita tuju dan kita harap. Allah yang maha suci akan tetap hidup dan tidak akan
mati. Dan kelak kita juga akan mati sebagaimana Usamah, maka matilah musuh-musuh
kita dengan kemarahan mereka”.
Wahai para pembela… Ada diantara
kalian yang berdiri di samping para mujahidin dalam parit pertempuran, baik
dengan jiwa, harta dan semua yang dia miliki, lalu dia terus mengikuti
perkembangan para Mujahidin dan Jihad. Dia tidak pernah merasa rugi atau takut
kehilangan harta maupun jabatan duniawi. Dia adalah bagian tidak terpisahkan
dari komunitas jihadi, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, dia turut
berputar demi maslahat Jihad di manapun posisi putarannya. Pada hari ini dia
menjelma dalam diri ribuan para pemuda yang berhijrah ke bumi Jihad dan
bergabung dengan barisan mujahidin di sana. Ada pula diantara mereka yang
terjun langsung dalam medan tempur dan ada pula yang masih berada di tahap
i`dad. Ada pula diantara mereka yang bertebaran di berbagai Negara dan menunggu
giliran untuk melaksanakan aksi dalam perang ini, pada waktu dan tempat yang
tepat. Mereka selalu dalam ribath. Dimanapun mereka mengerahkan upayanya, maka
disitulah pahala Allah -insya Allah Ta`ala-.
Kelompok ini indentik dengan
sifat-sifat mulia berupa disiplin, terorganisir dan termasuk perpanjangan
tangan dari komunitas jihadi. Musuh menyebutnya sebagai “Sel Tidur”, padahal
sebenarnya kelompok ini adalah sel terjaga dan waspada. Oleh karena itulah
musuh tidak mampu menyingkapnya dan dengan idzin Allah tidak akan mampu hingga
kelompok ini melaksanakan tugasnya dengan baik dalam lindungan dan pemeliharaan
Allah
Ada juga jenis para penolong yang
lain, mereka tidak bergabung langsung di medan-medan perang. Mereka ada di
semua tempat terutama di Negara-negara Islam yang berada di bawah hukum
Penguasa Murtad. Mereka sangat rindu untuk melaksanakan ibadah Jihad, tetapi
mereka tidak bisa melakukan i`dad dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam masa tunggu ini, kita dapati mereka melakukan banyak hal
dalam rangka menolong para mujahidin, baik di medan-medan da`wah dan media atau
medan ekonomi dan keamanan. Di saat yang sama, mereka berupaya untuk melakukan
i`dad untuk melakukan jihad defensive di dalam Negara mereka yang dijajah oleh
orang-orang murtad. Mereka memahami dengan baik bahwa tidak ada beda antara
orang-orang kafir asli dengan para penguasa murtad tentang esensinya memerangi
mereka. Jadi, mereka adalah dua wajah untuk satu tugas, bahkan mereka paham
bahwa memerangi orang murtad yang lebih dekat adalah lebih utama dari pada
memerangi orang kafir yang lebih jauh.
Tugas ini harus lebih mendapat
perhatian dalam kehidupan para Pembela itu setelah kepergian Sang Komandan
Usamah, dan saya tujukan secara khusus kepada tugas para pembela Jihad Media
pada masa pertumbuhan dari usia jihad umat ini. Kita sangat butuh orang yang
akan menghidupkan perjalanan hidup Sang Komandan Asy-Syahid, menyebarluaskan
sikap dan nasehat-nasehat beliau serta pertempuran-pertempuran yang beliau
pimpin atau beliau ikuti, agar beliau tetap hidup di tengah-tengah kita dan
menjadi duri dalam tenggorokan musuh-musuh kita, supaya buah yang mereka petik
dibalik pembunuhan dan kematian beliau di dunia ini tidak lain adalah selalu
hadirnya beliau diantara para pembela, pengikut dan murid beliau.
Ketiga : Kepada para musuh Al-Qaeda
Kepada mereka saya katakan…
Bergembiralah dengan hal yang membuat kalian buruk. Kalian telah membuka pintu
baru untuk diri kalian menuju Neraka Jahim. Kalian juga telah menyulut
permusuhan antara kami dan kalian semakin luas, karena kalian telah menyakiti
kami dengan membunuh pemimpin kami yang paling mulia dan berharga, tetapi
kalian hanya menjadi sebab akan taqdir Allah dalam berakhirnya ajal Syaikh Al-Qaid
Usamah. Beliau tidak akan mampu untuk memajukan atau mengundurkan ajalnya
sedetikpun, tetapi justru beliau telah mendapatkan apa yang selama ini beliau
cita-citakan yaitu kesyahidan di jalan-Nya dengan maju ke depan tanpa mundur ke
belakang dalam pertempuran sengit. Padahal kalian sangat berambisi untuk
menangkap beliau, maka Allah memupuskan angan-angan kalian dan justru
mewujudkan harapan hamba-Nya Usamah agar meninggal sebagai syahid dan memetik
buah jihadnya yang lamanya lebih dari 3 dasawarsa.
Inilah akhir kehidupan yang
diangankan oleh setiap Mujahid dari Para Tentara Organisasi Jihad Al-Qaeda. Bahkan
seorang mujahid itu berangan-angan untuk Mati Syahid berulang kali, sebagaimana
yang diangankan oleh Rasul Sang Komandan Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda :
“Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, kalaulah bukan akan memberatkan umat Islam, niscaya Aku tidak akan
pernah tertinggal dibelakang setiap ekspansi sariyah yang berperang di jalan Allah
selamanya. Tetapi aku tidak memiliki kelebihan bekal untuk membawa serta
mereka, dan mereka juga tidak memiliki bekal dan mereka sangat terpukul / sedih
karena tertinggal dariku. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,
aku benar-benar ingin untuk berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh,
kemudian berperang, lalu terbunuh, kemudian berperang, lalu terbunuh”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah angan-angan Nabi kita yang
mulia, lalu mengapa hal itu tidak menjadi angan-angan setiap Muslim Mujahid
setelah beliau? Karena hal itulah mereka keluar, dan meninggalkan rumah,
keluarga, bisnis dan kerja mereka, maka apa yang bisa kalian petik selain
kerugian dan kehinaan? Sedangkan Syaikh Usamah telah meraih surga Al `Adn dan
keridhaan dari Allah –kami menyangkanya begitu, dan kami tidak menganggap suci
beliau dihadapan Allah–.
Kalian terlalu tergesa-gesa dalam
berhadapan dengan para pahlawan Al-Qaeda, dan kalian akan melihat hal yang akan
menjadikan anak kecil beruban dan menjadikan kalian lupa dengan tragedi dua
pertempuran di New York dan Washington, karena front-front perlawanan kali ini
sangat banyak dan berjauhan, dan berbagai serangan akan terjadi dengan sangat
mengejutkan dan akan datang kepada kalian tanpa kalian perkirakan. Maka,
bergembiralah dengan hal yang membuat kalian buruk dan lakukanlah persiapan
untuk menghadapi hal ini, karena dia akan datang dalam waktu dekat.
Adapun jika kalian mengira bahwa
pembunuhan Syeikh Al-Qaid Usamah akan melemahkan Organisasi Jihad Al-Qaeda,
maka kalian adalah salah dan tertipu. Kalian tidak paham tentang sunah dan
tabiat agama kami meskipun kalian telah membelanjakan milyaran dolar untuk
study dan lembaga kalian untuk berusaha memahami dan mengetahui rahasia-rahasia
dari agama kami yang lurus, dan meskipun kalian telah banyak melakukan
eksperimen yang kalian cobakan kepada komunitas jihady terutama Organisasi
Jihad Al-Qaeda. Tetapi kalian adalah kaum yang tidak faham dan tidak berakal.
Sebagaimana Islam akan semakin
kuat dan tersebar luas, para pembela dan pemeluknyapun juga semakin berlipat
ganda setelah kematian Nabinya yaitu Muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan setelah kematian Khalifah pertama yaitu Ash-Shiddiq –semoga Allah
meridhai beliau– serta para khalifah yang mati syahid yaitu Umar Al Faruq,
Utsman Sang Pemalu dan Ali yang Allah memuliakan wajahnya –semoga Allah meridhai
mereka semuanya-. Maka begitu juga Islam akan semakin kuat dan kokoh dalam
jiwa, setiap kali Pemimpin atau Komandannya gugur. Seolah-olah darah mereka
memberikan kekuatan defensive yang unik terhadap agama ini, dan seperti darah
baru yang mengalir di dalam tubuh umat ini atau seperti air berbarakah yang
menyirami tanaman Islam yang agung agar bisa mengakar di bumi dan tumbuh dengan
dedaunan nan rindang.
Keempat : Kepada kelompok “yang amat suka mendengarkan perkataan
mereka” (Munafiqun)
Wahai kalian orang-orang yang
memegang tongkat dari tengah, dan berdiri di tengah-tengah antara kelompok
kebenaran dan para pembela mereka dengan kelompok munafik dan kehinaan. Kalian
senantiasa butuh kepada orang yang akan mengingatkan kalian dengan berbagai
kewajiban kalian terhadap agama kalian. Sebentar saja kami mengabaikan kalian,
kami dapati kalian telah berubah haluan, meninggalkan barisan dan kalian bergabung
dengan para penggembos .
“Sedang di antara kamu ada
orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka”. (QS. At-Taubah : 47)
Kami juga melihat kalian selalu
mengulang-ulang syubhat-syubhat mereka tanpa faham dan sadar. Kalian sangat
tidak faham dengan sunah-sunah Allah dalam da`wah dan pertempuran melawan
kebatilan. Perbuatan kalian seolah mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh
Bani Isroil kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam :
“Mereka berkata : Kami telah
disakiti sejak sebelum kalian datang kepada kami maupun setelahnya”. (QS. Al-A`raf : 129)
Ini adalah sikap terselubung dan
berulang-ulang, seolah-olah jiwa jenis ini sudah kerasukan setan dan tumbuh
diatas kehinaan, keluh kesah dan tidak mampu memikul beban di jalan Allah. Jiwa
ini berharap bahwa Allah Ta`ala akan memberinya surga di dunia dan akherat
tanpa harus mempersembahkan harga terkecil untuk meraihnya.
Sampai kapan kalian akan marah terhadap
peristiwa yang terjadi…?
Kalian hanya bisa mencela para
Mujahidin akibat kehinaan dan kegelapan yang kalian alami…?
Belum tibakah saatnya kalian
menentukan pilihan untuk berpindah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu untuk
beriltizam (komitmen) dan memikul tanggung jawab…?
Bukankah kalian adalah bagian
dari umat ini yang telah memutuskan untuk bangkit mengembalikan kemuliaannya
yang terampas…?
Sampai kapan kalian akan tetap
melakukan demonstrasi, sedangkan senjata berada di tangan-tangan para musuh
kita. Mereka memanfaatkan dan berlindung di belakang kalian dalam perang sengit
melawan para Mujahidin…???
Rasa kehilangan kami terhadap
pemimpin kami adalah sumber energi dan ilham bagi kami untuk melanjutkan jalan
dan lebih banyak berkorban untuk membebaskan jiwa kami dan kalian bersama kami,
demi untuk mengusir para penjajah dari Negara-negara kita dan mengeluarkan
mereka dari rumah-rumah kita, sebagaimana mereka juga berupaya untuk mengusir
kita dan memurtadkan kita dari agama kita dengan segala sarana yang
memungkinkan.
Apakah kalian ridha menjadi
pembela mereka untuk menyerang kami dan kalian menusuk saudara kalian dari
belakang, sehingga merugilah dunia dan akherat kalian…? Padahal kalau kalian mau
berdiri di samping saudara-saudara kalian, kalian tutup telinga kalian dari
mendengarkan berita-berita dari Musuh dan penggembosan mereka kepada kalian,
niscaya kalian telah turut andil dalam aksi kebangkitan dan perang kemerdekaan
meskipun hanya dengan lisan, hati dan seruan kalian, dan kalian akan berjaya
dengan ridha Allah pada hari kiamat.
Sungguh, para pemimpin kami
–terutama komandan kami Abu Abdillah Usamah -semoga Allah menerima beliau--
tidak lain adalah manusia biasa dan tentara yang Allah utus untuk melaksanakan
kewajiban yaitu mengeluarkan manusia dari peribadahan kepada manusia menuju
peribadahan kepada Rabbnya manusia (Allah). Ajal mereka sudah diketahui, dan
usaha mereka sangat terbatas serta mereka tidak ditentukan untuk kekal di dunia
ini.
Jika mereka hidup, maka mereka
hidup untuk Allah dan agama. Jika mereka mati, maka mereka mati di jalan Rabbul
`Alamin. Perjalanan jihad tidak akan pernah berhenti dengan kematian mereka,
dan dengan daya dan kekuatan Allah tidak akan diselewengkan. Ini adalah karunia
dari berkah darah para komandan tersebut dan keikhlasan mereka kepada Allah
`Azza wa Jalla.
Demikianlah, kami memuji Allah
atas nikmat-nikmat-Nya yang zhahir dan yang batin. Kami juga bersabar dengan
ujiannya baik yang kecil maupun yang besar. Kami juga memohon kepada Allah
Subahanah agar menganugerahkan kepada kita keikhlasan dalam ucapan dan amalan,
tetap teguh dan istiqamah di atas perintah-Nya, menganugerahkan Syahadah kepada
kami di jalan-Nya dan bergabung dengan para kekasih Muhammad dan para Sahabat
beliau. Dan semoga Allah juga menerima amal dan kesyahidan komadan kami,
pemimpin kami, singa Islam Usamah dan seluruh syuhada` kami hingga hari kiamat.
Ditulis sebagai pembelaan
terhadap wali-wali Allah dan membuat para musuh-Nya marah..
Ditulis oleh : Abu Sa'ad Al-'Amily
Ditulis oleh : Abu Sa'ad Al-'Amily
Tidak ada komentar:
Posting Komentar