Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan dan memohon ampunan dan hanya kepada-Nya kita berlindung dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang Allah berikan hidayah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang bisa memberikannya hidayah. Aku bersaksi tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, tiada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan Rasul-Nya.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ (١٠٢)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran : 102)
Dan firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا (١)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’: 1)
Dan firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا (٧٠)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا (٧١)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab : 70-71)
Amma ba’du:
Dalam muqaddimah ini sangat penting bagiku untuk menjawab tiga pertanyaan berkaitan erat dengan kitab ini: Siapa yang menulisnya? Mengapa kitab ini ditulis? Untuk siapa kitab ini ditulis?
Adapun yang menulis kitab ini adalah seorang lelaki yang menganggap dirinya berafiliasi (memiliki hubungan) kepada para mujahidin. Ia punya hubungan dekat dengan mereka. Ia mengharap untuk bisa menghabiskan sisa umurnya dalam rangka membantu urusan Islam menjalani peperangan seru melawan para thaghut perang salib baru.
Kitab ini ditulis sementara ia dalam kondisi sebagai orang yang sedang diburu dan menjadi TO (Target Operasi) para thaghut tersebut. Akan tetapi meskipun demikian ---dengan karunia dari Allah--- ia masih bisa merasakan nikmat yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara mensyukurinya. Nikmat itu adalah nikmat kemuliaan untuk menghadapi musuh-musuh yang sangat rakus dan serakah, yang tidak rela seorang pun melainkan harus menjadi orang yang hina, taat dan tunduk kepada mereka.
Adapun mengapa kitab ini ditulis? Mengapa harus ditulis dalam waktu-waktu seperti ini? Apa manfaaat yang bisa dipetik dari membacanya? Apa yang mungkin bisa ditambahkan di tengah derasnya arus kitab-kitab yang terbit setiap harinya? Jawaban pertanyaan-pertanyaan itu sebagai berikut.
Kitab ini ditulis sebagai usaha menghidupkan kesadaran umat Islam mengenai peranan, kewajiban dan beban yang ada pada diri mereka. Juga untuk menyadarkan urgensi peranan mereka, sejauh mana permusuhan para neo salibis kepada mereka dan urgensi memahami permusuhan tersebut agar bisa menjadi pemisah antara orang-orang yang menjadi musuh dan orang-orang yang menjadi wali.
Kitab ini ditulis pada saat ketika para salibis telah mulai menggunakan senjata baru (namun sebenarnya merupakan lama) dalam perang yang sedang berkecamuk ini. Senjata tersebut adalah menghilangkan pembatas antara wali-wali Allah dan musuh-musuh-Nya, dan menghilangkan perbedaan-perbedaan antara hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang diwajibkan. Juga, mengkaburkan rambu-rambu target yang telah ditentukan dan diincar, serta menyamakan antara keteguhan, kesabaran dan kekokohan dengan menyerah, tawar menawar dan kemunduran.
Kita harus berani mengakui, bahwa usaha-usaha tersebut benar-benar telah sukses mengobrak-abrik barisan kita. Juga telah berhasil menarik sejumlah nama-nama yang menyilaukan diantara anggota kita. Ditambah lagi musuh-musuh kita telah memiliki pasukan yang telah direkrut untuk membantu kepentingan mereka dari golongan para pemalsu tulisan, penjual prinsip perjuangan dan penjual fatwa.
Kitab ini ditulis pada waktu yang seperti sekarang ini, untuk mengingatkan putera umat Islam yang sedang bergoncang, bahwa mereka telah menempuh jarak yang cukup jauh menuju jalan kemenangan. Gerakan mereka telah mengalami lompatan yang cukup jauh pada dua dekade terakhir, mereka telah berhasil meraih banyak hasil yang menguntungkan dalam sejarah mereka yang belum lama berlalu. Dan gerakan Islam (gerakan Islam) secara umum ---khususnya gerakan jihad---, nafas mereka telah mengambil alih sebidang area di bawah matahari dengan pengorbanan darah para putera mereka, siksaan yang mereka terima dan keterasingan yang mereka rasakan.
Kitab ini ditulis sebagai peringatan yang kami tujukan kepada kekuatan kejahatan yang selalu menunggu kekalahan umat ini. Kami serukan bahwa umat ini tengah melangkah mewujudkan kekalahan kalian, wahai kekuatan kejahatan, hari demi hari tak pernah berhenti. Usaha umat ini untuk melaksanakan hukum qishash kepada kalian hampir bisa diwujudkan, meski jalannya selangkah demi selangkah.
Perang yang kalian lakukan melawan umat ini adalah perang yang sudah jelas hasil akhirnya, yakni kekalahan kalian. Semua usaha keras yang kalian tempuh tidak lebih hanya sekedar usaha-usaha yang hanya menunda kemenangan umat Islam --bukan menghalangi kemenangan ini--. Cukuplah bagi kalian bahwa usaha-usaha itu justru akan membuat kalian mengalami kekalahan.
Kitab ini ditulis untuk memberikan cahaya kepada fase baru dalam jihad umat Islam yang terus berlangsung tanpa terhenti sesaat pun sejak Allah menciptakan makhluk-Nya sampai Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri yang akan mewarisi bumi ini dan segenap isinya. Fase ini adalah fase perang global; karena kekuatan kafir telah bersatu untuk melawan para mujahidin, maka para mujahidin pun harus bersatu untuk menghadapinya.
Pada hari ini, peperangan tidak mungkin dilakukan hanya dalam skala regional tanpa mempertimbangkan musuh yang sudah mengglobal (dari kekuatan kafir seluruh dunia) Allah Ta’ala berfirman :
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (٣٦)
“Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36)
Juga, tidak mungkin melakukan perang secara global tanpa melihat kepada pentingnya kemenangan-kemengan pada skala regional. Dengan bermodalkan kesadaran ini, para mujahidin harus menerjuni peperangan yang berlangsung tanpa henti, sehingga mereka bisa merasa tenang menuju janji Rabb mereka, puas dengan keadilan urusan mereka, percaya akan kejelasan hak mereka dan terus berusaha keras dalam rangka mencapai tujuan-tujuan mereka dengan pertolongan, bantuan dan dukungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُوْنَ الْأَحْزَابَ قَالُوْا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُوْلُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلاَّ إِيْمَانًا وَتَسْلِيْمًا (٢٢) مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلاً (٢٣)
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)” (QS. Al-Ahzaab: 22-23)
Saat-saat ini, para mujahidin sedang bergembira dengan keistimewaan yang dirasakan. Para mujahidin adalah orang yang paling banyak menerima kezhaliman namun mereka tetap percaya dengan kemampuan Rabb mereka yang akan selalu memberi pertolongan dengan kekuatan-Nya. Sampai keadaan menjadi berbalik dari yang sebelumnya mereka terpencar-pencar tidak memiliki apapun kecuali sedikit dan tidak mengetahui apapun kecuali hanya sedikit, menjadi suatu kekuatan yang ditakuti. Kekuatan yang selalu mengancam kestabilan sistem dunia baru. Mereka mampu menghimpun antara kepercayaan terhadap berita dari wahyu yang pasti benar adanya sehingga mereka merasa tenang, dan dukungan yang terlihat dari kondisi realita sebenarnya. Sungguh, benarlah Al-Baaruudy ketika mengatakan :
Kadangkala suatu urusan menjadi beres setelah sebelumnya tidak beres
Kesalahan para pendahulu bisa membangkitkan semangat seseorang
Aku berharap kepada Allah, harapanku akan hidup kembali
Hingga wajah menyinarkan rona harapan, tersenyum berseri-seri
Melalui kitab kecil ini, aku berusaha mentransfer sekelumit dari segudang pengalaman para mujahidin dan perang mereka yang masih berkobar, khususnya perang untuk menegakkan dienul Islam di Mesir, merujuk dokumen-dokumen yang selama ini dirahasiakan yang seolah selalu membisu, namun sebenarnya masih memiliki suara walaupun hanya lamat-lamat, dan masih memiliki denyut mekipun sangat lemah. Sebuah dokumen yang mengalir dan menyebar ke tengah umat ini laksana menyebarnya cahaya fajar yang baru muncul di ujung malam yang hampir pergi. Juga laksana aliran darah yang mengalir pada urat-urat dalam tubuh manusia.
Aku tulis kitab ini dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah --karena Dialah sebaik-baik Penolong--. Aku percaya, dengan ijin Allah, bahwa perkataanku ini akan menemukan orang-orang yang mau menerimanya dengan penuh kerelaan dari kalangan generasi muda pejuang Islam; generasi muda mujahid yang selalu merasa gelisah karena kerinduannya untuk segera membela agama ini dan berlomba-lomba dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi untuk menggapai keridhaan Rabb mereka dan kesuksesan meraih syahadah (mati syahid) di jalan-Nya.
Aku tulis kitab ini di zaman kebanyakan orang hanya bisa berbicara dan sedikit orang yang mau beramal. Akan tetapi saya berharap bisa menulisnya dengan diberikan keikhlasan dan ketulusan sebagaimana dalam pepatah Arab, “Tangisan sedih ibu yang kehilangan anaknya tidaklah seperti tangisan perempuan bayaran,” artinya perumpamaan untuk membedakan mana yang tulus dan tidak. Aku berharap, sudara-saudaraku bisa mendapatkan sesuatu yang dapat membantu mereka untuk menambah pengorbanan dan bantuan dalam usaha memenangkan agama Allah dan membela panji Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Aku tulis kitab ini di waktu perlawanan umat Islam semakin meningkat menghadapi musuh-musuhnya dan permusuhan musuh-musuhnya juga semakin meningkat terhadapnya. Dengan kitab ini aku ingin menjelaskan beberapa rambu huru-hara yang masih berlangsung ini. Aku juga ingin memberi peringatan kepada para pembaca terhadap bahaya musuh-musuh Islam yang sangat nampak dan begitu nyata, agar jangan sampai para pembegal menghalang-halangi para pembaca dalam meniti jalannya menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Benarlah Al-Mutanabbi ketika mengatakan:
Di belakang punggungmu ada “Romawi lain” selain bangsa Romawi sebenarnya.
Sekarang, engkau mau berperang melawan yang mana?
Aku tulis kitab ini untuk memberi kabar gembira dengan pertolongan Allah yang segera datang, yang hampir-hampir aku melihatnya dengan sangat jelas di ufuk dalam jarak yang sangat dekat, yang sedang menunggu kehendak Rabb-nya untuk menampakkan diri dan sedang menunggu izin Penciptanya untuk segera terbit. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (٢١٤)
“Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Kitab ini juga aku tulis untuk menunaikan amanah kepada generasi kami dan generasi-generasi berikutnya. Karena, barangkali aku tidak akan mempunyai kesempatan lagi untuk menulis di tengah kondisi yang sangat mencemaskan dan keadaan yang selalu berubah setiap saat. Sebagaimana perkataan Al-Mutanabbi :
Terasing dari kawan di setiap negara
Jika tuntutan semakin besar maka sedikit orang yang akan membantu
Pula, untuk melaksanakan kewajiban menyampaikan yang diperintahkan Allah Ta’ala :
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ (١٨٧)
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.” (QS. Ali Imran: 187)
Dan firman Allah Ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)
Serta demi mengamalkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Semoga Allah menjadikan wajah seseorang bercahaya ketika ia mendengar perkataanku, lalu ia memahaminya kemudian menyampaikannya sebagaimana ia mendengarkannya. Barangkali orang yang menyampaikan lebih paham daripada orang yang mendengarkan, dan barangkali orang yang membawa pemahaman akan menyampaikan kepada orang yang lebih paham dari dirinya.”
Aku sangat ingin mengatakan semua apa yang ingin aku katakan tanpa bermaksud sedikitpun untuk mencari muka dan mengecoh, karena aku telah berjanji kepada Rabbku, jangan sampai diriku menjadi orang yang terlambat dalam membela agama-Nya.
Hal itu sebagai wujud rasa syukurku atas limpahan nikmat yang Allah Ta’ala, juga sebagai perwujudan uangkapan pujianku atas keutamaan-Nya yang merata dan bisa dirasakan segenap makhluknya, serta sebagai bentuk usaha nyata dalam rangka meraih keridhaan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
قَالَ رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِلْمُجْرِمِينَ (١٧)
“Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaKu, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa."” (QS. Al-Qashash: 17)
Sungguh kan kuperangi selain-Mu dan selama Engkau beri aku umur …
Dan sungguh kan kujadikan perang terhadap mereka terus menerus …
Dan kan kucabik-cabik kulit mereka dengan lisan ini …
Aku selalu memohon kepada Allah Rabbku yang Maha Kuasa atas segala sesuatu untuk selalu menolongku dalam merealisasikannya dan memberikan pahala atas usaha tersebut.
Adapun untuk siapa kitab ini ditulis? Kitab ini kutulis supaya dapat dibaca oleh dua kelompok sebagi berikut: Pertama, umat Islam yang terpelajar dan para intelektual; Kedua, para putera Islam dari kalangan mujahidin.
Karena alasan itulah, aku sangat berkeinginan supaya kitab ini bisa jelas dan mudah dipahami. Aku tidak menggunakan metodologi penulisan dan pengambilan dalil para pakar yang njlimet, aku landaskan pada fakta realita sebenarnya yang memiliki kekutan tersendiri dalam mempengaruhi jiwa orang yang membacanya, serta aku dasarkan pada keahlian yang ada dalam fitrah setiap orang yang berfungsi untuk membedakan kebenaran dan kebatilan.
Dalam kitab ini, aku menyampaikan nasihatku kepada para pembaca dengan semampuku. Aku juga berusaha untuk berbicara kepada mereka dengan penuh kejujuran dan terus terang, supaya perkataan bisa menembus ke dalam lubuk hati mereka, bisa dipahami akal mereka, bisa berinteraksi dengan perasaan mereka dan bisa menggetarkan hati nurani mereka.
Kitab ini bukan aku tujukan untuk para pakar yang berada di pusat-pusat studi dan penelitian. Juga bukan untuk orang-orang yang hanya mencari hiburan, bersikap berlebih-lebihan (tanaththu’) dan orang-orang yang telah tumbang di kancah perjuangan. Serta bukan untuk para kritikus dan orang-orang yang hanya duduk-duduk berpangku tangan tidak berjihad, dan bukan juga untuk para wartawan dan orang-orang yang hanya mencari harta dengan membaca kitab ini.
Akan tetapi, kitab ini ditulis bagi orang-orang yang suka berkorban, para dermawan, orang-orang yang tulus, setia dan memiliki harga diri serta kemuliaan. Juga untuk orang-orang yang berhijrah menuju Rabb mereka dengan meniggalkan dunia di belakang mereka untuk mendapatkan kemenangan Islam pada masa yang akan datang --dengan izin Allah--.
Kitab ini ditulis bagi orang-orang yang mau maju berkorban dengan penuh ketenangan, berlomba-lomba mempersembahkan pengorbanan dan tidak mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari siapa pun.
Kitab ini ditulis bagi para kekasih pemilik kemuliaan, yang jasad mereka terkoyak peluru-peluru kezhaliman dan kesewenang-wenangan. Leher-leher mereka digantung di tiang gantungan para boneka dan pengkhianat. Tubuh-tubuh mereka dicambuk dengan cambuk orang-orang munafik dan para oportunis, dan diri mereka dilemparkan dalam gelapnya penjara orang-orang murtad dengan kemurtadan model baru.
Kitab ini kupersembahkan kepada orang-orang yang darah mereka menjadi korban akibat fatwa-fatwa para munafikun. Kehormatan mereka dikotori akibat ulah para ulama penguasa yang rela menjual kemuliaan mereka kepada orang-orang yang berjiwa rakus demi mendapatkan gaji, pinjaman, visa, kedudukan dan berbagai gelar.
Kepada orang-orang yang tidak akan engkau dapatkan dalam kantor-kantor majelis fatwa, kementerian wakaf, surat kabar munafik, partai-partai pemalsu dan tempat-tempat mesum. Akan tetapi engkau akan menemukan mereka dalam halaqah-halaqah (majelis) ilmu yang bermanfaat, jamaah-jamaah kaum muslimin, tepi-tepi desa, kepadatan kota, penjara-penjara penguasa zhalim, ruang-ruang pengadilan militer, tempat-tempat pembantaian aparat keamanan Yahudi, tempat-tempat berjaga para mujahidin dan tempat-tempat ribath. Orang-orang yang selalu bersabar dan menguatkan kesabaran, belajar dan mengajar, berdakwah dan beri’dad (melakukan persiapan untuk berjihad) serta selalu bergerak membawa agama ini di atas jalan dakwah dan jihad. Allah Ta’ala berfirman :
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (١٤٦)
“Dan berapa banyaknya Nabi, yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh) Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)
Kepada mereka semua kutulis kitab ini. Insya Allah, mereka adalah orang yang paling bahagia dengan adanya kitab ini dan akan menjadi orang yang paling banyak mengambil manfaat dari kandungan isinya.
Dan aku adalah orang yang paling bahagia ketika mereka mau membaca kitab ini dan banyak mengambil faidah darinya, insya Allah. Juga ketika mereka mau menasihatiku saat mereka menemukan kesalahan serta mereka mau mendukungku saat mereka menemukan kebenaran di dalamnya.
Adapun alasan mengapa kitab ini tidak ditulis untuk tujuan itu, karena kitab ini pada hakikatnya merupakan risalah dari sang penulis kepada umatnya. Bukan sebagaimana yang banyak diharapkan para pembaca yang mulia, meskipun di dalamnya mengandung suatu cerita sejarah atau suatu analisa.
Adapun alasan mengapa penulisnya merasa tidak cukup mampu untuk memenuhi harapan para pembaca dikarenakan beberapa sebab. Diantaranya, bahwa penulis tidak dalam keadaan yang nyaman yang memungkinkan untuk mampu mengumpulkan berbagai dokumen dan bukti-bukti penting untuk menulis tulisan semacam ini. Penulis tidak memiliki selain persaksiannya sendiri terhadap sedikit dokumen dan sumber-sumber rujukan. Bahkan persaksian inipun tidak mungkin dikemukakan dengan rinci, karena mayoritas para pahlawan pelaku sejarahnya masih berada di tengah-tengah medan perang, dan mayoritas kejadiannya juga masih berkait dan berpengaruh pada apa yang terjadi di medan perang saat ini. Maka aku berharap agar para pembaca sudi menerima kitab ini dengan segala keterbatasannya. Cukuplah dengan kondisi semacam itu bisa tepat kepada sasaran dan bisa sukses sebagaimana harapan penulis.
Terakhir, ini adalah kitab yang dipersembahkan penulisnya yang sedang dalam kondisi terasing, berhijrah dan menjadi buruan, kepada saudara-saudaranya dari para muhajirin dan mujahidin, dengan maksud untuk menguatkan mereka, mengokohkan azam (keinginan kuat) mereka dan mengingatkan mereka akan rahmat Allah yang amat luas serta jalan keluar yang segera datang dalam waktu dekat. Untuk itulah kitab ini ditulis dan dalam koridor tujuan itulah seharusnya dibaca.
Apabila ada kebaikan maka itu berasal dari taufiq (bimbingan) dan anugerah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, apabila ada kesalahan maka itu berasal dari diriku dan dari setan. Allah Ta’ala berfirman :
إِنْ أُرِيدُ إِلا الإصْلاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ (٨٨)
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan, selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Huud : 88)
Akhir do’a kami, segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta.
Penulis,
Dr. Aiman Azh-Zhawahiri
Amir Tanzhim Al-Qaeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar